...C 20....

Kita, masing-masing punya rumah. dia berupa tempat yang menunggumu untuk selalu kembali. Rumah merangkai satu menjadi banyak kisah apalgi jika kamu tidak sendiri di dalmnya. Puisi ini, tiba-tiba kutemukan saat asyik membongkar folder-folder lama.tulisan ini menyebut banyak nama dan banyak kisah. mungkin kita semua punya persepsi yang berbeda saat itu, namun...mari kita melihatnya dari kaca mata sekarang...kisah ini menjadi begitu berwarna..ini puisinya...

Telah hampir melewati 365 hari

Rumah yang kerap kali kotor..
Berantakan...
Bau...
Penuh sampah....


Halaman yang sesekali bersih...
Tapi lebih sering tidak karuan...
Dipenuhi daun-daun, dan sampah...
sampah anorganik yang mengganggu...


Ruang tamu yang hanya dilirik di bulan-bulan pertama
Dijadikan tempat sepatu
Yang jarang tersentuh sapu


Ruang tengah yang jadi sasaran empuk untuk menjamu tamu,
Untuk biskal...
Untuk melepas lelah..
Bahkan untuk menumpuk sampah...
Menumpuk kardus-kardus yang isinya entah masih berguna atau tidak..
Membiarkan kasur-kasur telentang yang siap ditelanjangi...
Mengacuhkan barang-barang yang berserakan...
Untuk beberapa episode poem night...

Meja dispenser yang juga tak pernah bersih...,
Sisa-sisa kopi,, ampas teh..
Sisa-sisa lauk..tempe mba Sun...
Pembungkus Indomie dan bumbunya yang berserakan
Gula yang selalu ditemani semut hitam yang banyak dan terkadang menjijikkan..
Galon yang sering kami biarkan kosong...

Dapur...
Dapur yang tidak pernah kelihatan nyaman untuk ditempati berkreasi..
Dapur yang selalu basah karena mesin pompa yang bocor
yang piring-piringnya bertumpuk
Dan tak jarang beraroma ”tai”
Kompor minyak tanah yang tak pernah tersentuh kain lap..hitam...
Rak piring yang kelihatan tidak rapi...

WC yang airnya jarang mengalir...,
lampunya mati.., penuh sarang laba-laba..
jorok tapi tetap terpakai....

bangunan yang kami sebut rumah...,

kami...
Anca yang memecahkan rekor penghuni terajin..,
paling sering menyapu halaman

bahkan walau pinggangnya sudah patah sekalipun.,
yang susah jika melihat kamarnya tidak nyaman..
yang selalu setia..bersama kekasihnya..
A. Nur....

Untuk ignas, yang menikmati rumah di 3 bulan pertama..
Yang memilih untuk tidak lagi pernah pulang
Yang sering mengeluh karena kamarnya yang tidak bersih...
Yang menunggu kepastian dari Sang Anugrah yang fotonya masih terpajang di kamar

Untuk ewing..., yang selalu menjadi junior...
Yang berusaha membuat kamarnya harum..
Tapi tetap saja busuk...

Untuk mas Dodik yang memanage dirinya dengan tidak bagus
Baju kotor yang berserakan..dan buku yang tidak tertata
Tapi selalu kelihatan modis dan parlente...
Untuk wawan yang hanya sedikit mencicipi kenyamanan rumah..
Yang pikirannya selalu terbebani..
Karena ”kesialan-kesialan” nya
Untuk komrad yang ditempati berbagi keluhan......
Tentang rumah... kamar...masa depan...

Hampir 365 hari....
Berbagi uang... makanan...teh...kopi...
Kebahagiaan..kesedihan..kemarahan...kebosanan....
Bersama..Andi, K accul, K kasim. K Jez, Lande, Acong, Nurda, Aswin, Awal, Ridho, Arfan, Vina, Maidah, Tia., Arkam, Ani....
Dan dengan mereka yang selalu menganggap bangunan ini rumah
Yang tepat untuk dijadikan tempat pulang...
Yang tepat untuk dijadikan tempat belajar...
Dan kita akan memberinya ujung...

Dan terakhir...
untuk kamar yang telah menciptakan ribuan bait puisi...
yang mengajari akan pentingnya .....CINTA...

25 desember 06...
Mereka menyebutnya NATAL....


_ibunya Mahatma_

Komentar

  1. ***/

    Rumah

    Kemanapun kaki melangkah adalah pulang
    Sebab, hatiku adalah rumahku.

    ***/

    Membaca postingan ini, saya tenggelam dalam kubangan kenangan. Menjumpai orang-orang yang datang dari masa lalu.
    Saya yakin bahwa masa lalu tak pernah berlalu di C20. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer