…3 kata ampuh untuk maha….

Pagi, langit di sini tiba-tiba bergemuruh memberi signal bahwa mungkin panas beberapa hari terakhir ini akan diguyur hujan lebat. Tapi, akhir pekan ini tubuhku malah tidak merasakan panas. Bukan karena aku sedang menikmati dingin di puncak mana….tapi tubuhku menuntut istirahat terserang dingin dan demam bergantian. Tapi..pagi ini…, Senin aku bagun dengan semangat bercerita walau rasa pening masih terasa di kepalaku dan nyeri masih singgah di beberapa bagian tubuhku. Kuharap, cerita ini bisa membuatku lebih bersemangat, tentunya cerita tentang jagoan kecilku yang saat ini masih terlelap, sesekali berguling di kasur kesayangannya.
Dalam beberapa budaya local, ada beberapa hal penting yang mewujud dalam kata yang harus ditanamkan pada seseorang. Aku dan mungkin banyak orang sepakat, ada tiga kata yang ampuh yang jika dipahami dan digunakan dengan baik, maka hubungan dengan sekitarmu, sesama manusia akan berjalan sebagaimana mestinya. Nah! 3 kata ini adalah kata terima kasih, tolong, dan maaf. Kata-kata ini telah kami ajarkan pada mahatma sejak dini. Sejak ia belum bisa berkata apa. Sejak ia hanya bisa tersenyum dan menangis, Misalnya, saat tubuhnya kupijiti dan ia merasa geli atau sakit, aku dengan spontan akan berkata “ maaf nak..”, saat ia sudah berjalan dan sudah senang dan merasa berharga saat disuruh mengambilkan sesuatu, kami pasti akan memulainya dengan kata “ tolong…” dan kami akhiri dengan kata “terima kasih”.
Sejak maha telah pandai berceloteh. Ia pun telah pandai berterima kasih , Ia mengucapkan “thank you” saat aku atau siapapun membuatkan susu untuknya, ia juga berterima kasih saat ia telah menyanyikan sebuah lagu dan menurutnya kami sebgai penonton telah berapresiasi terhadap suguhannya. Dan saat-saat begitu, ia selalu kedengaran lucu. Kata terima kasih selalu disambungkan denngan lagunya tanpa jeda. Misalnya..kemarin-kemarin ini dia punya lagu baru yang di hapalkan lagu Bukan Supermannya LuckyLaki, ….”haru slalu kuat..harus selalu tangguh..terimakasih” sambil menundukkan kepalanya seolah merasa betul-betul dihargai atas apa yang ia lakukan.
Kata tolong..biasanya maha lakukan sebagai senjata, saat ia menginginkan sesuatu. Biasanya, jika menginginkan sesuatu dan kami tidak membolehkannya, maha akan meminta dengan keras bahkan dengan tangis ala memaksa. Tapi..jika ia seperti itu, aku tidak akan memenuhi pintanya. Aku hanya terdiam, menunggunya untuk meredakan tangis. Setelah tangisnya reda, aku memintanya untuk meminta secara baik baik…untuk insiden ini, pada mulanya jika kusuruh seperti itu, dia akan bilang “ minta baik-baik ibu”..tapi lama kelamaan maha mengerti kalau minta baik-baik itu bukan kata tapi cara. Akhirnya ia mulai meminta dengan suara rendah dengan kata “tolong” tentunya.
Kata “maaf”…adalah kata yang jarang ia ucapkan. Maha memang jarang membuat ulah yang mengharuskan ia meminta maaf, tapi jika harus. aku terkadang memaksanya. Kata maaf yang lain, masih sama menurutku adalah kata permisi, dalam bahasa Bugis Makassar, kami mengatakan “tabe’… maha juga sudah sering menggunakannya, lucunya, ia sering sengaja lewat di tempat yang sempit, hanya untuk mengulang kata-kata itu. misalnya, di barisan shaf saat kita sedang berjamaah.., ia jalan mondar-mandir dan mengulang kata “tabe’..berkali-kali.
Semalam..saat shalat magrib, sayup-sayup aku mndengarnya meminta susu coklat di kulkas. Mama memberikannya tentunya dibagi dengan dede Aira, kutahu mereka sedang berjalan ke arahku dengan meneteng masing-masing segelas susu. Tiba-tiba kudengar suara. Aku tahu ada yang terjatuh. Tiba-tiba maha berteriak
“tolooooooooong…toloooooooong….”aku berpikir untuk menghentikan shalat, tapi tak kudengar tangis. Shalat kulanjutkan. Dan maha berteriak lagi
“toloooooooooooooong….toloooooooooong.” mama dan mami Heri kutahu tidak mendengarnya karena sedang beraktivitas di bawah. Terpaksa, shalat kupergegas. Setelah salam,
“tolooong…ada yang tumpah”…hm…aku menggeleng tertawa. Shalat kuselesaikan dengan cepat-cepat pula, ternyata teriakan tolongnya hanya karena ade’nya menumpahkan susu di karpet. Aku bahkan berpikir, maha terjatuh, dan sesuatu mendindihnya, hingga tidak bisa menangis. Karena teriakan tolongnya begitu kencang. Saat kuceritakan pada mami. Ternyata sore tadi maha juga melakukan hal yang sama saat mereka berdua bermain di kamar.
“tolooooong…ada yang bera’…………….” Hehehehhee……..maha..maha..dan ia teriak dengan sangat histeris.
Betul anakku! Berterimakasilah pada seseorang, itu bukan hanya cara untuk menghargai apresiasi orang lain terhadapmu tapi itu juga caramu menghargai diri sendri. Ucapkanlah maaf, permisi, tabe’…karena kebebasanmu sesungguhnya terkai dengan kebebasan orang lain, keinginanmu sesungguhnya punya konektivitas dengan keinginan orang lain, dan katakanlah tolong..saat kamu merasa bahwa dirimu membutuhkan seseorang. Tapi, ingat jangan mengatakannya terlalu sering apalagi untuk hal-hal kecil dan dengan suara yang melingking karena itu sering membuat jantung kami berdegup kencang. Tiga kata ini, jika kamu gunakan sebaik mungkin, akan membawa jalan kebaikan untukmu dan untuk orang di sekitarmu. Tapi, tetap ingat..kata-kata itu bukan serta merta mengizinkanmu untuk bermuka dua, untuk menjilat, untuk menjadi kacung atas orang lain..tapi sebagai senjata ampuh untuk menentukan jati dirimu di hadapan orang lain. Tumbuhlah besar, kuat, dan sehat……love you always…

Ibumaha_24 Oktober 2011
..hujan masih terlalu pelit…

Komentar

Postingan Populer