Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Jangan Berhenti di 15!

Sepertinya setiap orang pernah merasakan turning point dalam banyak bentuk dan peristiwa yang kemudian mengubahnya menjadi lebih baik atau menjadi sesuatu yang baru dalam makna yang baik. Konteks menjadi sesuatu yang baru tak melulu dalam hal yang besar-besar dalam hal spiritualitas misalnya. Perubahan tersebut bisa saja sepele bagi kita yang melihatnya. Tapi bagi yang merasakan, itu bisa jadi hal besar dalam hidupnya. Dan mungkin begitu yang dirasakan kakak maha awal Januari tahun lalu. Saat itu, Ibunya menawarinya untuk mengikuti sebuah program perkampungan Inggris yang diadakan oleh mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muslim Indonesia. Kegiatan ini rutin mereka lakukan setiap tahun sejak Puang Nanang masih berstatus mahasiswa di Prodi tersebut setahun sebelum Reformasi meletus. Bahkan Ibunya maha juga pernah mengikuti program tersebut saat ia masih duduk di bangku SMP kalau tak salah. Kegiatan ini dilaksanakan di Asrama Haji Sudiang. Dan target pesertanya tentu adalah maha

Postingan Terbaru

Dari Ma’had ke Ma’had: Catatan Perjalanan Dua Hari di Bone dan Sengkang (Bagian 2)

Dari Ma’had ke Ma’had: Catatan Perjalanan Dua Hari di Bone dan Sengkang (Bagian 1)

Majelis Lidah Berduri dan Konser Pertama Bersama Kakak Maha

Menonton Jatuh Cinta Seperti di Film-FIlm

Hasta La Vista, Pak Riza

Hari Guru, Pagi di Baloa dan Malapetaka Karimun Hitam

Album FSTVLST II dan Kekhawatiran yang Tak Beralasan