Tidak ada mimpi yang bisa kamu beli di “Reply 1988”...
Saya adalah penikmat film. Termasuk film Korea. Entahlah. Siapa
yang tidak? Hehehe. Saya pernah membahas tentang film korea tapi tidak pernah
merujuk pada satu film tertentu. Saya, khususnya jatuh cinta atau tepatnya terlena
dan terbuai dengan suguhan-suguhan dari belahan Asia yang lain di sana, sejak
demam F4 melanda hampir semua remaja perempuan di bangsa ini. Setelah itu, saya jeda menonton semua jenis film Korea hingga saya punya satu anak. Mencicipi
drama Korea menjadi salah satu me time di ujung malam.
Apa yang membuat drama Korea atau film Korea menjadi
digandrungi, padahal ide besarnya adalah ide seputaran cinta. Sama dengan
serial drama di negara kita. Sepasang kekasih, kaya miskin yang diperjuangkan,
sedikit banyaknya tidak akan lari dari tema itu. Actor dan aktris yang gagah,cantik,
rupawan,mempesona. Dan banyak pujian lain
yang bisa mewakilinya. Saya kira aktor dan aktris Indonesia tidak kalah
rupawannya.
Tapi, film Korea dikemas dengan sangat serius. Banyak film
atau sinetron Indonesia yang mengadaptasi
film dari Korea tapi sedikit dari mereka yng berhasil, atau mungkin tidak ada. Betul,
bahwa drama Korea menjual mimpi. Mimpi-mimpi banyak orang yang ingin
mendapatkan, merasakan atau diperlakukan seperti para pecinta di Korea
memperlakukan perempuan yang diinginkannya. Lalu seputaran kisah cinta itu, diperkaya
dengan ide cerita yang total. Semisal, jika dia seorang dokter, kamu akan
mendapatkan banyak informasi pasal kedokteran dalam film itu. Kamu bisa
mendapatkan paket yang lengkap dalam film Korea. Saya kira hampir semua setuju
dengan pendapat saya itu. Mereka menjual mimpi, dan sebagaimana penjual, mimpi
itu dikemas dengan sempurna.
Lalu, apa mimpi yang bisa kamu beli dari salah satu drama
Korea ini? Reply 1988. Nyaris tidak ada. Ceritanya masih tentang cinta namun
kamu tidak akan menemukan actor atau aktris yang wajahnya di atas kecantikan
rata-rata manusia. Dalam 20 episodenya, semua menyajikan kehidupan kita,
kehidupan yang terpampang nyata tanpa rekayasa. Tidak ada satupun cerita yang
dibuat-buat.
Reply 1988 berkisah tentang kehidupan persahabatan, melogia
cinta, keluarga dan kehidupan bertetangga. Tidak ada tokoh utama dalam film ini. Semua pemeran
punya kisahnya sendiri. Berkisah tentang 5 keluarga yang hidup bertetangga di sebuah kompleks. Menggambarkan bagaimana
indahnya kehidupan di akhir 80an awal 90-an. Masing-masing keluarga memiliki
anak remaja yang tumbuh besar dan terikat hubungan persahabatan. Semua keluarga
memiliki cerita masing-masing. Mulai dari hubungan kakak beradik, bagaiamana
orang tua kadang mendahulukan anak pertama mereka dan menegasikan yang lainnya.
Tentang perasaan cemburu pada perhatian kedua orang tua. Atau tentang Bapak
yang punya hubungan dingin dengan anak perempuannya. Tentang single parents,
tentang cinta anak pada ibunya atau sebaliknya. Semua tentanng cinta.
Tentang kumppul keluarga, rapat keluarga, tentang curhatan
ibu-ibu pasal hubungan seksual mereka,
tentang anak-anak mereka yang mulai tertarik dengan lawan jenis, tentang kenakalan
remaja lelaki pada umumnya, tentang ibu yang memasuki masa menopause, tentang
bapak yang mulai pensiun, tentang saling berbagi makan malam, tentang berbagi
lauk, tentang bapak-bapak yang memiliki “boys nightnya”. Tentang bagaimana
tampil cantik dengan sederhana, tentang bagaimana meraih mimpi-mimpi, tentang
cita-cita, tentang usaha membahagiakan orang tua. Kisah ini adalah kisah
tentang keluarga. Yang menerjemahkan cintanya dengan berbeda-beda sehingga
kadang sukar dibaca satu sama lain. Ini tentang hubungan sesama manusia dimana semuanya
bisa dibagi dengan layak. Tetangga tidak saling iri, tidak saling menyikut,
tidak bermuka dua, tidak saling menggosipi. Tentang kebahagiaan-kebahagiaan
kecil yang sederhana.
Sekali, lagi tidak ada mimpi-mimpi semu yang dijajakan di
film ini, cinta yang digambarkan melalui tokoh dan kisah-kisahnya sangat tulus
dan tidak dibuat-buat. Ini kali pertama saya dengan bangga merekomendasikan
drama Korea pada banyak orang. Di setiap episode, kamu bisa saja tertawa
dalam tangis, atau menangis dalam tawa. Hubungan yang ditonjolkan adalah
hubungan yang hangat. Sangat hangat. Begitulah hubungan sesama manusia
seharusnya, bukan?
Jadi, Reply 1988 harus kamu tonton sebelum memberikan
penilaian terhadap memberikan penilaian terhadap film ini. Film ini sangat berhasil, menggambarkan apa yang ingin penonton rasakan. Berhasil menggambarkan situasi di zaman itu, mulai dari baju, model rambut, sesuatu yang lagi tren, jalan raya, poster, tempat-tempat, peralatan rumah tangga, dan tidak satupun yang bocor. Saya bisa memastikan, standardisasiku terhadap film Korea meningkat karena film ini.
Wahhh, finally. Terima kasih pada
semua yang sudah merekomendasikannya untukku. Terima kasih untuk Ana yang tidak
berhenti memaksaku untuk mulai menontonnya. Terima kasih untuk K Irna yang
sudah mengirimkan film itu lengkap dengan Nasu Palekko.
1 Ramadhan…
ibumahasuar
Komentar
Posting Komentar