Tentang Mural Pertama di Kamarku

Rencana untuk membuat mural di kamar kami ini sebenarnya sudah saya perbincangkan dengan Suar sejak akhir tahun lalu namun karena faktor kemalasan kami yang tidak bisa dibendung, rencana ini baru terealisasikan seminggu yang lalu.

Desain awal untuk tembok yang berhadapan langsung dengan kasur kami ini sepenuhnya berbeda dengan desain finalnya. Awalnya desain pertama yang saya buat di handphone saya, menggambarkan tokoh tokoh yang saya kagumi.

Esoknya, kami membeli kebutuhan kebutuhan tempur seperti cat kuas, dll. Saya dan keluarga lalu pergi ke pesinggahan pertama. Kami berencana untuk membeli dua kaleng cat dengan warna berbeda, merah dan putih. Nah di saat itulah saya mengetahui bahwa sekarang semua warna bahkan putih itu harus dicampur dulu untuk mendapatkan warna yang kita inginkan bahkan warna warna primer.

Namun karena harga cat merah yang dicampur itu pricy, saya memutuskan untuk membeli 1 kaleng cat berwarna putih lalu nantinya akan dicampur dengan pewarna merah. 

Kami menuju Abdi Agung untuk membeli cat dan pewarna. Tapi sayang, pewarna yang pernah saya pakai saat mural tembok sebelumnya, tidak tersedia di sana. Kami mencoba tinta marker.

Keesokan harinya, kami langsung beraksi. Sebelum mengecat putih tembok, saya dan Suar membenahi kamar agar percikan percikan cat tidak mengotori perabotan. Setelah Shalat Isya saya mulai membuat sketsa sesuai dengan desain. Dimulai dengan menggambar Kurt Cobain. Sejam berlalu dan saya sadar bahwa menggambar wajah manusia dengan ukuran besar itu jauh lebih susah dari yang saya pikir.

Dua hari berlalu dan gambar Kurt Cobain belum juga jadi, karena itu saya memutuskan untuk membuat desain baru. Saya tahu bahwa pantang menyerah itu tidak boleh namun tangan mulai penat menimpali cat di bagian mata Kurt. Saya dan Suar tidak mungkin tidur di kamar Ibu lebih lama lagi.

Desain baru selesai, saya langsung membuat sketsa di tembok. Untungnya proses membuat sketsa untuk desain baru ini jaaaaaauuh lebih cepat daripada sebelumnya. Sekarang waktunya untuk mencampur cat dengan pewarna merah. Dan, eksperimen dengan tinta spidol sepenuhnya gagal. Setelah mencampur cat putih dan tinta itu selama nyaris sejam, cat di dalam gelas tidak nampak merah.

Bapak memutuskan untuk mencari pewarna yang saya pernah gunakan sebelumnya tapi tentu prosesnya harus terjeda sampai Bapak menemukan catnya 24 jam kemudian. Saya memulai proses pengecatannya di malam hari lalu dilanjutkan keesokan paginya.

Proses menggambar desain baru ini lebih mudah karena karakternya imajinatif. Walau saya menambahkan gambaran saya dan Suar juga Rekah. Karakter juga saya gambarkan melakukan beberapa aktivitas yang biasa kami lakukan di kamar. Sejam setelah adzan dzuhur berkumandang kamar saya sudah kembali rapi. 

Mural ini menghabiskan waktu lebih lama dari yang saya bayangkan.

Mahatma Ali El Gaza

Moncongloe, 20 Mei 2024

Komentar

Postingan Populer