11 Tahun Suar dan Ambisi Punya HP Sendiri

Suar menunggu ulang tahunnya yang ke 11 ini, bahkan sejak dia berumur 10 tahun. Punya hp sendiri adalah impiannya sejak lama. Suar, punya kecendrungan mengakses hp dengan intensitas yang tinggi sejak kecil. Dan masalah hp selalu jadi problem utama dengan Suar. Dia selalu marah karena merasa dia dibedakan. Fasilitas yg didapatkan kak Maha lebih bagus untuk urusan hp,mnurutnya. Kami selalu bilang, kamu bisa punya hp sendiri saat umur 11 tahun, seperti kk Maha. Pertimbangannya, dia sudah cukup bijak untuk mengatur waktu mengakses hpnya diumur itu.

Lain Maha lain Suar tentunya, Suar selalu punya alasan untuk meminta jatah main hapenya ditambah atau kalau tidak ia akan membuat kesal semua orang di rumah. Walau dia tahu, itu tidak akan berhasil. Sejak umur 4 tahun, kecendrungan itu mulai kelihatan. Makanya aturan main hape cukup ketat untuk Suar. Sebelum memasuki usia SD, dia cuma bisa main hp 1 jam 1 Minggu, di hari Rabu. Makanya, kami pernah melewati hari hari dimana setiap dia bangun, dia bertanya "Apakah ini hari Rabu?".

Saat umur 7 tahun, Suar Soleh main hp jika sudah mengaji. Saat itu sudah 2 atau 3x seminggu. Setelah umur 8 tahun, kami kerap kali bersitegang karena hp. Dia akan melakukan apa saja untuk menambah jatah main hp, yang masih 1 jam 1 hari. Kadang itu kami jadikan sebagai reward atau dorongan untuk melakukan sesuatu.Diumur 9-10 tahun, dia sudah kami kasi mengakses hp di siang hari saat tidak sekolah atau saat libur. Malam hari hp off untuk dia.

Perkara aturan hp ini, adalah aturan yg kami bicarakan bersama. Jika dia melanggar, biasanya hukumannya tidak bisa mengakses hp dalam jangka waktu yang lama Bisa 3 hari atau pernah 1 Minggu. Tergantung kesalahannya. Biasanya karena dia menambah durasi main hp. Hukuman akan dia terima dan dia jalani. Tapi, tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan kesalahan yang sama.

Yang paling fatal, saat saya mengijinkannnya punya akun WA untuk keperluan komunikasi dan belajarnya. Dia malah chat dengan orang yang tidak dikenal yang katanya teman mabar onlinenya. Padahal perkara keamanan digital, resiko resikonya sudah kami bicarakan dan sepakati sebelumnya. Dan saat mngecek grup WA teman temannya, isinya percakapan penuh kebun binatang, dan itu masalah besar. Sampai sekarang, ijin punya WA belum keluar karena masalah itu.

Untuk menyambut 11 tahunnya, sejak 2 bulan lalu dia getol mencari review terkait gadget yang ingin dia beli. Syarat lainnya, adalah dana yang dipakai harus dari tabungannya sendiri dan tidak boleh lebih dari 2 juta. Walau sudah tahu ketentuan itu tidak mungkin berubah, dia kerap kali merengek, kesal, bahkan marah. Toh itu uangnya sendiri. ia bahkan getol meraup uang THR sebanyak banyaknya lebaran kemarin, demi menambah tabungannya.

"Menghamburkan uang untuk hal yang tidak urgent, itu tidak boleh dibiasakan." Kami selalu mengingatkan itu. Kita tidak lahir dengan gelimang harta. Kalaupun iya, belanja bukan cara menghabiskannya. Esensi barang itu, adalah peruntukannya. Jika dapat barang murah dan gunanya sama, kenapa harus mahal? Tapi Suar punya perspektif berbeda, kalau bisa beli yang lebih bagus, kenapa tidak? Hehehe.

Kemarin, kami sepakat pergi membeli gadget yang dia inginkan. Maju sehari dari perjanjian. Pilihannya antara POCO dan Redmi Pad. Setelah mengunjungi tiga tempat, dia akhirnya memutuskan membeli Redmi Pad SE. Pertimbangannya karena akan lebih mudah untuk keperluan gamenya. Dia merengek minta dibelikan Redmi PAD dengan spesifikasi lebih baik, tapi BIG NO tentunya. Pokoknya Suar punya prinsip sederhana terkait dia dan hal hal random yang diinginkannya. "Jika ada celah, upayakan." Dan dia gigih.

Menghadapi anak seperti Suar memang butuh komitmen dan ketegasan luar biasa, dan keterlibatan semua orang di rumah. Maha, bapak,dan puang Ana berpartisipasi dalam mengontrol Suar. Melelahkan dan kadang menguras emosi, tapi tidak apa. Dia kadang, lebih memilih diganjar hukuman daripada tidak mendapatkan yang dia inginkan. Proses bicara dengan Suar pun tidak mudah. Harus berkali, berulang, lagi dan lagi.

Memiliki gadget bagi anak, di rumah bukan perkara mampu atau tidak. Tapi perkara bisakah saya memastikan bahwa gadget itu membawa hal hal baik padanya. Bisakah saya memastikan bahwa ia menggunakannya dengan bertanggung jawab dan aman untuk kesehatannya, emosional, sosial dan psikisnya. dan itu tantangan bagi semua orang tua hari ini.

Segala proses panjang bersama Suar ini, justru baru akan kami mulai. Sampai dia bisa mengontrol sendiri penggunaan gadgetnya, dia tentu masih dibatasi aturan sana sini dalam penggunaannya. Baik jenis tontonannya, jenis gamenya, dan durasinya. Suar harus mengerti bahwa sebagai anak dia berada di bawah tanggung jawab orang tua dan orang dewasa lainnya. Betul dia punya pilihan, tapi harus selalu ia bicarakan, selalu ia diskusikan, dan negosiasikan.

Semoga kami selalu siap untuk itu. Selamat 11 tahun, Suar. Tetap benderang

Moncongloe, 6 Mei 2024

Ibu Nhytha

Komentar

Postingan Populer