Saya pastikan, ini bukan omong kosong….
Ulasan AADC di awal kemunculan film itu
setelah 14 tahun, bisa dibilang sangat banyak, bukan hanya menelisik kisah Cinta dan Ranggga, banyak juga yang mengurai bagaimana Cinta and the geng. Walau
banyak yang menyayangkan scenario meninggalnya Alya, menurutku mereka tetap
kelihatan kompak. Chemistry persahabatan sejak SMU di antara mereka sangat
menonjol. Banyak yang berpendpat bahwa perhatian mereka satu sama lain,
gesturenya, cara bicara mereka, tidak bisa lepas dari karakter saat mereka SMU
padahal saat itu mereka sudah jauh dari usia remaja. Dan itu tidak wajar menurut kebanyakan.
Tulisan ini bukan tentang AADC atau semua isi dalam film itu. tidak ada hasrat ingin
membandingkan geng cinta dengan geng yang satu ini. Cuma ingin menarik benang
merah bahwa berliburnya geng cinta di Jogja adalah upaya membenarkan bahwa
semua orang berhak untuk sehari dua hari meninggalkan masa kini lalu mengoceh
tentang masa lalu.
Geng ini saya lupa kapan awalnya bergabung dan kedengarannya mulai begitu ramai dan
ceriwis di jalur media sosial yang kaya sticker. Kami semua lahir dari prosesi
bernama SPMB, matrikulasi, atau Kemitraan berjumlah 50 orang yang satu pagi, 13
tahun lalu di bulan Agustus berpakaian layaknya tentara karena telah disematkan
sebagai Dictator. HI 2003. Bangku kuliah
yang singkat untukku ataupun yang terlampau lama untuk sebagian mereka,
ternyata tidak pernah berhenti di situ. Memori memang bagian yang sangat
kompleks, benda, cuaca, suasana, sudut jalan, bisa mengajak memorimu menari ke
mana saja.
Nah, tetiba sebagian dari kami terkoneksi dengan cepat.
Membicarakan remeh temeh rumah tangga atau apa saja. Setelah lama saling
membongkar rahasia mulai dari urusan dapur sampai urusan ranjang, saling
mencibir bentuk tubuh, mengulik masa lalu, menertawai kebiasaan-kebiasaan jaman
dulu, mengulas mantan, mencocok-cocokkan peristiwa, lalu berakhir dengan menggemakan
tawa. Kami akhirnya memutuskan kopi darat setelah sekian tahun tidak bertemu.
Pertemuannya juga dibuat cukup privat dengan persiapan singkat dan tanpa mengundang teman-teman yang
lain. Bukan mereka tidak penting, atau bukan bagian dari kami, namun menurutku kami berusaha untuk saling
pandang dan kemudian menceritakan kembali apa yang telah kami bicarakan di
dunia maya. Seolah kata-kata, stiker dan emoticon emoticon itu tidak cukup
mewakili semua.
Kami tertawa, sesekali menggunjing, lalu menggeleng. Tertawa
lagi, mencocokkan lagi, dengan mulut yang juga tidak berhenti mengunyah. Kami seperti anak-anak remaja yang tidak
peduli dengan tatapan orang di samping kiri kanan yang mungkin menilai kami
sedikit berlebihan. Bedanya, kami masih ingat untuk beristigfar sesekali. Kami seperti lupa bahwa suami-suami kami
sedang sibuk menjaga anak demi mewujudkan hasrat “me time” kami. Kami
betul-betul tidak sadar bahwa kami adalah ibu, yang juga seorang atasan,
seorang bendahara kantor, seorang pegawai atau segenap rutinitas yang kadang membuat kami
tidak jarang menunjukkan senyum palsu.
Kami betul-betul tidak peduli.
Nah, lalu apa yang
seharusnya dibanggakan dari saling bertemu, ketawa-ketawi, buka bersama, dan menyisakan
cerita baru yang tidak bisa menemui ujungnya? Menurutku tidak banyak. atau nyaris tidak ada. Hanya
saja di dalam pertemua-pertemuan itu, ada komitmen untuk membuang
kepalsuan-kepalsuan sementara waktu, menjadi untuk tidak dibatasi oleh
siapappun dan apapun. Di dalam reuni kecil atau besar selalu ada sisi masa
lalu yang tidak diharapkan untuk datang lagi, hanya untuk ditertawai dan mungkin
tidak perlu dilakukan di masa depan. Di dalam pertemuan-pertemuan itu, ada
benang merah yang selalu membuat satu sama lain terhubung bernama jejaring
pertemanan. Karena siapapun tidak pernah tahu, siapa yang akan menemani atau
menjuahi kita kelak. Kita hanya perlu yakin, segala yang kau tanam di masa
lalu, telah berbuah hari ini. Jika ia kebaikan, kamu mungkin akan tersenyum
bangga dan bahagia dengan orang-orang di sekitarmu yang ikut merasa nyaman akanmu.
Namun jika kau menanam hal-hal buruk, kamu mungkin mendapatkan apa yang tidak
kamu harapkan, atau mungkin juga kamu akan menerima pengampunan. Bukankah masa
muda adalah masa yang tepat untuk membuat kesalahan untuk kemudian
memperbaikinya? Setelah itu, tinggal kamu yang memilih, apakah tetap menanam
kebaikan atau keburukan untuk hidupmu di masa depan.
Terimakasih untuk malam yang menyenangkan,ladies
Dan, terima kasih komrad atas hatimu yang selalu lapang
menerima pinta-pinta kecilku.
11 Ramadhan
Ibumahasuar
Terharu ku, Jd sy Jd siapa d genk cinta nita? Masa bapak penjaga sekolah? Pak.....? MRR
BalasHapuskau jadi kepala sekolahx...hahhaha...yg mlas berpikir.
Hapuskau jadi kepala sekolahx...hahhaha...yg mlas berpikir.
Hapus