bukan tentang bunga…
Pulang ke Bone setelah beberapa bulan, bukan hanya menimbun
rindu yang sangat besar tapi juga selalu takjub melihat perubahan-perubahan di
sekitar rumah. Selalu bahagia melihat hal-hal baru. Kota Bone sebagian besarnya
diwarnai banyak kemajuan, jka indikasinya adalah pembenahan wajah. Selebihnya,
saya bahagia ketika pulang.
Rumah saya yang terletak di belakang, kini semakin terlihat
di belakang. Ada bangunan besar yang seyogyanya
adalah tempat pencucian mobil namun tersendat karena si empunya bangunan
tersebut pun tersendat kasus narkoba. Jalanan ke rumah semakin sempit, bahkan
sudah memiliki setapak baru karena setapak yang dulu, tidak lagi bisa terpakai karena
Klinik di samping rumah sedang dalam tahap renovasi. Kami tiba, dini hari,
jalanan ke rumah nyaris menakutkan, tidak ada cahaya sedikitpun.
Paginya, setelah menebus kantuk, ada yang berubah drastis di
pekarangan rumah. Mama memang sudah memberi tahu bahwa dia betul-betul serius
sedang memelihara bunga. Sebagai kesibukan baru setelah mencapai usia pensiun
di awal tahun kemarin. Dan karena mama mulai menginisiasi pekarangan dengan
bunga, tetangga yang lain mulai membebek dalam artian yang baik yaah, bahkan
mereka lebih gesit. Tatanan bunga dengan berbagai jenis pot dan tentunya jenis
bunga yang berwarna-warni mengalahkan tatanan taman kota. Mereka serius
menggarap projek taman ini. Sebagian pot disusun di kayu berbentuk tangga,
sebagian digantung didinding dan tiang rumah, sebagian diatur berjejer rapi di
serambi rumah. Tiba-tiba pagi menjadi begitu indah. sejuk, bersemangat.
Nah, di lingkungan tempat saya tinggal, mama dan ibu-ibu
lainnya punya kebiasaan bertukar informasi tentang apapun. Mulai dari resep
makanan sampai peristiwa mutakhir abada ini. Kami saling tukar makanan,
terlebih Tante Use. Dia selalu punya
makanan lebih, mungkin karena dia hobbi memasak namun tinggal sendiri. Namun,
di lingkungan ini segala hal yang pernah trend jarang merasuki mereka. Karena
mereka lebih senang menghabiskan waktu luang dengan berkumpul dan makan-makan.
Baru kali ini ada hal yang mereka senangi serempak dan tumbuh seperti gerakan
akar rumput. Bunga ternyata menguatkan mereka. Sejak menanam bunga, mama
mengiyakan kalau dia punya kesibukan baru. Kesibukan mengintip bunga tetangga
dan berusaha mendapatkannya. Tukar menukar jenis bunga, melihatnya tumbuh,
memindahkan bunga yang baru muncul, dan itu membuatnya memiliki semangat,
memiliki gairah. Sesuatu yang biasanya perlahan pergi, saat usia mulai menua.
Mama pada dasarnya bukanlah orang yang telaten mengurusi
sesuatu. Perkara bunga ini sudah pernah dia jalani, namun terhenti di tengah
jalan.beberapa kesibukan lain juga pernah mama geluti. Mama pernah usaha ayam potong dan sempat
membuat kandang di bawah rumah dan hanya sampai 1 bulan. Tidak satupun dari
kami yang tahan baunya. Mama juga pernah membuat kue, keripik, kerupuk, untuk
dijualnya di pasar tapi tidak pernah berlangsung lama. Mungkin karena kegiatan
itu, bukanlah kegiatan utamanya, jadi mama tidak pernah betul-betul focus
melakukannya.
Saya harap kali ini berbeda. Saya mencium aroma persaingan
yang menyenangkan untuk bunga-bunga ini. Ibu-ibu ini bahkan setiap bepergian
selalu membawa pulang bunga hasil jajakannya di berbagai tempat. Saya kemain
mengusulkan supaya menanam sayur, bukannya bunga tidak bagus tapi sayur lebih
bermanfaat. Namun usul saya tidak terlalu direspon. mungkin karena sayur tidk
kelihtan indah. entahlah. Namun, ada hal keren yang saya acungi jemol saat
mereka bercerita bagaimana seorang tetangga mencibir tentang hobi baru ini
tidak menghasilkan uang. Mereka bilanng, dia tidak tahu pasal bersenang-senang,
dia Cuma tahu bagaimana mengejar uang.
Saya tersenyum bangga.
Mereka adalah ibu rumah tangga yang menhabsikan masa muda
hingga sekarang mengurus rumah dan anak. Mereka bahkan tidak istirahata, saat
para lelaki mulai terlelap. Mereka perlu bersenang-senang. Dan kesenangannya
sederhana. Dengan melihat bunga-bunga bermekaran di sekitar rumahnya. As simple
as that.
Setidaknya, mereka tidak menanam bunga karena anjuran pemerintah seperti yang
sekolah maha lakukan beberapa waktu lalu. Jadi di buku PR Maha tertulis
“besok bawa bunga, bukan lidah buaya. Sesuai anjuran bapak
Walikota.” Hahhaha
Cerita ini bukan tentang bunga..ini tentang bagaimana
menikmati kebahagiaan dengan sederhana. Lagi.
2 Ramadhan
ibumahasuar
Komentar
Posting Komentar