Kado (yang) Tertunda

Ulang tahun ketiga maha tahun ini seharusnya menjadi lebih sangat spesial andai kado ini tak tertunda.  Sejak lama, saya dan ibunya maha memikirkan kado yang spesial untuk ulang tahun ketiga maha tahun ini. Sampai akhirnya lahir ide untuk menghadiahinya sebuah buku. Lalu apanya yang spesial karena toh maha begitu rutin kami hadiahi buku bahkan sejak ia masih begitu kecil. Bahkan beberapa bukunya kini sudah jadi koleksi perpustakaan kecil English Home, lembaga kursus Bahasa Inggris untuk anak-anak yang kami rintis setahun ini. Untuk ulang tahun ketiga yang dirayakan dengan begitu sederhana tapi tetap berselera awal Januari kemarin, kami menyiapkan kado buku yang berisi cerita tentangnya dan menjadi special karena cerita-cerita itu dibukukan untuk kemudian diterbitkan di salah satu penerbit online, www.nulisbuku.com, yang diperkenalkan oleh seorang kawan akhir tahun lalu.
Tak perlu lama mengumpulkan tulisan-tulisan tentang maha karena semua tulisan sebelumnya sudah kami publish di blog kami, www.bapakmaha.blogspot.com bertajuk Cerita Untuk Mahatmaku. Dari beberapa item tulisan dalam blog, cerita tentang maha menjadi salah satu yang sering dibaca bahkan ditunggu-tunggu oleh keluarga dekat kami yang semuanya masih kulaih atau barusan saja selesai, beberapa teman di Makassar atau bahkan oleh teman-teman blogger lain di beberapa tempat. Merasa merasa mereka menjadi bagian dari cerita-cerita maha, maka dalam buku itu kami ajak beberapa teman untuk menulis tentang maha. Apa pun! Beberapa dari mereka bertanya balik harus menulis apa dengan berbagai macam alasan, semisal karena tak pernah bertemu maha, merasa “rendah diri” alias tak percaya diri, atau bahkan karena seumur-umur tak pernah menulis yang serius. Tapi kami yakinkan mereka, tulis saja sesukanya bayangkan saja hendak mengirim surat untuk anak kecil yang akan berumur tiga tahun. Dan setelah menunggu lumayan lama akhirnya terkumpul 15 tulisan dari beberapa teman dan keluarga. Ya, lima belas tulisan itu bertajuk surat untuk maha.
Saya yang mengumpulkan keempat belas surat itu baik melalui email, inbox FB, atau via blog mereka yang lalu ku copy betul-betul dibuat tak berdaya. Bayangkan 15 belas orang memberikan surat yang kesemuanya berakhir dengan harapan dan doa untuk si kecil yang begitu kusayangi. Tapi disela haru pasti terselip tawa bahkan membuatku ngakak sendirian. Bayangkan lagi, keempat belas surat itu ditulis oleh teman-teman serta saudara yang kesemuanya berlatar belakang dan memiliki selera yang hampir berbeda-beda. Ada yang ibu rumah tangga, penulis dan sekaligus peneliti, jurnalis, vokalis band, mahasiswa tingkat akhir, PNS, mahasiswa pascasarjana dan kebetulan marxis tulen, cashier kedai buku, pencinta Efek Rumah Kaca, blogger, perajut, pencinta alam, hingga karyawan di salah satu agen bantuan asing. Tapi yang membuat kami betul-betul tersanjung karena tidak sedikit dari mereka benar-benar sibuk namun menyempat-nyempatkan diri untuk menulis. Ah, benar-benar terharu!
Dan satu lagi yang membuatku tak kalah terharu dan sekaligus senang bukan kepayang karena frontman ben-benan, FSTVLST, yang hampir dua tahun ini menghiasi playlistku tiap hari juga berpartisipasi di buku ini. Tak tanggung-tanggung ia memberikan surat yang indah untuk maha, yang menurutku layak jadi lirik lagu album mereka selanjutnya dan juga sekaligus mendesain cover buku ini. Meski kemudian agak telat tapi tak apa. Kami benar-benar berterima kasih dan bersyukur untuk itu semua.
Pembaca pertama
Iya, buku yang awalnya direncanakan akan kami berikan sebagai kado, selayaknya kado yang dibungkus rapi lalu diberikan sambil mendaratkan peluk dan cium, akhirnya tertunda karena collecting materi dan lay out naskah yang harus berbagi waktu dengan kesibukan ini itu yang akhirnya memperlambat pengiriman ke penerbit. Belum lagi kesalahan-kesalahan teknis akibat kesalahnku sendiri yang semakin memperlama penerbitan buku ini. 
Buku itu kami beri judul “maha tanpa huruf kapital.” Semua penjelasan tentang judul buku kami ceritakan di bagian awal buku itu. Mulai dari penjelasan sepele hingga yang filosofis. Hahaha…
Sore kemarin, saat alunan azan magrib menggema kuterima pesan singkat dari Ibunya maha, “komrad..guess what? Adami bukunya maha..terharuka...” Betul-betul tak tahu harus berkata apa. Wah, akhirnya setelah menunggu lama dan sempat putus asa..hehe…akhirnya buku itu tiba di rumah di Bone.
Sekali lagi terima kasih untuk semua teman-teman yang memberikan kado menarik untuk maha dan juga tentu buat siapa saja yang selalu setia membaca cerita-cerita kami tentang maha di blog ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bukunya sudah bisa dipublish on line di www.nulisbuku.com.
Oh iya, ini buku kami berdua yang diterbitkan pertama kali. Jadi tentu sangat bangga dan berharap ada buku-buku selanjutnya. Semoga!

Ah, serasa dapat piala Oscar!

Meski tertunda tapi kami bahagaia…

26 Januari 2012
Tetap semangat nah…

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer