(serupa) teror…

Ada peristiwa yang lucu dan juga (serupa) menegangkan ..hahaha…  di kosan ku. Agak lupa tepatnya malam kapan tiba-tiba kawan di samping kamarku muncul di depan pintu kamar dengan ekspresi tidak biasa dan terlihat kalau ia sedang (serupa) marah … hahahaha … dan agak jengkel dengan peristiwa yang baru saja ia alami. Setelah saya bertanya ada apa? Ia lalu bercerita kalau baru saja ia menerima sebuah paket untuk teman se kosan. Lalu apa masalahnya? Ia baru sadar kalo ada hal yang aneh dan ganjil dari paket itu khususnya karena si pembawa paket yang misterius. Dengan wajah yang masih nampak antusias, meski ia memang selalu antusias bercerita dan selalu membuat kami terbawa dengan alur cerita yang ia sedang bawakan dengan sedikit agak teatrikal, kalo pada awalnya ia belum berpikir macam-macam sampai ketika ia sudah berada di tangga menuju lantai dua dan hendak memberikan paket itu ke teman yang kamarnya tepat di belakang kamarku. Si kawan yang kumis nya selalu indah dipandang ini lanjut bercerita, tiba-tiba ia sadar kenapa saat diajak naik ke lantai dua dan menyerahkan paket itu langsung ke sang empunya, si pengirim ini justru menolak dan bahkan ia enggan membuka helm nya dan sepertinya ia memang sudah lama menunggu hingga ada seorang penghuni kos yang kebetulan ia ketemu. Setelah memberikan paket itu, si pembawa paket langsung beranjak pergi dengan motornya tanpa babibu lagi. Lalu apa yang membuat cerita kawanku tidak biasa? Iyalah… mingu-minggu ini kan isu bom ada dimana-mana melalui kiriman paket yang tidak jelas. Oh iya, paket yang diterima kawanku itu memang tidak mencantumkan inisial si pengirim. Haaa… bagaimana tidak panik. Kalau tidak ada peristiwa bom dengan menggunakan paket buku di Kantor 68 H yang kemudian mengorbankan tangan si polisi dan diikuti rentetan ancaman bom paket lainnya, cerita di kosanku malam itu pasti akan berbeda dan biasa-biasa saja. Namun malam itu kami lumayan dibuat tegang sekitar setengah jam karena tak satu pun dari kami yang tentunya berani membuka paket aneh itu.
Paket itu diletakkan agak jauh dari kami, beberapa penghuni kos yang ada di lantai dua malam itu, kecuali si Ipin yang berstatus sebagai pemilik paket kiriman itu (paling tidak menurut si pengendara motor aneh tadi). Si Ipin lah yang paling dekat dengan paket itu sambil terus berjaga-jaga jangan sampai sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Ia awalnya sudah mencoba mencek isi paket itu dengan menggoyang-goyangkannya dan menurut Ipin itu sepertinya buku dan memang ukuran paketnya serupa ukuran buku yang dibungkus cantik dan menggunakan pita pula… setelah itu Ipin langsung meletakkan paket itu di lantai dan kemudian mengambil sapu yang entah digunakan untuk apa, yang terlihat ia menggunakan sapu itu untuk mendorong-dorong paket itu. Ah tak berguna… sementara kami yang melihat aksi Ipin dari jarak radius 5 meter hanya bisa mewanti-wanti Ipin agar berhati-hati dan sekali lagi tak satu pun dari kami yang berani mendekat. Betul-betul menegangkan. Selain wanti-wanti yang terus diucapkan, sumpah serapah kepada pengirim paket juga tak berhenti di reproduksi kepada pengirim paket aneh itu. Kemudian yang terpikir, kalo betul itu (serupa) teror bom … hahaha… siapa pula yang menjadi targetnya? Setauku tipe mahasiswa di kosan ini tidak ada yang luar biasa dan kalo mau dikategorisasi jenis mahasiswanya hanya tiga. Pertama, yang kerjanya rajin banget menjambangi dosen-dosen pengampu mata kuliah. Dan setelah kuliah moppo’ (ini istilah Makassar yang kira-kira artinya senang diam berlama-lama di suatu tempat) di kamar dengan dalih belajar. Kedua, yang visi dan orientasi hidupnya di abdikan hampir sepenuhnya untuk game, baik on line maupun model-model lainnya. Dan tipe ini lumayan ada beberapa orang. Dan yang terakhir, yang biasa-biasa saja. Tiga jenis yang agak susah mengkategorikannya sebagai target teror. Lalu siapa targetnya? Oh iya atau targetnya adalah teror untuk mahasiswa yang gak selesai-selesai meski sudah bangkotan dan sebentar lagi membusuk di kota ini..hahahaha..don’t take it too personal…. Becanda… Tapi ah masa iya?
Tapi semuanya menjadi jelas, dan akhirnya pertanyaan dan kegelisahan serta ketegangan kami terjawab setelah si Ipin akhirnya memberanikan diri membuka paket itu. Apakah misteri dan keanehannya berhenti? Belum. Si Ipin agak kaget ternyata isi paket itu adalah foro dirinya berukuran 3R yang diframe cantik. Dan anehnya lagi itu foto di profil facebooknya. Dan juga di dalam paket itu terdapat sebuah surat yang enggan dibacakan sama Ipin setelah beberapa kawan mendesak. Kesimpulan kami, ini (serupa) teror cinta dari si secret admirer…. Hahaha … anak muda !!!
Huh, kalo benar target para peneror yang menggunakan buku sebagai medianya hanya untuk menyebar ancaman, saya kira cukup berhasil. Itu terbukti dengan kejadian malam itu di kosan kami dan seorang kawan juga mendapat perlakuan “istimewa” oleh petugas pos saat hendak mengirim paket yang berisi DVD ke pacarnya di Jakarta. Dengan muka curiga pak pos bertanya tidak seperti biasanya mengenai isi paket yang hendak dikirim. Dan akhirnya, semuanya saling mencurigai….

Bantaran X Code, Jogja
27 Maret 2011


Komentar

Postingan Populer