Untuk Jagoan Kecilku Mahatma Ali El Gaza……….

Bagaimana kabarmu jagoan keciku? …ah susah betul melanjutkan surat ini karena tak sadar butiran air dari mata yang beberapa bulan ini kupaksa membaca banyak hal yang kelak kuharap bisa kubagikan kepadamu sudah terlanjur tumpah…bapakmu ini memang selalu begitu sangat mudah menumpahkannya untuk urusan yang seperti ini…makanya bapak sekarang mengerti mengapa nenekmu dulu selama sebulan bergelut dalam kesedihan dan entah berapa banyak air mata yang ditumpahkannya saat kakekmu memutuskan untuk mengantar bapak pergi menuntut ilmu jauh ke negeri tempat kakekmu belajar dan menemukan makna hidup yang sebenarnya…perjuangan, daya tahan dan sedikit keras kepala…dari nenekmu dan kini ibumu yang tangguh itu juga kutau bahwa air mata bukan urusan cengeng dan mendayu-dayu tapi ini urusan mengasah dan mendekatkan hati dan tindak pada banyak hal yang tidak lagi membuat banyak orang “menangis”….

Hari ini kau genap berumur dua tahun. Ini yang paling membuatku sedih karena terlalu banyak waktu yang terlewati tanpa kebersamaan kita. Kau coba atau mungkin “dipaksa” memahami kalau bapakmu ini sedang menuntut sesuatu yang kelak dipakai menjadi picu untuk mewujudkan dunia lain yang kami mimpikan bersama ibumu yang tangguh itu serta jutaan orang yang kini sedang berteriak, bernyanyi, menabuh genderang dengan keras kepada segelintir manusia yang bertingkah seolah dunia ini milik mereka…”bapak cikola,” begitu jawabmu di handphone yang kini mulai bisa kau genggam sendiri saat ibumu bertanya kemana bapakmu ini sehingga tidak bisa lagi membuatkanmu susu berkali-kali saat kau merengek kehausan tapi matamu tetap terlelap dan ibumu sedang beristrahat setelah seharian lewat lagu, dongeng mengajakmu menyusuri mimpi-mimpi kita…tak bisa lagi menggendongmu tanpa lelah sambil bermanja-manja untuk hanya sekedar melihat pete2, becak, bendi yang lalu lalang didepan rumah nenekmu di bone, moda transportasi komunal yang mulai tergerus oleh moda yang lebih individualis…dan mungkin itu yang membuatmu saban hari merengek dan menangis sejadi-jadinya saat ibumu tidak segera mengantarmu berkeliling Kota Watampone dengan pete-pete, “eteete ibu,” begitu teriakmu…untuk beberapa bulan ini bapakmu tak bisa lagi mengajakmu kesamping rumah melihat indahnya hamparan sawah yg masih terbentang meski disisi nya sudah terlihat pondasi atau kerangka bangunan real estate, pemandangan yang mungkin tidak akan dinikmati oleh adikmu kelak…

maha, sebelum surat ini dilanjutkan, bapak sarankan janganlah sering-sering mengumbar tubuhmu yang putih itu kemana-mana..lari-lari mengitari rumah tak berbusana..hahaha... Terus kebiasaanmu akhir-akhir ini tidak mau memakai baju dan celana saat tidur bapak mohon dipikirkan lagi..ini bukan urusan mengumbar aurat tapi ini urusan kecemburuan sosial yang akan muncul saat melihat tubuhmu yang halus dan putih itu apalagi orang-orang disekitarmu kulitnya kan rada-rada “berwarna”..hehehe..atau gak usah jauh2 bandingkanlah kulitmu dengan kulit ibumu yang manis itu…dan yang paling membuat bapakmu ini khawatir saat orang-orang mulai bertanya seputih apa bapaknya itu? Ato keturunan Cina kah bapaknya? Waduh tolong maha pikirkan lagi kebiasaan-kebiasaanmu itu…lalu masalah tidur gak berbusana alias naked…ini bukan urusan apa-apa tapi ini masalah badanmu yang masih tipis itu klo masuk angin dan membuatmu sakit pasti akan membuat ibumu gusar dan yang pasti setumpuk tugas kuliah bapakmu ini tidak akan selesai…jadi sekali lagi dipikirkan ulang lah…

Maha, surat ini kelak akan kau baca pada masanya…makanya sedari dini bapak mengingatkan bahwa ulang tahun bukan hanya urusan selebrasi atas capaian umur pada tahun tertentu..sama sekali bukan…ulang tahun adalah urusan memberi porsi lebih kepada diri sendiri untuk “mengaktifkan” semua indera kita dan dikomandoi oleh hati dan mulai melihat “dunia” dan mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya untuk kau gunakan dalam mengarungi perang di “kepala” dan “dunia besar ini” dan tentu untuk mengenal dan lebih dekat dengan Yang Maha Segala. Selanjutnya, tentu memberikan jatah waktu lebih untuk orang-orang disekitarmu yang tanpa cinta, marah, canda, air mata mereka tentu hidupmu tak akan berwarna….biarkan mereka memberimu cinta dan kasih sayang yang akan sangat berarti saat kau memutuskan untuk menjalani hidup ini SENDIRI…masa yang paling ditakuti oleh ibumu yang sangat mencintaimu itu….”engkau lelaki kelak sendiri,” dengarlah kapan-kapan potongan lagu sang maestro ini ato mintalah ibumu mendendangkannya sebagai pengantar lagu pengantar tidurmu…dan mulailah bermimpi…

maha…

Ikutlah bermain dengan indah, zaitun, dan anak-anak sebayamu dan
berbagilah kebahagiaan yang mungkin sebentar lagi akan direnggut oleh
mereka yang lupa pernah punya masa kecil
Kalau puang Udi mu berlibur ke bone mintalah dia
mengajarimu bermain gitar dan sesekali bisikkanlah
ke telinganya kalau musik bukan hanya sekedar urusan nada yang indah
Bila puang Ana mu pulang mintalah dia mengajarimu
menorehkan pengalaman-pengalaman hidupmu lewat tinta
agar kelak kau bisa meghargai waktu yang telah kau lewati
Jangan lupa mintalah diberitau sam puang Tiana mu bagaimana fashion
dipadukan dengan kata LAWAN...hahaha...
Ajaklah mama’ dan papa ci’ sesekali bersama melihat lalu lalang becak, pete2
dan katakan ke mereka dengan suaramu yang manja itu
kalau mereka adalah bagian dari hidup kita
Sesekali mintalah Bund Hery mu menyisihkan waktunya
untuk sekedar mengelilingi taman bunga dan polos saja ingatkan
jangan terlalu letih bekerja setelah itu berilah senyummu yang paling tulus
Jangan lupa tunaikan tugasmu menemani dede’ aira bermain dan
bernyanyi karena bapak sudah berjanji kepadanya
dan memastikan kamu akan menjadi kakak yang baik
tetaplah berbagi senyum dan keceriaan untuk Tante Use’
yang rumahnya sering menjadi rumah keduamu,
Tante Jum yang saban hari melihat kenakalanmu saat menjaga Dede’ Aira
Pg. Beta yang selalu kau anggap sebagai teman sebaya,
Om Rereng yang mungkin sudah bosan kau sapa setiap hari,
Ibu Tri dan Pak Deny yang sesekali membagikan kuenya yang tak terjual
dan mengingatkan kita klo kata berbagi itu masih ada
Dan saat kau letih berbaringlah di pangkuan Ibumu, mintalah dia bernyanyi
Dan bapakmu ini akan dengan rela mengantarmu tidur dengan kisah-kisah
orang-orang besar yang juga punya mimpi besar…

Selamat Ulang Tahun…..

Papa Bobhy
Bantaran Kali Code Jogja
4 Januari 2011


Komentar

Postingan Populer