Mandi...


Minggu-minggu terakhir ini saya disibukkan dengan aktivitas baru yang meski agak letih saya dibuatnya tapi toh tetap saya nikmati dan apalagi meski sedikit tapi aktivitas baruku ini bisalah buat menutupi hutang pembayaran kosan yg saya pinjam dari nyokap (sebenarnya mau minta gratis tapi dengan gelar S.IP rasanya kok malu masih mau minta jadi saya putuskan untuk meminta uang dengan status meminjam tapi kemudahannya karena saya bisa membayar perlahan-lahan dan tanpa bunga tinggi).
Nyablon, yah inilah aktivitas baru yg membuatku enggan lagi “menyapa” kampus yg sebelumnya hampir tiap hari saya lakukan. Kebiasaan untuk datang ke kampus hampir tiap hari memang menjadi agenda harian yg saya lakukan untuk mengisi kekosongan aktivitas selama gelar sarjana telah saya sandang. Sebenarnya saya juga punya aktivitas lain yakni jadi asdos di salah satu universitas swasta tapi saya baru megang satu mata kuliah jadi hanya satu hari dan hari-hari lainnya praktis kosong melompong. Sebenarnya lagi, keengganan untuk ke kampus tidak hanya karena aktivitas baruku ini tapi alasan yg lebih prinsipil (sok serius) karena kampus kini terlalu monoton buatku dan tidak inspiratif lagi dan yg lebih penting sebenarnya, maluma’ dibilangi sudah tua masih tong di kampus kentara kalo pengangguran…hahahahahaha…………….
Nah, kembali ke cerita perihal aktivitas baruku dan kosan yg baru beberapa bulan ini saya tinggali. Satu hari saya begitu bahagia karena hasil sablonan baju seorang kawan hampir mendekati sempurna setelah sebelumnya mengalami kesalahan dan kekeliruan sana-sini bahkan saya pernag drop alias mau putus asa karena tak urung sempurna namun kehadiran komradku yg selalu menemani dan memberi spirit hingga akhirnya dapat berjalan baik. Setelah hari itu, saya semakin kegandrungan buat nyablon bahkan tiap bangun pagi salah satu barang yg pertama saya perhatikan yah screen buat nyablon itu dan seakan tidak sabar untuk mengerjainya. Begitulah begitu berbahagianya saya akhir-akhir ini….
Meski tidak ada deadline kerja dan kapan saja saya bisa berhenti tapi karena keranjingan saya pernah tidak sadar klo belum mandi dan begitu letih padahal harus ke kampus t4 ngajar buat tanya jadwal dan juga mau beli peralatan sablon sementara mata ini sebenarnya meminta istrahat. Oh iya, dikosanku yg baru ini airnya selalu bermasalah dan itu berarti se ke kampus “tidak mandi” dan cat sablon masih lengket sana-sini tapi tetap saja nekat dengan modal pake depodoran saya rasa cukup bisa membuat orang satu pete2 tidak merasa risih. Sampe dikampus langsung ketemu bapak PD III yg kebetulan senior dan dosen pengasuh mata kuliah yg saya asisteni. Pertanyaan pertamanya, dari manako bob? Pasti pertanyaan ini muncul karena melihat penampakanku yg semerawut (saya pake kaos oblong, jins dan sendal jepit, padahal biasanya saya pasti rapi). Setelah menjawab seadanya dan mengetahui kalo jadwal belum ada akhirnya memutuskan untuk balik dan melanjutkan perjalanan ke sentral membeli alat sablon. Sebelum ke t4 beli alat sablon saya singgah sebentar ke MTC dan langsung menuju kamar mandi, tebak bikin apa? Hahahahaha…………….tepat sekali…….MANDI. sekedar informasi tas yg saya bawa buat isi alat2 sablon yg saya mau beli juga dilengkapi dengan seperangkat alat mandi (TUNAI). Lumayan dengan modal seribu rupiah bisa mandi sepuasnya. Ide ini memang gila dan bahkan sempat terpikir untuk mengurungkan niatku itu tapi yg semakin menguatkanku untuk melakukannya sebenarnya hanya untuk menambah referensi cerita buat anakku kelak, biar dia tau kalo bapaknya yg gagah ini menjalani hidup tidak mesti terpaku pada pakem2 yg sebenarnya justru membelenggu kita. Hhhhhhhhhh……….
Apa yg lebih nikmat selain mensyukuri hal2 baru yang sering tidak kita sangka2 datang menjumpai kita?

Dari.....
Kamar Sempit, Jl. Sahabat...2007
saat hari-hariku dipenuhi pasta sablon

Komentar

Postingan Populer