Awal yang Indah…

Seperti pada hari-hari sebelumnya saya dan Aswin lagi-lagi terlambat masuk kuliah ini, metode riset, padahal ini adalah pertemuan terakhir sebelum ujian akhir semester. Untuk urusan ini, nantilah kita bercerita di kesempatan lain dan kami akan menjelaskan alasan-alasan keterlambatan kami yang sepertinya semakin akut. Tapi semua itu diluar kendali kami artinya bukan kesengajaan…Dan maafkanlah kami…
Tidak ada yang terlalu berbeda pada pertemuan akhir ini. Orang-orang nya tetap itu-itu juga. Tiga belas orang keren dengan konfigurasi lima lelaki tangguh (sebenarnya enam tetapi lelaki dari sub sahara yang satu itu memilih ikut mata kuliah ini di kelas sebelah karena tidak bisa berkativitas di hari Jum’at yang juga merupakan jadwal mata kuliah ini sebelum akhirnya dipindahkan ke hari rabu ), delapan perempuan yang semoga tetap disayangi oleh pasangannya masing-masing..hahaha… dan tentunya seorang dosen atau lebih tepatnya teman diskusi yang handal dan sangat kami hormati serta banggakan, Pak Rachmad.
Selain itu, seperti dua minggu sebelumnya pertemuan kuliah ini juga tetap diisi dengan presentasi dan diskusi mengenai topik desain penelitian dari dua kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya juga, diskusi adalah bagian terindah dalam kuliah ini. Tidak terlihat rasa canggung karena merasa inferior, tidak tertangkap rasa malu karena takut pendapat atau pertanyaannya sepele dibandingkan yang lain, dan tidak satu pun yang merasa lebih dibandingkan yang lainnya ketika ke tiga belas orang ini sedang bergelut dengan rasa ingin tahu yang begitu besar dan berusaha mengais pengetahuan sebanyak-banyaknya. Meski diskusi bukan urusan sepele dan cukup menguras stamina karena harus bergelut dengan berbagai macam pendekatan dan fenomena yang saling kait mengait kemana-mana untuk mencari jawaban atas satu persoalan, namun pada mata kuliah ini proses itu terlihat indah dan membuat semuanya ingin semakin masuk ke dalam relung-relung pengetahuan yang lebih dalam dan semuanya terlihat kecewa saat waktu kuliah berakhir dan tersadar bahwa kita masih belum begitu dalam menyelaminya tapi semuanya akhirnya bisa tersenyum bahagia karena paling tidak kita sudah berusaha memaksimalkan potensi  tool  yang oleh Sang Pemilik Segala disebut sebagai akal yang belakangan sudah jarang digunakan oleh segelintir orang yang sering sekali mengaku merasa paling tahu segalanya dan mengklaim bahwa kata dan perintahnya adalah kebenaran…hahaha…memang agak lebay tapi kalau saja ada kesempatan lagi untuk mengulangi pertemuan-pertemuan “menggairahkan” itu maka datanglah dan menjadi bagian didalamnya…
Mmhh…kalau saja anda pernah kebetulan melintasi kelas mata kuliah ini apalagi kemarin pada pertemuan terakhir, anda pasti tidak akan menyangka kalau didalam ruangan itu sedang berlangsung pergumulan ide-ide besar dalam berbagai ranah kehidupan karena anda akan sering mendengar celotehan yang tiba-tiba terlontar tanpa aba-aba yang kadang seolah tidak berkorelasi dengan obrolan yang sedang hangat,  tawa yang tiba-tiba saja mengelegar dan membahana kemana-mana karena sebab yang bervariasi [mulai dari ide-ide gila yang dilontarkan, pose yang kadang berlebihan, sampe kisah-kisah romantis yang selalu terselip di sela-sela keseriusan], atau tiba-tiba kelas ini senyap seolah-olah ketiga belas orang ini sedang berpikir padahal…hahahaha…iya memang sedang berpikir joke baru apa lagi yang bisa membuat kelas ini menjadi tetap Losta Masta alias berwarna dan tetap berisi dan berkualitas…Kelas ini bagiku seolah ingin menunjukkan bahwa ide-ide besar tidak selalu lahir dari jidat yang berkerut dan berlipat-lipat sepuluh tapi kadang ia lahir dari gurau dan tawa yang reflektif…
Nah, yang membuat pertemuan kemarin agak berbeda selain karena kita kuliah di hari sabtu dan menggunakan ruang jurusan yang fasilitasnya relatif lengkap, kami diberikan tontonan film menarik oleh Pak Rachmad, sebuah film komedi inspiratif dan sarat makna; Good Morning Vietnam. Sejak awal film ini membuat kami terpingkal-pingkal karena ulah Robin Williams yang berperan sebagai seorang penyiar kocak pada radio milik Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada masa perang Vietnam. Namun, ruangan jurusan yang sebelumnya dipenuhi tawa yang begitu lepas akibat ulah sang penyiar yang kocak dan mengocok perut kemudian perlahan-lahan berubah menjadi lebih hening dan reflektif saat lagu The Wonderful World nya Louis Amstrong mulai melantun disela-sela potongan-potongan tragedi Perang Vietnam yang tragis dan memilukan. Melihatnya seolah kembali menyadarkan bahwa ada banyak “perang” lain yang sedang terjadi dan menistakan satu hal yang tanpanya kita sebenarnya tidak berarti…kemanusiaan.
Mmhh…mendengar kata kemanusiaan, saya selalu teringat pesan Pak Rachmad yang hampir setiap pertemuan sering diulanginya bahwa penelitian tidak bisa dilepaskan dari aspek kemanusiaan. “Penelitian akan lebih baik jika ia diabdikan untuk kepentingan kemanusiaan,” begitu kira-kira pesannya yang beberapa bulan lalu juga kukatakan ke beberapa mahasiswa dan teman-temanku di Makassar ketika saya ditanya tentang bagaimana penelitian yang baik itu. Kata yang ampuh itu pula yang menurutku menjadi “pengingat” dan sering digunakan oleh dosen yang kami hormati itu saat diskusi dan perdebatan kami telah begitu liar kemana-mana. Dan bukankah memang bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, mengaktualkan potensi kemanusiaannya. Dan sekali lagi menurutku, inilah saripati dari pertemuan-pertemuan “inspiratif” selama bermingu-minggu pada mata kuliah ini.
Pertemuan kemarin tentu bukan akhir tapi awal yang indah karena mimpi kita tentang dunia yang lebih baik tentu tidak akan berakhir sesaat setelah mengucapkan salam dan terima kasih kepada Pak Rachmad karena telah menjadi dosen dan teman diskusi yang baik serta memberikan banyak hal kepada kita, tapi mimpi-mimpi yang kita susun bersama-sama di kelas yang “nakal” itu akan kita sebarkan kemana-mana saat kita memutuskan untuk memilih strategi hidup yang kita yakini. Semoga….

Terima Kasih atas kelas yang hebat ini…
Salam alih-alih…hahahaha….


Bobhy at Bantaran X Code
9 Januari 2011
saat X Code begitu terlihat bersahabat


Komentar

Postingan Populer