Menanam hal-hal baik..

Sejak pindah ke rumah yang sekarang kami tempati, kami_saya dan komrad  tidak pernah berhenti mengeksplorasi setiap sudut ruang di rumah ini. Hampir dalam kurun waktu 3 bulan sekali, tempat ini selalu berubah. Dan biasanya signifikan. Salah satu kawan menyebut kami begitu piawai dalam mengelola ruang.
Bukan hanya itu, kami memiliki sebidang tanah yang cukup luas di samping rumah. Sebenarnya lebarnya hanya sekitar 120cm, tapi panjangnya sekitar 5 meter, dan jujur juga merupakan salah satu factor penarik saat menentukan akan menyewa rumah ini karena  kami selalu ingin memiliki kebun. Kami punya harapan untuk bisa selalu menyediakan sendiri bahan makanan kami, khususnya sayur sayuran. Kami selalu bahagia saat mengetahui seseorang bisa menyediakan sendiri segala yang mereka konsumsi. Kami selalu sangat berupaya menekan segala hasarat membeli kami sejak dulu.
Memiliki tanah di samping rumah itu akhirnya menjadi pemantik semangat kami untuk memulai langkah-langkah kecil yang baru. Dan upayanya ternyata cukup menguras tenaga. Memang sangat nyaman menikmati pemandangan pepohonan, bebungaan, atau sayur-sayuran yang menghijau dan sekarang mulai jadi tren yang positif di kalangan masayarakat urban. Semua kecantikan, semua rasa damai yang tersembul dari warana hijau itu adalah buah dari kerja keras yang membutuhkan kegigihan. Berkebun ternyata bukan pekerjaan mudah.
Kami memulai dengan membersihkan lahan. Itu adalah langkah awal yang sangat susah. Dan kabar buruknya, lahan itu bukanlah tanah, tetapi pasir, banyak bebatuan, sampah beling, tanaman liar yang tingginya mencapai pinggang. Kami membutuhkan setidaknya dua minggu untuk membersihkan lahan itu. Dua minggu yang cukup panjang untuk memberikan kesempatan pada tanaman liar yang kebanyakan berduri itu untuk tumbuh lagi. Tapi kami tidak kalah ngototnya dengan tanaman liar itu.
Kami mulai dengan sereh, membekali diri dari tutorial berkebun yang seleweran di google dan fb. Lalu mencoba membangun jejaring kembali dengan teman-teman yang sudah bergelut dalam dunia perkebunan lebih dahulu. Saya menerima banyak masukan, banyak pelajaran dari mereka. Bibit mulai dijanjikan banyak orang. Ada yang sampai, ada yang masih berupa janji hingga kini. Lalu kami juga mencari bibit di beberapa toko yang direkomendasikan teman-teman.
Bibit kangkung dan cabe. Itu bibit pertama yang kami beli. Kami mulai menyemai bibit. Dan rajin mencari bibit yang sudah disemai atau yang baru tumbuh bahkan jauh-jauh dari Bone, menempuh perjalanan, menerobos belantara Kappang.  Dan tomat itu berbuah paling pertama diantara semua tanaman yang ada. Sekaligus menumbuhkan harapan kami akan langkah-langkah kecil tadi. Beberapa tumbuhan mulai tumbuh. Namun yang paling sering dipanen adalah kangkung. Sawi, tomat, lombok besar mulai kami konsumsi walau hanya dalam skala yang kecil. Tidak mengurangi belanja saya secara significant memang, tapi kepuasannya  lebih berbeda.
Seperti hal lain yang saya  kerjakan di sini, kami selalu membutuhkan kerja sama, minimal saya dan komrad berdua meluangkan waktu untuk urusan kebun ini. Betul bahwa dibutuhkan ketekunan dan kegigihan dalam urusan tanam menanam ini. Jika menyerah sedkit saja, kita mungkin akan gagal berkali-kali.apalagi, kau tidak serta merta akan mendapat hasil yang kamu harapkan. Tapi, seperti layaknya hidup, jika kita telah menanam hal baik, segala yang baik akan datang pula. Ada yang langsung merasakannya, namun ada juga yang harus menunggu.

15 Ramadhan
ibumahasuar

Komentar

Postingan Populer