...selamat ulang tahun, Airaku...

Aku telah menjadi ibu untuk dua orang anak sejak lama. Sejak aira lahir, aku langsung terkoneksi dengannya. Secara lahir dan batin. Umurnya sekitar seminggu, dan produksi asi ibunya yang saat itu tidak produktif, mengharuskanku turun tangan. Saat itu, maha berusia 11 bulan, dan bisa dibilang ASIku lebih dari cukup, dan siap menjadi ibu susu siapa saja.apalagi untuk ponakan kecilku yang cantik.

7 desember 2009, Aira lahir di tengah kondisi yang stabil dan terncana. Pengalaman melahirkan 11 bulan lalu denganku, dan posisi janin yang tidak terlalu bagus, membuat K heri berpikir tidak ingin mengambil resiko yang sama. Dan kini, dua tahun ia. Sejak lebih setahun lalu, kami_aku, maha, aira_ menghabiskan banyak pagi bersama. Saat umurnya 10 bulan, dan kami rasa ia cukup besar untuk tidaklagi memakai pengasuh, dan aku tidak lagi terlalau kewalahan mengurus dua orang anak bersamaan, saat –saat itu dimulai. Kubuat untuk Aira,…

Dear Aira…

Kamu tumbuh dua tahun ini, nyaris tanpa ayah Aldi dan mami Heri disampingmu 24 jam dalam sehari,  6 hari dalam seminggu. Dan aku selalu berharap semua itu tidak berlangsung lebih lama lagi. Jam 8 pagi, mami Heri harus berangkat kerja, aira yang sudah terbiasa seperti itu sejak umur 3 bulan, telah pandai merasa ikhlas melepas maminya, melambaikan tangan. Tapi, tidak jarang banyak pagi yang terasa sulit, saat maminya harus betul-betul pergi dan aira tidak ingin melepas pelukan maminya. Dan sering sekali terjadi di hari Senin, saat satu hari sebelumnya, Aira memiliki mami Heri sepenuhnya. Dan jika begitu, sang nenek yang kerap dipanggil “mama” oleh cucunya, harus merelakan untuk terlambat masuk sekolah. Posisinya sebagai pimpinan terpaksa digunakan sebagai tameng untuk menghalalkan ketidakdisiplinan ini. Tapi, jika semua ini berbenturan dengan hari yang sibuk, ibu harus pandai mengolah tangis aira sendiri. Banyak hal yang biasa ibu lakukan untuk buat aira bergembira kembali. Mulai dari menyanyikan aira lagu, bercerita dengan mimic yang selalu lebay, dan itu kuharap mengalihkan perhatianmu, jika kewalahan kamu biasanya kutransfer ke rumah Zaitun, rumah teman setiamu yang seperti pengobat dahagamu, sekeras apapun tangismu, jika berada di sana, tangismua akan berubah tangis. Dan banyak cerita yang ibu lewatkan di sana, kelak kau harus bertanya pada mereka apa yang kau lakukan saban pagi dan baru pulang jika kau merasa lapar.

Walau tanpa ayah dan mami melewati banyak pagi, aira selalu punya ibu Nita. Ibu kadang lebih memilih untuk meloloskan inginmu ketimbang kakak maha. Bagaimana tidak? Jika menangis, kamu lebih sulit untuk dicarikan jalan keluar. Tapi, jangan salah di usia kamu yang lebih muda kamu kadang lebih mudah diajak berinteraksi secara dewasa ketimbang kakak maha. Di beberapa kasus, kamu lebih dewasa mengangani banyak persoalan. Ibu juga tidak jarang lebih memanjakanmu mengingat usia maha yang lebih tua. Sampai hari ini, ibu bahkan secara tidak sadar menanamkan pada kakak maha bahwa dia harus selalu mangalah padamu. Begitulah semestinya seorang kakak, bukan? Tapi, jika kamu mulai beringas, mulai memukul, mulai menggigit, dn menyakiti kakak maha, ibu selalu bersikap tegas. Memarahimu, hingga kau menangis memelas.

Kamu tumbuh mandiri dan selalu ingin melakukan banyak hal sendiri. jika makan, aira enggan disuap. Aira selalu merasa bisa melakukan hal-hal besar sendiri. mandi, memakai bedak, memakai baju, berjalan ke rumah tante Use, dan segala hal sendiri. Dan itu membuat ibu yakin, bahwa kamu akan tumbuh menjadi perempuan dewasa yang mandiri.

Karena melewati setiap detik bersama maha, kamu seolah menjadi duplikatnya. Kamu selalu ingin melakukan apa yang kakak maha lakukan, kamu menyukai lagu yang disukai kakak maha, kamu bahkan persis dalam cara bicaranya, tidak mampu menyebut beberapa huruf yang sama, akhir-akhir ini, kamu selalu ingin memakai baju kakak maha. Dan hal ini sungguh membuat kami semua kewalahan menghadapimu. Tapi, di balik itu semua, ibu bangga..di usia kamu yang segini muda, kamu telah mampu menentukan pilihanmu dalam hal baju yang ingin kamu pakai, makanan yang ingin kamu makan, dan dengan siapa kamu harus tidur. Untuk masalah yang satu itu, belakangan ini..kamu kerap membuatnya menjadi masalah besar, yang akhirnya berakhir dengan tangis.  

Menjemput umurmu di tahun ke dua, kamu tumbuh dengan banyak penolakan dan keras kepala. Kurasa sifat itu, kamu peroleh tidak sengaja dari ASIku. Hmmm…tapi tenang saja. Itu tidaklah buruk. It’s ok honey.. hidup, dalam beberapa hal  terkadang membutuhkan kita untuk keras kepala, dan ketika banyak pilihan yang terhampar di hadapan kita, dia selalu mengharuskan kita berani untuk melakukan banyak penolakan. Dan keduanya tidak mudah. Harus diolakukan dengan keberanian dan tentunya tanggung jawab yang cukup besar.  

Dan tumbuhlah besar, seperti yang kau inginkan, Airaku sayang., ibu Nita siap bersamau hingga jutaan pagi yang lain. Jelas, bukan untuk menggantikan ketidakhadiran ayah dan mamimu, tapi sebagai sosok yang lain yang akan kau datangi di suatu pagi, saat kamu penat dengan pinta mereka yang mungkin akan membuatmu jengkel. Hahaha… ! Tumbuhlah besar dengan cinta kami semua, kaka maha, mama, papa ci’, papa bebi, oma, tante seni, dan semua orang yang kau tularkan kebahagiaan. Biarlah ayah dan mamimu menerjemahkan cinta mereka dengan cara yang berbeda, kamu akan mengerti kelak, bahwa cinta memiliki banyak wajah yang kadang tidak bisa kita terka.  

Selamat ulang tahun, anakku sayang!! Ibu Nita always beside you..so don’t worry!!

Ibu maha


6 Des '11