Selamat Hari Ibu

Setelah merampungkan projek ulang tahun untuk maha dan modemku bermasalah, sepertinya melengkapi kealpaan menulisku beberapa mingu terakhir. Ini diperparah dengan keberadaan komrad yang dengannya aku mesti berbagi waktu berhadapan dengan layar 11 inci ini. begitulah aku membutuhkan pembenaran untuk ketidaksigapanaku melawan rasa malas.
Pagi masih muda,sisa -sisa hujan kemarin sore yang lebat disertai angin kencang masih jelas. Tanah masih basah, dingin juga sangat terasa. Dan rasa bahagiaku juga masih sama, seperi kemarin siang, saat rutinitas di English Home mulai kujalankan.
Sejak hampir 7 bulan yang lalu, sudah banyak siang dan sore yang kulewati di sana. Sebuah rumah yang jika dilihat dari luar sangat kecil dantidak memungkinkan menampung banyak siswa untuk belajar. Padahal tidak, rumah ini punya 5 ruangan kamar yang tiga diantaranya kujadikan ruangan kelas. Dengan pengetahuan krativitas dan mencontek banyak ide, aku menyulap rumah yang hampir sepuluh tahun tidak berpenghuni menjadi nyaman ditempati, dan diajdikan tempat belajar dan bermain. Sebenarnya pekerjaan ini tidak terlalu susah, toh design rumah ini cukup memadai untuk mewakili gambaran sebuah tempat bermain dan belajar, dimulai dari halaman rumah, ruang tamu yang kusulap jadi library dan display foto kegiatan Sunday Class. Lalu ruang tengah yang kujadikan ruang administrative, ruang bermain, dan kadang sebagai tempat belajar, saat panas datang, maklum modal yang sedikit ini belum mampu mencukupi untuk membeli AC. Hahaha…
Dan siangku sepanjang 2011 ini memang erkumulai di tempat ini, membersihkan, menyiapkan program, merampungkan kurikulum, membuat modul, menyusun berbagai kegiatan, menemukan metode belajar yang baru, menciptakan permainan-permaianan yang tujuannya mengembangkan tempat belajar bahasa inggris ini menjadi alternative untuk anak-anak belajar dengan gembira, menyenangkan dan tentunya lebih mudah.
Dan aku terkadang bangga sendiri, usaha pendidikan yang kujalani dengani dengan maksimal ini walau tidak menghasilkan laba yang seabrek, tapi tetap cukup hingga hari ini berjalan dan mulai dilirik banyak orang. Promosi ke berbagai sekolah dengan sistem belajar gratis menarik banyak anak, ditambah sistem antar jemput yang diterapkan yang membuat orang tua tidak terlalu khawatir dan untuk melepas anaknya belajar menjadi nilai jual yang membuat orang tertarik. Merangkak dan akhirnya bisa berdiri seperti sekarang, rasanya sulit kupercaya dan aku hampir melakukannya sendiri walau tak kutampik peran komrad yang lebih banyak berada di belakang panggung. Mencari bahan pelajaran,mendownload video, lagu-lagu, kedatangannya yang Cuma satu kali dalam 2 bulan, biasanya dimanfaatkan untuk urusan renovasi dan bersih-bersih.
Hingga hari ini setelah mendata, muridku telah menembus angka 100 siswa, pekerjaannya bukannya bertambah ringan tapi justru bertmabha berat. Mempertahankan jumlah ini bukanlah hal mudah, hampir setiap hari diperlukan pembaruan metode belajar sana-sini, hampir setiap waktu kami harus berpikir keras memadukan banyak permainan dalam tiap proses belajar. Bersama dengan 4 pengajar lainnya kami bertekad untuk tidak berhenti belajar, tidak berhenti menemukan formula-formula baru untuk anak-anak ini, untuk membuat mereka “feel like home”, membuat mereka punya koneksivitas bukan hanya hubunkgan guru dan muridnya. Salah satunya, dengan menghafalkan semua nama muridku. Dan aku melakukannya hingga hari ini. Semua murid yang pernah kuajar dan sekarang belajar di English Home tidak akan pernah kulupakan namanya. Mereka merasa dihargai merasa berarti saat kamu menyebut namanya, tidak hanya memanggilnya “hei..” atau “ kamu”.
Dan ini yang membuat mereka selalu merasa dekat denganku lalu menjadi bagian dalam kehidupannya. Seperti siang kemarin, saat aku sedang bersiap menuju SD di Bajoe, hampir jam 2 dan mereka sudah datang. Tandanya, rumah tiba-tiba rebut, berdengung seperti lebah. Mereka langsung masuk dan mengunci pintu di Joy Room. Tidak terlalu kugubris, mereka memang selalu begitu, sambil menunggu Miss Nunu, mereka biasa menghabiskan waktu untuk berjoget diiringi lalu beberapa boy dan girl band. Tapi tidak kali ini. Mereka hanya riuh.
Aku terkejut, setelah Miss Nunu datang dan mereka membuka kelas. Kelas telah mereka dekorasi dengan berbagai balon berwarna-warni, mereka berteriak mengucapkan selamat pada Miss Nunu. Aku terkejut dan tertawa, setauku Nunu ulang tahun Juni kemarin bertepatan dengan ulang tahun adikku Udi. Tapi, belum sempta tawaku berhenti, Feby dan Dinda berlari ke arahku, membawakanku sebuah kado. Betapa terkejutnya aku, ulang tahunku telah lewat hampir sebulan, dan rasanya aku tidak perlu merayakan apa-apa. Mereka berlari, lalu berbalik ke arahku berkata “selamat hari ibu”. Kata mereka hampir bersamaan, sekitar 10 anak. lalu ricuh dan ribut menyatu, mereka meletuskan balon sambil terus berteriak selamat hari ibu, padaku dan pada Miss Nunu. Saat kukatakan, Miss Nunu belum menjadi ibu, kata mereka
“untuk ibu kami di kursus” lalu melanjutkan kericuhan. Suara letusan balon, teriakan, dan keheranan anak-anak yang lain yang tidak sekelas dengan mereka bercampur jadi rasa bahagia. Aku betul-betul terharu, hari-hari yang mereka lewati hanya sekitar 20% bersama kami dalam seminggu. Dan ternyata telah memberi kesan yang cukup dekat dengan mereka hingga menganggap kami bukan hanya guru-guru mereka tapi juga ibu mereka. Perayaan hari ibu yang mengejutkan, mereka buat lebih serius dengan membawa makanan kecil yang mereka nikmati bersama.
Dan inilah proses yang sedang kami bangun di sini, di English Home. Mereka tidak sekedar belajar Bahasa Inggris, atau bermain dengan teman sebaya mereka, tapi di sini mereka akan menemukan keluarga. Aku betul-betul bahagia, bukan hanya karena mereka menghargaiku sebagai seorang ibu, tapi juga melibatkanku dalam kehidupan mereka sebagai ibu mereka walau hanya 2 jam, dua kali dalam seminggu. Dan bahagiaku bertambah, saat kado kubuka dan mereka memberiku sebuah jilbab abu-abu. Terimakasih sekali lagi, untuk kalian semua yang selalu menjadi sumbu semangatku untuk terus belajar menjadi guru yang baik, menjadi bagian dalam proses kehidupan generasi kalian.
Lagi, aku bersyukur. Untuk pekerjaan yang semakin kucintai. Menjadi guru..yang tidak berhenti belajar.

Ibu Mahatma
25 Desember 2011
Menikmati libur

Komentar

Postingan Populer