..Ode buat Ode..

ini kali terakhir berfoto dengan Ode, saat ujiannya Ladung
“berdoa saja..semua sudah diatur” begitu kata komrad mencoba menenangkanku saat kuberitahu via sms bahwa aku tidak berhenti merinding memikirkan Ode. Siang ini,komrad mendapat kabar dari jejaring sosial, Ode sedang berjuang dalam keadaan koma di RS di Bau-bau sana. Hingga perjuangannya berakhir, tidak ada informasi yang akurat kenapa tiba-tiba dia terbaring tak sadarkan diri, setelah sakit kepala, kejang-kejang dan muntah. Ana yang kusuruh menghubungi adiknya Ode yang kebetulan teman seangkatannya juga tidak mendapat kejelasan apa-apa.
Sang tadi, sesaat seteah mendengar kabar Ode, aku tidak berhenti merinding. Rasa sedih kurasa begitu saja menghampriku. Ode  juga sampai siang tadi, masih terbaring koma dan entah karena apa, dia tidak bisa dibawa ke Makassar untuk pengobatan yang lebih lanjut. Kucari informasi tentangnya, dan aku makin sedih, terharu karena kutahu banyak orang yang sore tadi berdoa untuknya. Banyak yang menaruh harap, ia akan terbangun dari kritis dan kembali menjalani hidupnya. Aku bahkan berharap, bisa bertemu lagi dengannya, dan kutahu semua temannya pun berharap yang sama.
 Aku mencoba mengingat kapan terakhir kali bertemu dengannya, mencoba ingat bagaimana bentuk rupanya sekarang, mencoba mengingat apa yang pernah kami lewati bersama. Tapi, aku tidak bisa. Aku terkepung sedih dan hujan semakin membuatku tak bisa melepas sedih.  Terakhir bercakap dengannya via facebook, itupun tidak banyak! Sempat kuberitahu ia untuk berhati-hati dan menjaga kesehatannya karena kesibukannya begitu banyak.  Setauku, belakangan setelah menyelesaikan kuliahnya Ode terjun di kedalaman hampir seluruh lautan di indoenesia. Beberapa kali, ia kutahu pulang balik papua, sulawesi, melakukan penelitian lewat update-update statusnya. Dan yang paling kutahu, ia mencintai pekerjaannya yang telah menjadi hidupnya sejak lama dan juga sekaligus mengakhiri cerita tentangnya.
Hampir magrib, nanni menelponku. Suaranya kedengaran lemah.
“meninggalki?” tanyaku dan kudengar Nanni mengiyakan dengan isak, aku terdiam sejenak dan tidak mampu menahan sedih. Ode telah pergi. Kuhubungi komrad dan mencoba tabah mendengar kabar ini. Aku memandangi hujan sembari mencoba mengingat semua tentang Ode. Dan yang paling kuingat, dia mungkin salah satu kawan kami yang tidak pernah kelihatan marah. Ia selalu tidak bisa marah, ia selalu mengandalkan senyumnya saat kita sedang mengganggunya. Ode secara pribadi kukenal dari komrad, hampir bersamaan dengan kawan-kawan saudaraku yang lain di fakultas kelautan.  Kami semakin dekat, saat sering menyatukan pikir dalam komunitas kecil bernama Pijar Imaji. Berbeda dengan kawan-kawan yang lain, yang bisa langsung dekat denganku, Ode membutuhkan waktu agak lama bersosialisasi dengan orang baru. Begitu yang kutahu setelah dekat dengannya. Ia memang pemalu, sering merendah, tapi itu tidak menjadikannya kelihatan kecil di mataku. Ia kukenal sangat cerdas, dan selalu tidak sanggup menolak saat kamu meminta bantuan padanya. Yang paling kuingat Ode sering tersenyum kecil, saat kami mengganggunya. Ia memilih tidak ingin melawan jika kami mengolo-oloknya dengan seorang perempuan, tapi jika diskusinya masuk akal, ia akan duduk bertahan berjam-jam dan mengeluarkan semua isi kepalanya. Terkadang, ia begitu gusar menghadapi hal-hal kecil, dan sangat serius menanggapinya. Dan itu membuatnya kelihatan lucu.
Aku pernah berdua dengannya, saat mengerjakan bendera untuk properti Fesival Anti Globalisasi yang saat itu berpusat di kosanku. Saat-saat itu, aku sering berdua dengannya karena ia lebih sering datang lebih awal. Kami mengobrol serius dan aku lupa tentang apa. ia pernah sangat merasa bersalah karena telah memotong-motong semua bambu, padahal kami juga membutuhkan bambu panjang. Padahal, ia melakukannya karena bosan saling menunggu saat kawan-kawan lain sering datang terlambat untuk mengerjakan segala persiapan FAG. Aku ingat sekali ekspresinya saat itu.       
Ah..aku benci saat ingatanku menjadi payah seperti ini. Kuingat-ingat kapan terakhir bertemu dengannya. Kubuka album foto saat menikah dulu, ia ternyata tidak hadir. Saat kulihat facebook, kulihat foto profil seorang kawan, dan pikirku itulah terakhir kali bertemu dengannya saat perayaan ujian kecil-kecilan, entah siapa..mungkin Ladung. Tapi, Ana mengingatkanku, ode sempat datang setelah kami menikah bersama ladung di Pesona Kampus dan sempat foto-foto di depan laptop. Dan aku mengingatnya. Rambutmu masih gondrong, dan kamu tidak berubah seperti pertama kukenal. Tapi itu tahun 2008 lalu.
Malam ini, hujan masih turun di sini, sejak pagi, seolah semesta ikut bersedih atas kepergian kawan kami, Ode. Yah...ceritamu berujung hari ini kawan! Tapi tidak akan berakhir tentunya. Kamu salah satu kawan terbaiik yang pernah kami kenal, pernah sama-sama belajar, sama-sama bermimpi. Aku bangga dan senang telah mengenalmu dan menjadi bagian perjalanan hidupmu. Aku yakin, kamu telah pulang dengan damai dan kami semua yang menyayangimu mengiringimu dengan doa
“semoga dilapangkan jalan pulangmu, ditempatkan di tempat yang paling indah, dan semua yang telah kau lakukan bernilai ibadah di sisiNya.” Amin Yaa Rabbal Alamin.......
Selamat Jalan Ode....we’re gonna miss you!!! Innallillahiwainnailaihirajiun.......

Ibu Nhytha
06 July 2012
#maut itu lebih dekat dari urat nadimu

Komentar

Postingan Populer