...memilah tontonan untuk maha

Aku kira, aku sudah sampai pada tahapan memahami bahwa televisi adalah satu-satunya  benda yang tidak boleh dikenalkan pada anak secara akrab apalagi saat usainya masih dini. Televisi adalah kotak ajaib yang jika kau bersamnya, segala yang lain menjadi tidak penting. Semua sudah ia rangkum dengan bagus. Mulai dari pengetahuan, wisata, belanja, gaya hidup, sampai mimpi-mimpi. Layar sekian inici itu telah menyediakan semuanya. Lengkap. Sayangnya, karena begitu lengkapnya televisi menjadi candu untuk sebagian orang.
Maha, telah mengenal benda ini sejak lama. Membenci televisi bukan berarti harus membuang televisi yang telah ada di rumahmu, bukan? Sejak umur satu tahun maha sudah akrab dengan tivi, physically. Ia tidak begitu senang menonton saat itu. Ia lebih suka mendengarku membacakannya buku, melihat-lihat gambar. Dia memang lebih duluan akrab dengan buku di banding tivi.
Berbeda dengan sekarang, saat maha sudah meniup 3 lilin ulang tahunnya januari lalu. Dia semakin besar dan menatap banyak hamparan pilihan di depannya. Termasuk untuk urusan nonton tivi. Sejak dua bulan terakhir, maha mulai gandrung nongkrong di depan tivi. Di tahun-tahun kedua, maha memang mulai suka menonton, tapi ia lebih banyak menonton video-video yang kuunduh lewat youtube. Acara televisi, belum terlalu mengalihkan perhatiannya, hanya acara musik itupun kalau menampilkan lagu yang sedang ia sukai.
Sekarang, aku punya tantangan yang lebih besar. Maha mulai suka menonton, berawal dari beberapa hal yang dianggapnya unik, film kartun, atau film yang bergendre anak-anak lainnya. Pasalnya, tidak semua film untuk anak bagus untuk anak.  Setiap magrib datang dan setelah lelah beraktivitas di sore hari dengan teman-temannya d dekat rumah, maha akan berlari ke depan tivi meminta menonton.
“film-film bu” begitu ia menyebut film kartun. Jika ia meminta sebelum magrib, ia masih akan mendapati  Ipin Upin di layar MNC tv. Nah, setelah Ipin Upin, ada Sound the Sheep, trus bersambung dengan beberapa film kartun lainnya hingga jam 9 malam.  Mari kita telaah satu-satu.
Ipin Upin, telah maha kenal sejak lama.film kartun dari negeri seberang sana menurutku lumayan edukatif.  Lebih banyak tentang persahabatan, permainan, bahkan bayak hal-hal baru, tentang kerja keras Ipin Upin yang patut dicontoh anak-anak, tentang rasa sayang, dan menurutku film ini tidak bermasalah untuknya. 
Spongebob juga menurtku salah satu film kartun yang keren. ia begitu menjunjung tinggi persahabatan. ia pekerja keras, dan sangat keren melihat dunia. hahahaha.
Selepas Ipin Upin, ada Sound the Sheep, kisah tentang sekumpulan domba di peternakan yang dijaga oleh seekor anjing. Ceritanya lucu dan manarik hanya saja tontonan ini, secara tidak langung bisa memberi dampak yang tidak bagus bagi anak-anak di bawah usia dua tahun. Tidak ada dialog di sini, ini bisa memberi pengaruh buruk untuk motorik halus bagian mulut anak.
Nah, setelah ini ada beberapa film kartun yang membuatku harus berada di samping maha saat menontonnya. Aku lupa judulnya, jelasnya tentang seorang pencuri yang selalu saja sial. Walau endingnya memang bagus, tapi selalu ada adegan-adegan kekerasan yang ia tampilkan. Menembak, mengikat orang, dan lagi tanpa dialog. Ada juga film karton masih tanpa dialog yang pemerannya beberapa anak yang memakai per untuk berjalan. Film ini juga mengesplorasi kebiasaan menjengkelkan pada anak, menjulurkan lidah, mengejek dan saling mengganggu. Dua film sangat tidak kurekomndasikan untuk anak. Tapi, jika maha dilarang, maka akan membawa masalah baru. Artinya, segala aktivitas harus kustop dan menemaninya, menjelaskannya, bahwa semua yang mereka lakukan itu tidak bagus.
Walau telah kumaksimalkan seperti itu toh maha masih menangkap beberapa hal negatif. Beberapa hari lalu, tiba-tiba
“ibu..ibu pencuri”. Aku kaget mendengarnya erkata seperti sembari menunjukku dan tersenyum seperti saat dia memamerkan banyak kosakata yang baru ia temukan. Kepanikanku kusembunyikan
“apa itu pencuri nak?” tanyaku menelisik
“pencuri itu........”dia berpikir dan menyerah lari meningglkanku. Aku sebenranya ingin langsung mengatakan padanya tpi menurtku aku butuh waktu yang tepat. Malam sebelum tidur, aku menanyakan pertanyaan yang sama. Ia masih menggeleng.
“ siapa yang maha dengar, bilang pencuri” tanyaku lebih jauh. Ia berpikir dan mencoba mengingat kembali. Ia tak menemukan jwaban. Kucoba menjelasknannya, memberitahu bahwa pencuri itu apa. Ia mendengarkan dengan taksim sembari menghabiskan susunya.
Ada lagi tontonan yang menurutku tidak terlalu bagus. Fathiyah, sinetron yang katanya bergendre anak-anak tapi menayangkan tayangan saling bermusuhan, saling membenci, saling menyakiti. Dan film terakhir, si Madun, tentang anak-anak yang suka main bola. Sayangnya, mereka main bola sambil berkelahi. Walhasil, bukan hanya kesenangan bermain bola dengan style yang keren, tapi maha selalu mengikuti adegan-adegan perkelahian mereka. Maha juga akhir-akhir ini begitu mahir mengcopy cara mereka menyelsaikan masalah dengan amarah. Dan ini membuatku kerja keras. Saat marah, maha tiba-tiba ingin memukul. Beberapa kali, aku mencoba memberitahu dengan tenang, tapi lebih sering dengan marah pula. Dan ini justru malah menambah masalah. Dan memberi contoh yang semakin tidak bagus.
Aku tahu, aku salah sering menjadikan tontonan sebagai senjata. Saat mau makan misalnya, maha boleh nonton asal mau makan. Dan beberapa persyaratan yang sering mengajukan tontonan sebagai balasan kebaikannya. Ini pelajaran dan tidak lagi boleh terulang. itu metode yang tidak bagus sama sekali. Sekarang, aku mencoba memberi maha banyak alternatif kebiasaan lagi. Ia masih sering membaca bersamaku, mendengar ceritaku, hanya saja ia telah menambah  kebiasaan menonton dalam agendanya. Mungkin, kebiasaan noton maha juga dimulai saat aku terlalu sibuk di depan komputer beberapa bulan yang lalu. lihatlah,skelai lagi, membuktikan. Orang tua mungkin bukan penyebab utama, saat seorang anak berkelakuan buruk. tapi, orang tua kadang melapangkan jalan anak untuk memilih jalan yang buruk. Dan, aku tidak ingin seperti itu. aku mungkin pernah salah. maka aku akan memperbaikinya. So...Turn off your tv now!

Ibu Nhytha
31032012
#longliveperlawanan

Komentar

  1. waah..
    keren postingannya. aku bar tau kalo efeknya bisa seperti itu. brarti benar2 berlangsung sejak kecil dibawah alam bawah sadar.
    keren :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer