...Selamat ulang tahun komrad...

Hampir sebulan sebelum hari ini, aku menyelipkan waktu yang cukup banyak untuk memikirkan hadiah yang tepat untuk komradku. Sebuah beban berat karena ulang tahunku November lalu, komrad memberikuhadiah ulang tahu terkeren yang pernah kuterima sepanjang hidupku. Ten Stories_ A Bunch Love, 10 cerita tentang kami yang selanjutnya ia bukukan yang serta merta menobatkanku menjadi wanita paling bahagia di dunia.
Sebentar lagi, komrad menapaki usia yang semakin tua. 31 tahun. Setelah kuhitung berkali-kali, mengurangkan  2012 dengan 1981, aku bahkan menggunakan kalkulator dan hitunganku ternyata tidak keliru. Komrad telah melewati 3 dekade, 4 triwulan hidupnya. Melihat angka itu, aku terdiam lama, waktu memang penguasa. Namun, kutapaki ulang banyak hal, menerawang, mengingat kembali, aku tersenyum. Waktu tenyata tidak sekuat itu mengekang komradku. Umurnya boleh saja tua, tapi komrad adalah semangat muda yang tidak pernah ia biarkan padam.

Komrad kukenal sebagai laki-laki penuh semangat yang datang saban hari ke kampus dengan sikap antipati terhadap segala yang mapan.  Ia dengan rambut gondrong dan selalu sengaja diikat dengan longgar, tidak berhenti mengabarkan bahwa segala di kelilingmu sedang berjalan tidak baik-baik saja. Ia memakai banyak cara, salah satunya lewat buku dan kepada siapa saja. Ia lebih banyak meminjamkan bukunya pada perempuan. Hahahaha...sebuah metode usang tapi selalu berhasil, don’t you?
“berawal dari buku berakhir di malam minggu “ potongan dialog dalam film AADC yang selalu kujadikan ledekan untuknya. Walau kelihatan garang, komrad adalah lelaki “galau” yang saat itu sedang terombang-ambing dengan segala  ketidakpastian dan ketidaktegasan dirinya. Yang menarik tanganku untuk duduk di bawah perpustakaan kampus dan berbicara tentang sesuatu yang buat hatinya tidak nyaman. Itu kali pertama, kita duduk berdua dan menyatakan ikrar untuk saling menjaga kepercayaan. Do you still remember?
Namun, semua itu sangat kontras ketika komrad berada di jalan. Segala keresahannya ia terjemahkan dalam amarah yang meluap-luap pada segala bentuk otoritas yang menindas. Ia menggemakan kata-kata penolakan untuk semua yang mengebiri kemerdekaan. Ia berjingkrak, melompat, menerjang dengan kata, demi menegaskan kata “TIDAK”.
“ saat aksi kamu menemukan duniamu. “ aku sering berkata begitu padanya. Tahun-tahun itu, dimana aku sibuk mempelajari segala tindak, pikir, sekaligus keputusannya dengan caraku sendiri. Dan ia memberiku kebebasan untuk memilih. Ia mengajariku dengan cepat, tanpa babibu, ia hanya melakukannya. Ia tidak menceramahiku apalagi berpidato sok senior di hadapanku. Ia menjelaskannya lewat semua yang ia lakukan. Dengan detil dan sederhana.
Tahun-tahun selanjutnya dia adalah komrad yang masih bergelora dengan dunia. Menjawab sesuatu dengan lantang, keras, sesekali  kasar.  Menghadang apapun di hadapannya, tanpa menoleh sana-sini. Resiko adalah keharusan, dan ia enggan menjadi pengecut karenanya.
 Entah, aku tidak ingat sejak kapan, setauku saat dunia menwarkan banyak pilihan sulit, komrad perlahan menata ulang metodologi hidupnya. Tapi dia tetap sama, aku masih mengenalnya. Pernah satu waktu aku bertanya
“ apakah semua itu karena kehadiranku? Yang telah lancang membaurkan mimpiku? “ ia dengan pasti berkata tidak. Ia begitu yakin, bahwa perjalanan telah menuntunnya menemukan banyak jalan yang terbentang. Tujuan dan mimpinya masih sama. Tidak berubah.
Bahkan hingga kini. 31 tahun, dan komrad masih seperti komrad yang kukenal pertama kali. Hanya lebih fasih melafalkan cinta hingga tidak perlu lagi terbata-bata. Ia meramu segala yang ia tidak punya menjadi kebahagiaan-kebahagiaan kecil. Dan ia mahir melakukannya.

Selamat ulang tahun komradku, waktu boleh berjalan cepat, mengajakmu dan dunia menua. Tapi dirimu yang sesungguhnya tidak termakan waktu. Waktu hanya memolesnya, mengelusnya, hingga semakin mengkilap.
Selamat ulang tahun komradku, usia pasti akan bertambah. Tapi, kamu tidak akan rabun begitu cepat untuk kabur melihat, kamupun tidak akan  renta begitu cepat hingga harus tergopoh berjalan, kamu tidak akan lelah begitu cepat, bukan? Karena di sana, semua mimpi dan harapan telah menunggu. Ia tidak bosan menunggu, menyulut cahaya saat dunia hanya menyugukan gelap.

Selamat ulang tahun komradku, kau telah melewati tiga dekade hidupmu dengan begitu keren. Dan aku beterima kasih untuk setiap detik yang kau lewatkan hingga hari ini untuk menjadi kamu, dan berdiri di sisiku. Terima kasih untuk segala usaha yang kau lakukan yang selalu atas nama “kita”.
Untukmu semua cinta. Tetaplah seperti itu, hadirmu mencukupkanku.

03042012
 Untuk semua cahaya dalam dirimu yang tak berhenti menerangiku
Sangat mencintaimu

Komentar

Postingan Populer