..bertemu kawan lama #part1

Aku lupa sejak kapan, aku begitu dekat dengannya, sejalan, menyatu, perlahan saling menjauh, berpisah dan akhirnya bertemu lagi. Sepanjang ingatanku, aku telah akrab dengannya sejak SMU. Kedekatanku dengannya adalah masalah besar yang selalu diurusi semua orang, mama dan bapak, karena dianggap menjadi salah satu penghlangku untuk menggapai mimpi-mimpiku. Mimpi-mimpi remaja tentunya. Aku tidak perlu waktu lama untuk akrab dengannya, ia datang bersama kawanannya dan betul-betul membuatku berltekuk lutut tak berdaya. Aku tidak mampu menolaknya, hari itu aku bahkan meninggalkan sekolah menuju rumah demi beradu mesra dengannya. Hampir seminggu, kami sangat dekat dan tak terpisahkan. Aku bahkan menyerah padanya dan memutuskan untuk tidak masuk sekolah karenanya. Mama dan bapak gusar, sahabatku di sekolah yang mengunjungiku sama gusarnya ketika melihatku begitu kuat menjalin ikatan dengannya. Dan aku? Aku tidak mampu menolaknya, dia datang dan aku menerimanya dengan pasrah dalam hidupku, mengganggu semua rencana-rencanaku. Aku sangat terganggu akan kehadirannya, aku ingin lari dari dekapannya, tapi sayang, akulah yang menyuruhnya datang, aku sendiri secara sadar ataupun tidak yang membukakan pintu lebar untuknya dalam hidupku. Dan aku menyesal.
Hampir seminggu, tepatnya Jumat lalu, setelah bertahun-tahun tak bertemu, tiba-tiba ia datang lagi. Harusnya aku menyadarinya, tapi kali ini tidak. Saat hentakan kurasa perih diperutku, aku tahu, dia datang.
Aku sedang membicarakan sebuah kawan lama yang pernah bersamaku bertahun-tahun. Dan hampir semua orang pernha dekat dengannya, pada umumnya mereka yang sibuk dan sok sibuk melalui harinya, tapi khususnya orang-orang yang terlampau picik berpikir dan tidak bersyukut hingga mengesampingkan hal-hal utama yang harusnya ia pikirkan, kesehatan, and sometimes it’s me..heheheh
Setelah bertahun-tahun, lepas dari penyakit ini,tiga hari ini aku menyera takluk padanya. Setelah hampir beberapa minggu terlampau sibuk dengan EH dan beberapa hal, badanku khususnya sistem pencernaanku berontak. Kamis malam, aku merasakannya. Tapi seperti biasa aku selalu berusaha bertahan,menganngapnya bukan sesuatu yang serius. Aku bahkan masih bersemangat menuju Makassar bersama keluarga kecilku. Perjalanan yang ditemani AC hampir 4 jam membuat badanku yang memang tidak tahan dingin berontak,  lagi-lagi aku bertahan dan tidak ingin mempermasalahkannya. Belum pertengahan jalan padahal, aku telah mulai merasakan nyeri di seluruh tubuh, terlebih di punggung dan perut sebelah kiri. Tiba di makassar, aku malah tidak berlaku adil pada tubuhku dan memaksakannya ikut karaoke bersama sepupu-sepupu, kakak dan adikku hingga larut malam. Dini hari, barulah aku terkapar. Badanku meriang, mencret, punggung dan perutku sebelah kiri seolah ditusuk tombak. Semalaman komrad memijatku.
Malam terasa begitu dingin dan menjadi malam pertama yang kulalui di Makassar tanpa kipas angin. Pagi datang dan sakit di seluruh badanku tidak juga beranjak pergi, aku bahkan pulang balik WC berkali-kali. Aku memutuskan menemui dokter bersama Ana. Menemui dokter meredakan nyeri badanku, tapi tidak mencret dan sakit di ulu hati dan beberapa bagian perutku. Sabtu pagi hingga malam, kuhabisakan dengan pulang balik WC dan meringis menahan sakit. Minggu, komrad berinisiatif bertanya pada apoteker di apotek Perintis. Sanga apoteker yang menurutku sangat bijak, memberiku obat mujarab yang sebelumnya ia beri bukan tanpa pertimbangan. Ia bahkan tidak ingin gegabah dan menyuruh komrad untuk mengambil obat yang telah diberikan si dokter. Setelah obat yang diberikannya kuminum sekali, perutku terasa stabil. aku bahkan memutuskan keluar membeli susu untuk maha di supermarket. Perjalanan panjang Makassar Bone yang diwarnai drama macet berjam-jam di Kappang, menurutku salah satu penyebab aku merasa tidak lagi sehat saat tiba di Bone. Aku mual, sakit perut, ulu hatiku terasa perih dan kembali aku menemui dokter.
Hampir seminggu aku menyerahkan diri dan meresapi waktu dengan lambat. Bertemu kawan yang satu ini, tidak pernah kuharapkan lagi. Ini kali pertama aku merasakan sakit ini setelah bertahun-tahun, dan rasanya tambah tidak menyenangkan karena maha menghabiskan waktunya tanpaku. aku memang secara langsung tidak pernah mengundangnya berkunjung, tidak akan. Bersamanya, semua rencanaku tercancel, termasuk agenda minggu terakhir sebelum komrad ke jogja lagi. Tapi, secara sadar akulah yang membukakn pintu untuknya. Saat sakit begini, aku baru akan menyadari bahwa aku sering tidak adil memperlakukan tubuhku. Menyepelekan hal-hal kecil yang berakibat seperti hari ini.
Oke kawan, pergilah! Aku betul-betul tidak lagi ingin berlama-lama denganmu. Kamu sudah cukup memperingatkanku, dan pertemuan selanjutnya tidak perlu lagi bukan? Aku berjanji…,aku akan hidup sehat untuk diriku, untuk suami dan anak-anakku, untuk mimpi-mimpiku, dan untuk pengabdianku pada Sang Maha.

Akhir juni 2012
#mulaidikepungrindu

Komentar

Postingan Populer