Kejutan untuk bapak bebi


Kata “kejutan” dan “surprise” adalah kata yang sudah tidak asing di telinga maha. Sejak dini, kami sering memberi maha kejutan, kebanyakan berupa barang. Memberi anak hadiah, kejutan dipercaya memberi rangsangan rasa percaya diri dan penghargaan anak akan dirinya sendiri. Dengan hadiah, kejutan, mereka percaya bahwa dirinya bisa melakukan hal yang baik dan dihargai oleh orang lain. melalui hadiah, mereka tahu, bahwa yang ia lakukan memberi dampak untuk orang lin. Jika yang dilakukannya baik, dampaknya baik, jika yang dilakukannya buruk, berdampak buruk juga tentunya, bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk orang lain. yang jadi masalah, saat anak mulai berfikir bahwa segala kebaikannya, prestasinya akan berwujud benda yang disukainya, yang diinginkannya. Mereka akan melakukannya dengan iming-iming hadiah. Untuk itu, kami berusaha kreatif untuk tidak memberikan maha hadiah yang melulu berupa barang atau hal-hal yang diinginkannya. Ciuman, pelukan adalah hadiah yang paling sering ia dapatkan.
Kejutan menjadi hal yang selalu ditunggu-tunggu maha. Saat kami katakan ada surprise, maha akan menyambutnya dengan girang, menutup matanya, menunggu dan berdebar lalu tersenyum gembira saat melihat kejutan tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, di akhir Ramadhan saat mengetahui bahwa bapak bebinya akan datang. Ia begitu girang. Rasa bahagia sangat jelas terlihat di wajahnya saat kukatakan bapak bebi sudah di pesawat. Saat itu malam sebelum tidur, dia tidak berhenti menanyakan
“manami bapak bebi?sampai di manami? Di pesawatmi? Di mobilmi? Di bonemi?”pertanyaan yang awalnya bisa kujawab dengan santai tapi lama-lama membuatku gerah sendiri.
“sudah maha..tidur saja, nnti kalau maha bangun, bapak bebi sudah datang ‘ kataku dengan suara agak ditekan. Dia menenggelamkan wajahnya di kasur, dia mencoba tidur. Tapi tiba-tiba
“ bu, ada ideku.” Katanya berbinar penuh semangat. Aku berbalik dan meninggalkan aktivitasku, aku tersenyum. Ide apa? Tanyaku.
“kasi kejutan bapak bebi..” aku tertawa mendengar pilihan katanya. Ia masih penuh binar dengan senyum lebar,
“ ini to kamarnya maha, kasi bintang di situ, di sana, di situ” sambil menunjuk beberapa spot untuk digantungi bintang. Aku tersenyum sambil menikmati rencana-rencananya untuk membuat bapak bebi senang. Dan seperti biasa, kami menjamah malam hingga larut, biasanya aku tidur lebih cepat dan dia masih bermain dengan imajinasinya.
Keesokan harinya, dia terbangun dengan mencari-cari bapak bebi yang baru tiba di Makassar. Aku bilang sebentar lagi. Pagi itu, dia melakukan semua aktivitas dengan riang demi menyambut kedatangan bapaknya. Dan hariku menjadi sangat lama, karena hampir setiap 15 menit ia bertanya “manami bapak?” dan menyuruhku menelponnya. Aku yang sudah bosan menjawab pertanyaan itu, bertambah jengkel karena bapak bebi harus singgah di Makassar dulu, artinya membuat penantian jagoanku bertambah lama.
Sebelum siang, maha yang masih excited memaksaku membuat kejutan untuk bapaknya. Aku pikir dia suadh lupa akan rencananya. Tapi tidak, demi membuat semangatnya tetap menyala aku mengikutinya. Dan karena ia bertekad membuatnya sendiri, kejutannya harus mudah untuk ia kerjakan. Kusediakan semua pewarnanya, beberapa kertas bekas, dan meminta maha dan aira membantuku. Kuambil mainannya yang berbentuk bintang, lalu membantunya membuat pola bintang dan aku mengguntingnya. Karena beberapa waktu itu dia menggandrungi dot to dot dan ia  sudah pandai melakukannya, aku membuat tulisan welcome bapak bebi dengan beberapa titik-titik dan ia sambung sendiri dengan pensil warnanya. Ia dan dede Aira menempelkan bintang-bintang, dan melakukannya dengan bersemangat.
maha & dede aira lagi buat bintang
masih bekerja dengan penuh rindu

Setelah semuanya selesai, ia memlihi untuk menempelkan karyanya di depan pintu dan memandanginya. Hampir sore, ia menahan kantuknya dan tidak berhenti bertanya bapaknya sudah sampai di mana. Ia menunggu hingga tertidur.
Setelah bangun, ia mandi dan berpakaian lalu duduk di teras. Karena saat itu rumah sedang ramai, is kerap kali ditanyai.
“kenapa duduk di situ maha?”
“tunggu bapak bebi” katanya dengan semangat yang sudah kendor, matanya sudah sayu, dan amarahnya yang mulai muncul, karena bapak bebi yang tak kunjung tiba. 10 menit sebelum buka puasa,bapak bebi muncul. Semua orang menanti rekasi maha, rindunya terobati, tapi ia kelihatan malu-malu. Bapak bebi menghadiahinya pelukan, ciuman dan menggendongnya. Sejak itu hingga esoknya dunia seolah miliknya berdua dengan bapak bebi. Bahkan tidak ada tempat untukku. Hahahaha…..
Dan bapak bebi diajak melihat kejutan untuknya…
“what a  surprise”
berpose setelah kejutannya di liat bapak bebi


5 September 2012
Ibu Nhytha

Komentar

  1. kekuatan imajinasi diimbangi dengan kemauan yang keras seperti ibunya...perpaduan yg menarik.luv u mahaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer