Surat untuk Rekah
Nak Rekah, Hari ini hari buruh. Semalam kita berencana membaca sajak seharian bergantian untuk menyambut hari ini. Sayangnya, kita lupa. Puisi dan sajak akan kita gemakan esok hari atau esoknya lagi. Rekah, hari ini hari buruh. Ibu mengajak bapak berolahraga. Karena kamu demam, kami memutuskan bergerak mengikuti arahan instruktur dari layar tv di ruang tengah. Ibu sadar ini penting, ibu harus menua dengan sehat. Kamu harus tahu, ada banyak perempuan yang tidak menyadari bagaimana tubuhnya tiba tiba menjadi renta dan tua. Mereka tidak punya pilihan, waktu, apalagi modal untuk melakukannya. Bahkan untuk tubuh dan jiwa mereka sendiri. Rekah, hari ini hari buruh. Pagi ini ibu berinisiatif membuat kebab untuk sarapan. Prosesnya mudah, bahannya sudah tersedia. Tapi ibu selalu kewalahan mengumpulkan tenaga untuk bergelut di dapur. Kamu tahu, perempuan, apalagi yang sudah bersuami dituntut menjadi ratu di sana, dan tidak diberi banyak pilihan apalagi kekuatan untuk menolak. Re...