Trik Usang, Kejutan dan Perayaan 41 Tahun Komrad di Tengah Samudera

Sejak momentum perayaan plus suguhan kado ultah ke 27 komrad belasan tahun lalu yang wow itu, saya selalu kebingungan mau memberi hadiah apa untuk ultahnya. Saya seperti kehabisan imajinasi untuk itu. Dan entah kapan saya bisa mengakhiri "kutukan" ultah 27 itu. Meski begitu, setiap tahun saya selalu berusaha membuat kejutan semampu saya. Prinsipnya masih sama, bahagia itu sederhana. Wujudnya dalam bentuk trik using sebenarnya. Pura-pura tidak menyiapkan sesuatu tapi sebenarnya diam-diam menyiapkan kejutan. Menjelang akhir November sejak ultah ke-28 komrad itu terus yang saya lakukan. Bedanya karena sekarang sesekali dibantu anak-anak. Minimal mereka saya beritahu kalau sedang menyiapkan kejutan untuk komrad. Tahun lalu misalnya, saya diam-diam mengirim desain foto kami sekeluarga stelah event Panggung Gembira di Nipah ke tempat sablonannya Oli di Perdos Unhas. Saya minta disablonkan lima kaos dengan desain itu pake versi DTF. Kaos itu lalu saya pakaikan ke anak-anak subuh-subuh di hari ultah komrad sesaat sebelum saya ke bandara. Tapi saya agak hati-hati membocorkan kejutan seperti ini ke Rekah karena meski berkomitmen untuk tutup mulut tapi dalam sesaat rahasia itu bisa bocor ke ibunya. Tahun ini, meski sekali lagi berupaya menyiapkan lagi sesuatu yang wow tapi sekali lagi tak berhasil. Akhirnya trik usang kembali saya pakai. 

Ulang tahun komrad ke 41 tahun ini berbeda karena bertepatan aat perjalanan kami menggunakan kapal laut menuju Surabaya. Jadi Jumat malam (28 November), saya, komrad dan Rekah bertolak dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar menuju Tanjung Merak Surabaya. Beberapa hari sebelumnya, di sela kerjaan yang cukup padat komrad mempersiapkan segala sesuatunya termasuk Jumat siang kemarin ia mengunduh film yang jadi bekal tontonan untuk membunuh kebosanan perjalanan yang bakal ditempuh bisa jadi sampai 30 jam menurut kesaksian Puang Nanang. Nah disaat doi lengah itu, saya menuju toko kue yang terletak di area ruko Pintu 2 Unhas dengan mengendarai motor sendirian. Awalnya mau ngajak maha atau Suar yang sebelumnya sudah saya beritahu soal rencana ini tapi saat itu mereka berdua lagi mau tidur siang. Sampai di toko kue itu, saya memilih acak saja empat kue kecil yang bisa dimasukkan kedalam box kecil. Awalnya mau beli kue tart tapi size terkecil yang tersedia juga masih kelihatan mencolok dan agak susah disembunyikan. Setelah beres, box kue saya taruh di sadel motor dan balik ke rumah.

Sampai di rumah, skenario mulai berjalan. Saat Rekah bertanya saya dari mana, saya jawab habis keliling kompleks. Komrad bahkan bertanya serupa dan jawabannya juga sama. Hanya Suar yang saya beritahu kalau sudah membeli kue. Ia turut excited hanya agak sedikit complain kenapa tidak diajak. Saya sebenarnya mau meminta kakak maha untuk menutupi tulisan nama toko kue di box itu dengan gambarnya tapi kayanya tidak keburu. Yang saya pikirkan berikutnya bagaimana caranya agar kue tersebut tidak terlihat hingga sampai di kapal nanti. Putar otak lah saya. Setelah sempat kebingungan akhirnya saya melihat tas jinjing yang berisi camilan untuk di kapal. Eureka, saya dapat ide. Sekali lagi saat semua orang di rumah lagi lengah, saya mengambil tas itu dan membawanya ke kamar di rumah sebelah lalu mengambil box kue di sadel motor. Pelan dan senyap. Camilan didalam tas saya keluarkan lalu menaruh box kue ultah di bagian Bawah lalu saya tutupi Kembali dengan berbagai camilan yang saya anggap cukup ringan dan tidak akan membuat box kue tersebut tertindis dan merusak kue didalamnya. 

Yang saya upayakan setelah itu adalah bagaimana caranya supaya tas itu tiddak diakses oleh ibunya maha apalagi Rekah hehe. Saat semua barang diangkut ke mobil menuju Pelabuhan, yang pertama saya amankan adalah tas berisi box kue itu. Saya menaruhnya di bagian tengah mobil kami yang juga akan ikut menyeberang ke Surabaya. Begitu pula saat kami sudah tiba di atas kapal, saya tak biarkan komrad mengangkat tas itu. Sebisa mungkin saya jauhkan dari kemungkinan ia memengang apalgi memeriksa isinya. Sampai di kamar Kelas 1 sesuai tiket yang kami pesan beberapa minggu sebelumnya, saya segera menaruh tas itu di tempat yang tidak mencurigakan. Saat ibunya maha keluar sebentar, dengan sigap saya segera memindahkan box kue itu ke bagian Bawah rak televisi yang terletak di sudut kamar kami di kapal. Yang mengagetkan, saat ibunya maha Kembali ke kamar, ia sempat mau membuka bagian Bawah rak itu untuk mencari sesuatu. Segera saya cegah dan mengalihkannya ke tempat yang lain Hahahaha. Sungguh mendebarkan. Bayangkan kalua ia sampai membukanya. Sia-sia usaha saya sejak siang.

Menuju pukul 24.00, saya terbangun. Kapal sudah berjalan beberapa saat. Rekah sebelumnya lebih duluan tidur dan minta dibangunkan saat ultah ibunya. Tapi saya membiarkan ia terlelap saat mulai menyiapkan kejutan untuk komrad. Setelah memberi kecupan selamat ultah, saya memintanya menutup mata dan bersiap dengan kejutan yang saya siapkan. Ia sempat sangsi dan mengancam kjanan jangan saya hanya bercanda. Ia saya minta duduk sambal menutup mata di pinggir ranjang di sebelah ranjang yang ditiduri Rekah. Dan tedeng...box kue saya keluarkan. Alhamudilillah triknya works! Komrad terkejut dan saya Bahagia. Sederhana memang kebahagiaan ini.

Anyway, selamat komrad untuk umur barunya. Selamat karena telah menjadi support system yang sabar dan kuat khususnya bagi saya yang hingga menjelang setengah abad ini masih selalu butuh dorongan. Terima kasih sudah berusaha keras untuk anak-anak dan mimpi-mimpi kecil kita. Semoga kita sehat selalu dan Bersama anak-anak dapat mewujudkan kebahagiaan-kebahagiaan sederhana lainnya. Love you forever, komrad!

Bapakmahasuarrekah

30 November 2025, Tanjung Perak Surabaya

Komentar

Postingan Populer