Hal-hal yang Perlu Kita Tahu tentang Cocomelon
Source : https://bit.ly/3sj9oSC |
Bagi setiap kita yang kesehariannya dekat dengan anak balita, Cocomelon tentunya bukanlah hal yang asing. Apalagi sejak filter yang berisi bumper pembuka di konten video mereka digunakan di sebuah aplikasi dan terbukti mampu menjadi serupa panggilan maha ajaib bagi anak-anak.
Cocomelon menyediakan lagu yang dinyanyikan dalam bentuk video animasi.
Hampir semua lagu yang saya kenal dan sering saya nyanyikan sejak 13 tahun lalu
untuk Maha, lalu selanjutnya untuk Suar, 4 tahun berikutya, di remake di konten ini. Saat itu, aksesnya
tidak semudah sekarang. Saya mesti meluangkan waktu ke warnet untuk mengunduh
beberapa video untuk akhirnya sampai ke ruang dengar anak-anak dan tentunya
Cocomelon belum lahir.
Generasi Rekah adalah generasi Cocomelon, dia yang sebentar
lagi berumur dua tahun mengenal kanal tersebut sejak setahun lalu. Tepatnya
sejak di rumah terpasang wifi dan tontonan di televisi kami tidak lagi
mengandalkan saluran TV Indonesia. Saat dia belajar mengoceh, selain
nama-nama kami di rumah, hal yang paling sering dia sebut adalah
"toto" untuk menyebut Cocomelon, "baba" saat dia mau
menikmati lagi Baba Black Sheep, "bes" untuk lagu The Wheel on The
Bus, "Sta" untuk lagu Twinkle Little Star dan "syak" untuk
lagu Baby Shark. Kelima lagu itu adalah lagu yang akan dia minta dan diputar
berulang-ulang.
Demi memastikan anak-anak mengerti dan membuka perbincangan
perihal apa yang dinikmatinya di layar tivi, momen menonton di rumah selalu
kami usahakan menjadi momen bersama. Cocomelon juga akhirnya kami nikmati
seperti tontonan lainnya. Walau dengan sedikit pengecualian. Kami kadang
hanya menikmati bagaimana si bayi bersenang senang dengan sajian video yang
colorfull dan tidak burik, menurut Suar.
Beberapa bulan terakhir, tontonan Cocomelon mulai bervariasi
dari lima judul di atas. Melalui lagu-lagu tersebut, Rekah memperkaya kosakata
dan selalu kami jadikan momen untuk menanyainya banyak hal. Kami memastikan,
saat menikmati Cocomelon, ada salah satu dari kami di sampingnya yang
mengajaknya berkomunikasi tentang lagu atau sekedar menemaninya bernyanyi
bersama.
Semakin saya perhatikan, saya menyadari ada hal menarik dari
konten Cocomelon. bukan hanya menarik tapi penting. Mereka tidak hanya
menyuguhkan lagu tapi sekaligus cerita yang menjadi satu kesatuan jika
diperhatikan lebih serius. Dalam animasi ini, ada satu keluarga yang jadi keluarga
utama. Keluarga si baby JJ yang punya dua kakak TomTom dan Yeye. JJ juga punya
teman di sekolah dengan ciri fisik yang beragam, ada yang berkulit hitam, ada yang
bermata sipit, ada berambut pirang. Selain teman di sekolah, JJ punya teman
teman hewan peliharaan yang kerap bermain bersamanya.
Konten lagu dan cerita mencakup keseharian anak kecil dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan dunia imajinasi bersama hewan peliharaannya.
Selain kaya konten, aransemen yang ceria dan mudah diingat, esensi lagunya
sarat akan hal hal penting yang memang sebaiknya dikenalkan pada anak-anak
sejak dini.
Dalam keluarga, banyak lagu lagu tentang bermain, belajar,
dan bekerja bersama. Bapak ibu dan anak anak menjadi sebuah tim dan mengerjakan
pekerjaan domestik bersama. Mereka
menunjukkan bagaimana keluarga beserta orang-orang di dalamnya menjadi sebuah ruang
bertumbuh dimana anak-anak bebas bermain dan belajar dengan gembira. Di ruang
ini lagu berjudul “What Are You Thankfull For” adalah lagu favorit saya, lagu yang menunjukkan
bagaimana mereka bersyukur memiliki satu sama lain.
Di sekolah, animasi video banyak menunjukkan bagaimana
membangun relasi pertemanan. Banyak lagu lagu yang memuat esesnsi tentang berbagi dan tentang bermain bersama.
Aktivitas yang ditunjukkan dalam video mengedepankan bagaimana perbedaan
menjadi hal yang biasa dan bagaimana sebaiknya teman mendukung satu untuk yang
lainnya. Hal tersebut bisa kita nikmati dalam lagu-lagu berjudul “ Whats Your
Lunch, I Want Play With You, atau Stick To it.
Beberapa video juga menunjukkan secara jelas bagaimana
membangun hubungan dengan alam sejak dini. Tentang menanam pohon, tentang
pemilahan sampah, tentang daur ulang, tentang kompos dari sisa makanan, tentang
hal hal kecil namun baik untuk bumi dan bisa kita lakukan di rumah bersama
keluarga atau teman-teman dengan menyenangkan.
Yang paling menyita perhatian adalah video animasi yang
menceritakan hal-hal personal. Beberapa lagu menceritakan betapa pentingnya
menjaga kesehatan tubuh, dengan mandi, menyikat gigi, mencuci tangan. Ada video
dan lagu tentang makanan sehat, tentang
toilet training bahkan cara bersin. “I
Love my body, the way it is", salah satu judul yang akhirnya menjadi picu menganalisis lagu lainnya. Video ini
menceritakan bagaimana bagian tubuh kita layak untuk dicintai.
Ada lagu yang menceritakan bagaimana pentingnya mengucapkan
"Sorry, excuse me, please and thank you" Kata ajaib yang jika tidak
terbiasa, tidak mudah kita ucapkan. Ada
lagu yang bercerita bahwa kebahagiaan mu bisa kau ciptakan sendiri. Bahkan ada
satu lagu berjudul "quite time" yang menceritakan bahwa setiap kita
butuh waktu bersama diri sendiri. Bahwa setelah lelah, kita butuh waktu untuk
healing, untuk merecharge energi. " If you don't feel your best, then take
some time to rest". begitu kalimat dalam lagu tersebut.
Coba kita ingat kembali, pernahkah hal-hal yang saya
ceritakan di atas, kita temukan dalam
lagu anak-anak kita? Nyaris tidak ada. Lagu anak anak kita selalu tentang
kemampuan membaca dan menghitung semata. Mengenal warna, mengenal nama nama
hewan atau tumbuhan. Hal-hal yang sifatnya terlalu akademis.
Nilai-nilai yang esensial tidak pernah ada dalam lagu-lagu
anak kita, hal ini bisa jadi karena dalam konsep pengasuhan dan pendidikan kita,
hal-hal tersebut bukanlah hal penting. Perihal mencintai tubuh kita, dan menerimanya
sebagai keunikan masing masing, misalnya. Jika sejak dini hal tersebut kita
narasikan pada anak, alih-alih berhadapan dengan generasi insecure, kita akan
menjumpai generasi yang percaya diri dan tidak perlu bersandar pada standar
kecantikan atau ketampanan yang tunggal.
Jika hal-hal sederhana kita injeksikan sejak dini tentang
pentingnya menjaga tubuh, menjaga kesehatan, menjaga kebersihan badan dan
lingkungan, kita tidak perlu berhadapan dengan issu stunting, atau mungkin
pandemic. Dan mereka yang mengenal tubuhnya dengan baik tentu bisa melakukan
upaya awal akan kekerasan baik fisik maupun seksual.
Jika hal hal penting tentang lingkungan ditanamkan pada anak
sejak dini, kita mungkin tidak perlu bekerja keras menghadapi perubahan iklim
dan pemanasanan global.
Bayangkan jika sejak dini anak-anak kita diajari tentang
perbedaan yang seharusnya biasa apalagi di negara kita yag mejemuk. Kita bisa
saja meminimalisir tingginya tingkat intoleransi atau tingginya angka kekerasan
karena hate comment di media sosial.
Bayangkan jika sejak dini kita mengajari anak-anak bahwa
mereka tidak perlu berusaha keras untuk selalu tampil maksimal, bahwa mereka
berhak mengambil jeda untuk berlaku adil pada dirinya, mungkin kita tidak akan
menjumpai banyaknya kasus bunuh diri di
kalangan anak muda karena merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi orang lain
atas dirinya.
Harus kita akui, corak pendidikan pengasuhan kita entah di
rumah, di sekolah terlebih di tengah masyarakat, memberi ruang yang sempit bagi
anak anak untuk tumbuh sesuai yang mereka inginkan. Kita tumbuh demi opini
orang orang di sekitar kita, demi orang lain, demi standar masyarakat kita yang
seragam. Kita tidak pernah diberi waktu untuk betul betul memikirkan diri
sendiri. Pencapaian yang diakui selalu adalah tentang hal hal yang terlihat
kasat mata, uang, angka-angka, pakaian, jabatan,pekerjaan, bangunan, kendaraan,
yang menegasikan hal esensial dalam hidup.
Dan Cocomelon mengartikulasikannya dengan sangat baik. Mereka
menunjukkan bahwa medium lagu, video
dan animasi yang digandrungi anak-anak bisa menjadi ruang transformasi nilai
yang sangat efektif. Dan pastinya bisa membantu setiap orang tua untuk
mewujudkannya dengan mudah, dengan perspektif anak-anak yang sederhana, dan
yang paling utama dengan menyenangkan.
Tulisan ini tentu tidak mendorong kalian, orang tua untuk serta
merta membiarkan anak anak kita bertatapan dengan layar sepanjang hari. Namun, jika on
screen time ada, Cocomelon bisa jadi tontonan yang tepat. Dinonton,
dinyanyikan, dan ditarikan bersama.
Ibu Nita
Komentar
Posting Komentar