Rekah, Selamat 2 Tahun !


 "Apa yang berbeda dari perempuan dan laki-laki?"

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sering saya tanyakan balik saat ada yang bertanya "tidak mau punya anak perempuan?" Menurut saya, memiliki anak entah laki laki dan perempuan harusnya sama saja, toh tuntutan keluarga "lengkap nan ideal" dari kacamata masyarakat kita, tidak pernah jadi standar kami. 

Tapi pertanyaan itu dalam konteks tertentu adalah pertanyaan yang bias yang bisa saja mengarahkan pada hipotesa bahwa dua entitas gender ini punya kebutuhan serupa tanpa memperhitungkan kebutuhan biologis yang melekat pada diri mereka. Dan tentunya kejahatan kultural dan struktural yang tumbuh subur menempatkan perempuan dalam kondisi rentan. 

Nah Rekah, ibu ingin menceritakan bagaimana kami terus belajar sejak Sang Maha mengirim kamu di tengah-tengah kami. Kehadiran kamu memberi kami kesempatan untuk menilik lebih dalam dan jauh tentang bagaimana sebaiknya membesarkan anak perempuan di tengah masyarakat kita yang patriarki. 

"Adami yang bantu ibunya nanti cuci piring" Kalimat ini adalah kalimat pertama yang ibu dengar saat orang tahu ibu mengandung anak perempuan. Sejak berwujud janin beberapa cm, kehadiran kamu dan anak perempuan lainnya sudah diharapkan menuju sebuah ruang bersama ibunya, bernama domestifikasi. Kalimat ini selalu ibu tampik dengan "iya, dengan kakak Maha dan Suar, dong 😊" Pernyataan ini memberi klarifikasi yang cukup jelas, bahwa dalam rumah kita semua orang mesti punya porsi kerja sesuai dengan kemampuannya. 

Saat kamu lahir dan mewujud dalam rupa lucu, gemas, dan membahagiakan, banyak orang memberi advice bagaimana agar kulitmu tetap putih, bulu matamu lentik, alis terbentuk, dan rambut lebat. Nasehat serupa juga ibu dengar saat Kakak Maha Suar lahir, tapi saat kamu lahir ada embel-embel " Karena perempuan kasian"

Kamu tahu Rekah, kalimat itu menjadi bingkai besar bahwa anak perempuan lahir untuk jadi etalase yang standar kecantikannya serupa. Sayangnya, ibu tidak begitu telaten, beberapa ibu kerjakan, beberapa yang lain ibu tanggalkan. Ibu menganggap hal ini sebagai benih insecure yang sebenarnya muncul dari orang tua. Alih alih membantu anak mencintai dirinya, kita membantunya untuk mengikuti yang orang lain inginkan. 

Karenanya "Rekah cantik" selalu jadi bagian komunikasi kami dengan kamu. Bahwa dengan kepala yang "bonto", hidung yang pesek, dan rambut  yang seiprit adalah wujud kecantikan versi dirimu yang sah. No debat. Apakah ibu menentang dandanan, aksesoris atau bahkan operasi plastik? Tentu tidak. Alasan atas hal tersebut yang mungkin penting untuk kita perdebatkan nanti. 

Persoalan anting yang tidak ibu pasangkan, adalah bentuk cara ibu menerima bahwa walaupun ibu mengandungmu 9 bulan, melahirkanmu dengan perih, ibu tidak boleh merasa punya kuasa atas tubuhmu. Ibu takut kelak kamu tidak akan menyukai lubang di kedua telingamu, dan tidak ada cara untuk menambalnya. Sesederhana itu. 

Saat kamu mulai bersosialisasi, kamu belajar mempertahankan diri dan membuat ruang aman dengan jarang tersenyum, menangis, merengek, atau marah. Kamu mempelajari orang lain hanya dengan menatap. Kamu tidak senang jika orang baru langsung menyapamu sok akrab. Sesekali kami kelimpungan, merasa tidak enak dan tidak tahu harus bagaimana. Ibu memang berharap kamu tampil ramah dan ceria di depan semua orang tapi ibu lebih ingin kamu menjadi diri di depan semua orang, sembari terus tumbuh dan berkembang. 

"Tidak perlu harus selalu tersenyum dan menyenangkan orang lain" Ibu selalu bilang begitu pada kamu. Kamu tahu, karena dituntut menjadi baik baik saja oleh orang dewasa, anak perempuan tumbuh tanpa mengetahui apa yang dia inginkan. Anak-anak perempuan tumbuh berdasarkan keinginan dan harapan orang lain akan dirinya. Dan hal tersebut, memicu kamu menjadi bergantung akan pendapat orang lain. Dan itu berat, nak. 

Selama dua tahun ini, kamu menjadi pusat semesta dalam rumah ini. Semua agenda, semua kerjaan harus berdasarkan kenyamanan mu. Kakak Suar selalu marah, karena menurutnya itu tidak adil. Ibu melewati banyak perdebatan, pertengkaran khusunya dengan kakak Suar karena hal ini. Tapi, kamu juga mulai sering kena tegur, biasanya terjadi saat kamu ingin bermain atau saat ingin mengungkapkan sesuatu dan cara yang kamu ingat hanya memukul. 

Kamu tumbuh sehat walau tubuhmu bereaksi cepat akan virus atau bakteri. Kamu sering demam, hampir setiap bulan. Kami lelah, tentu saja. Tapi tidak pernah berputus asa, apalagi menyerah. Kamu selalu mau mencoba makan makanan yang kami makan, yang sesungguhnya tidak melulu sehat dan baik untuk kami apalagi untuk kamu. 

Rekah, di tahun selanjutnya kamu akan belajar lebih banyak lagi. Ibu, bapak juga akan belajar lebih banyak lagi. Kakak Maha dan Suar pun begitu. Rumah ini adalah ruang bertumbuh kita bersama. 

Lalu, sejauh dua tahun ini apakah berbeda memiliki anak laki laki dan perempuan? Sejauh ini esensinya sama. Nilai yang ibu bapak coba tanamkan, adalah nilai yang kami harap menjadi perangkat untuk tidak berhenti belajar menjadi manusia. Hanya untuk anak perempuan, pekerjaannya jauh lebih berat di tengah masyarakat kita yang selalu menempatkan mereka di kelas kedua. 

Selamat 2 tahun, Rekah. Terima kasih nak 😍

Komentar

  1. How do you make money from gambling? - Work-To-Earn
    In this video I will walk you หาเงินออนไลน์ through the 1xbet steps to creating real money betting experiences. The best tipsters, if you 바카라 are into sports betting or live

    BalasHapus
  2. "Kamu tahu, karena dituntut menjadi baik baik saja oleh orang dewasa, anak perempuan tumbuh tanpa mengetahui apa yang dia inginkan. Anak-anak perempuan tumbuh berdasarkan keinginan dan harapan orang lain akan dirinya. Dan hal tersebut, memicu kamu menjadi bergantung akan pendapat orang lain"

    Saya merasa tumbuh dengan cara itu sampai sekarang susah sekali untuk bisa ambil keputusan sendiri, dan kalaupun berhasil ambil keputusan biasanya berujung kacau sampai akhirnya bilang "kenapa nda dengar orang lain saja"

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer