PULANG

Naskah adaptasi dari lagu Tangan Hampa Kaki Telanjang dan lagu Pasir karya Tigapagi

Adegan I
Panggung kosong..sebuah bak berisi pasir terorot lampu. Musik terdengar sayup..mengera..hilang..datang..hilang..bersama suara-suara. 
Lagu in “ Pasir kulelah mengukir..kuterusir tersingkir” diulangulang.

Adegan II
Seorang lelaki berjalan, masuk. Gembira melihat sebuah tepat begitu indah di hadapannya. Sekotak pasir putih. Dipenuhi pasir. Ia masuk ke dalam kotak. Music masih beralun.

“Dia melayang…hilang..
Tunggu…kutangkap
Kutangkap..kutangkap…
Hilang… melayang…pasir..
Terbaaaaaaaaaang…terbaaaaaaaang…hey….terbaaaaaang”

Lampu mati

Adegan III

Lampu menyorot bak pasir.. sesosok suatu terlihat. Tertiup angin....bergerak pelan

“namaku pasir..pasir…pasir…
Aku bergerak bersama angin. Bekerja berdasarkan inginnya. Di duniamu, kalian menyebut mereka bos, pimpinan, direktur, atasan..entah. mereka sama..sama-ama punya ha katas hidupmu.hidupku.
Aku bergerak ke selatan…jik angina bertiup ke selatan. aku ke utara..saat angina ingin ke utara..aku ke timur.ke barat…ke barat daa, timur laut aas titah angin..
Aku bekerja..sama seperti kalian. Tapi kalian bahkan masihbia memilih sepatu. Aku tidak… KAKIKU TELANJANG.
Aku selalu ingin terbang. Api angina tak pernah bertiup dari bawah. Jika telah ingin kucapai langit..aku terhempass jatuh ke tanah. Terbangku selalu tak lama…mungkinkah seorang Pasir bisa bersayap?? Saat aku terbang aku tak ingin kembali ke tanah. Apalagi pada tempatyang memalsukan rumahku.
Aku berdusta…
Dustaku abadi..aku sakit..ama seperti kalian yang menggenggam seorang pasir dengan riang lalu menghamburnya dengan tangis. Seperti kalian yang menendang seorang pair dengan dendam lalu tersungkur jatuh meminta tumpu.
Namaku pasir…
Dan aku akan bekerja…”

Adegan IV

Pasir mematung. Lelaki tadi masuk. Menggenggamnya..menghempasnya..meniupnya..dan pair melayang.. untuk jatuh lagi. Musik dan lagu menghentak “saahkah ku..hinakah ku…bertutur pun ku tak mampu”. Pasir mematung..lelah..menangis.. lelaki itu tertawa namun menangis

Adegan V

Pasir bangun dalam tangis

“25 jam..akulah buruh yang tak berhenti bekerja. Tak pernah tidur. Tak berani bermimpi. Tak diijinkan bermimpi…aku ingnpergi..pulang menuju mentari
Menyicip bibir pantai yang baah lalu berselingkuh dengan hujan…
Yaaaaa…hujan yang basah..hujan yang basah..hujan yang basaaaah..
Lelahku berbuah mati…
Aku bermimpi..bermimpi aku berdiri tanpa kaki
Hancur ragaku..hancur..basah ragaku…mati tak tertolong asa
Basaaaaah…aku pergi…mungkin tak pulang
Atau betul-betul pulang”

Adegan VI

Lagu pasir terdengar.sayup
Pasir betul-betultak begerak. Ia menolak patuh pada tiupan angin. Lelaki tersebut hampa. Kehilangan kuasa yang bukan miliknya.
Lampu mati…

End

Harnita Rahman
akan dipentaskan pada kegiatan “Pram mencari rumah” tanggal 6 February 2014 di Kedai Buku Jenny
#maribersandiwara

Komentar

Postingan Populer