Kembali ke Jogja Ternyata Tak Mudah
Singkat cerita, beberapa minggu lalu, saya resmi tercatat sebagai mahasiswa S3 Politik Universitas Gadjah Mada dan langsung mendapatkan akses ini itu, mulai email hingga akses ke jurnal internasional yang bejibun itu. Dan sesaat, undangan bergabung ke grup WA mahasiswa doktoral masuk menyerbu. Saya tersenyum sambil mempersiapkan hati untuk sebuah perjalanan baru. Perjalanan kembali ke Jogja.
Setelah absen di dua kegiatan penyambutan mahasiswa baru, baik di tingkat fakultas maupun Prodi Politik Pemerintahan, Jumat lalu (22/08/2025), admin prodi menyampaikan via grup S3 Politik 2025 bahwa perkuliahan akan dimulai Selasa depan. Artinya Senin sebisa mungkin saya sudah berada di Jogja. Komrad pun gercep memesankan tiket. Ia memilih penerbangan sore biar anak-anak bisa lebih leluasa ikut ngantar ke bandara. Biasanya saat saya mau keluar kota, selalu ambil penerbangan pertama dan pasti rempong kalau anak-anak mau ikut. Selain itu, Suar juga mesti sekolah di hari Senin.
Untuk keberangkatan ke Jogja kali ini, komrad memesan tiket maskapai Sriwijaya. Setelah tiket ready, keesokan harinya pihak maskapai memberi kabar kalau ada pergantian pesawat ke NAM Air. Setelah cari tau, maskapai ini adalah anak perusahaan Sriwijaya juga.
Senin sore, setelah shalat ashar, dengan tim full dan menyisakan Puang Ana sebagai penjaga rumah, kami menuju bandara. Moncongloe dan sekitarnya baru saja diguyur hujan tipis dan menyisakan mendung saat kami menyusuri jalur belakang menuju bandara. Bandara tak seramai biasanya saat kami tiba. Saya dan anak-anak masuk ke bandara sementara komrad memarkir mobil.
Setelah beres urusan tiket dan bagasi, kami menuju gerai Roti O untuk ngemil dulu sebelum saya masuk ke area boarding. Anak-anak memesan roti dan es krim dan duduk menikmatinya di kursi yang disediakan gerai ini. Menuju pukul lima sore, setelah beres menyantap roti dan es krim, lanjut sesi foto foto, cipika cipiki, saya pamit ke komrad dan anak-anak.
Drama Balik ke Jogja
Saya dan para penumpang lain tak terlalu lama menunggu di area boarding Gate 3 sebelum ada pengumuman untuk masuk ke pesawat. Pukul lima lewat, saya sudah berada di pesawat. Sesuai jadwal, pesawat ini harusnya terbang pada pukul 18.10. Semua penumpang sudah rapi, dua kru pesawat juga sudah memperagakan instruksi keselamatan, tiba-tiba beberapa saat kemudian ada pengumuman kalau penumpang mesti kembali ke terminal karena ada kendala teknis pada pesawat. Semua penumpang akhirnya turun dari pesawat dan kembali dijemput oleh dua bus menuju terminal.
Menuju pukul 7 malam, kami semua sudah kembali ke terminal. Sesuai instruksi, kami disuruh menunggu di Gate 2 dan tak lama ada kabar kalau pesawat akan diberangkatkan pada pukul 22.20. Artinya saya dan penumpang lain mesti menunggu kurang lebih tiga jam lagi. Tiga jam berlalu, saat tiba waktu yang dinanti sama sekali tak ada kabar. Tak ada satupun otoritas maskapai yang memberi kabar dan kepastian. Beberapa penumpang memutuskan untuk tidak melanjutkan penerbangan dan yang lain tetap menunggu di tengah ketidakpastian.
Menuju pukul 12 malam, akhirnya kami disuruh masuk ke pesawat. Kami tidak lagi menumpangi maskapai sebelumnya, namun diganti ke maskapai Sriwijaya dan ukuran pesawatnya lebih besar. Tapi masalah belum selesai. Ketika semua sudah siap, pihak maskapai entah kenapa kembali memeriksa boarding pass semua penumpang. Pesawat baru berangkat sekitar pukul 1 dini hari. Alhamdulillah perjalanan lancar dan pendaratan pesawat ini sangat mulus. Kami tiba di bandara YIA pada pukul 2 dini hari waktu Kulon Progo Jogja.
Setelah beres ambil bagasi, saya memutuskan untuk menunggu kereta pertama dari bandara menuju Stasiun Tugu yang akan diberangkatkan pada pukul 5 pagi. Keluar area terminal, saya langsung menuju stasiun bandara yang saat itu masih tertutup. Awalnya saya hanya sendiri, namun tak lama ada beberapa penumpang asal Makassar juga yang sama-sama menunggu kereta. Sambil menunggu kurang lebih tiga jam, saya tidur sedikit. Tak nyenyak tentunya.
Setelah shalat subuh, stasiun akhirnya dibuka. Saya dan beberapa calon penumpang menunggu kereta di dalam. Tak lama kereta datang dan setelah semua penumpang dari stasiun jogja keluar, kami dipersilahkan masuk. Sesuai jadwal, kereta berangkat dan menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit menuju stasiun Tugu. Sampai di stasiun, saya dijemput Azied yang sudah menunggu sejak kereta baru berangkat. Ia lalu mengantar saya ke rumahnya Faj. Setelah sampai, barang tak langsung saya atur, setelah sarapan berbahan terigu, saya terlelap sedikit sebelum akhirnya mandi dan diantar Azied ke kampus untuk memulai kuliah perdana.
Kembali ke Jogja memang tak akan pernah biasa.
Ngaglik, 27 Agustus 2025.
Komentar
Posting Komentar