Demi Bahagia yang Terus Terjalin, Selamat Menjadi!

Hari-hari ini benar-benar melelahkan. Tapi saya tau benar kamu sangat bahagia.

Di sela rutinitas sebagai Ibu, sejak Mei kemarin, bersama teman-teman di Katakerja, kamu pontang-panting mengurusi banyak hal di Project Kampung Literasi Wesabbe. Mulai dari memastikan program bisa berjalan sesuai rencana, memastikan umbul-umbul bisa terpasang rapi sebelum Program Minggu Sore di Wesabbe yang selalu disapa hujan itu dimulai hingga memastikan maha dan kawan-kawannya dapat menampilkan lagu dan puisi dengan baik.

Dalam beberapa bulan terakhir, kamu mengiyakan untuk berbagi pengetahuan di beberapa diskusi yang membahas soal geliat literasi yang sedang tumbuh di kota ini. Dengan lugas dan lantang –seperti biasa- kamu menjelaskan tentang geliat ini dengan mengambil banyak contoh dari pengalaman-pengalaman yang telah kita lakukan bersama Kedai Buku Jenny. Di saat yang lain, kamu juga mengiyakan saat diberi kepercayaan untuk memandu diskusi seni yang dihelat oleh event-event besar seperti Kalla Youth Fest dan Biennale Makassar 2017, dan kamu selalu punya cara sendiri untuk menjalankan peran ini.Saya selalu suka bagaimana diskusi kamu buka dan rangkaian kata yang kamu sengaja tulis dengan indah dan terarah untuk mengakhiri diskusi.

Baru-baru ini, kamu juga mengiyakan saat teman-teman HI Unhas memintamu untuk membuka kelas riset dan menulis bagi mereka di Kedai Buku Jenny. Untuk yang satu ini, saya tentu tak ragu dengan kemampuanmu. Sejak lama saya menjadi die hard fans dari tulisan dan puisi-puisimu. Seperti banyak pemuja, saya selalu dengan mudah sekali diombang-ambing rasa saat membaca tulisan-tulisanmu. Dan disela persiapan untuk kelas ini, saya benar-benar takjub saat kamu merekomendasikan ke saya untuk membaca buku metodologi riset yang baru saja kamu baca. Serius, itu peristiwa keren sekali. Peristiwa yang harusnya menandai fase perkembangan kultur riset di negara yang masih sangat Scopus minded ini.

Dan yang tak kalah kerennya, di sela-sela semua hal-hal baik yang kamu lakukan, kamu tetap mengiyakan saat diajak untuk menjajakan buku-buku milik book store sederhana kita, mengiyakan dengan antusias beberapa panggung-panggung minor yang mengajak teater Ketjil yang digawangi dirimu menyuguhkan pertunjukan teatrikal, menyiapkan kostum yang tepat untuk konser musik yang akan kita sambangi bersama kedua jagoan dan tentunya ikutan sing along saat lagu-lagu yang disuguhkan dari atas panggung kamu hafal.

Dan yang paling membuat saya bahagia dan terus bersyukur karena di hampir semua aktivitas yang menguras tenaga dan pikiran yang tak selalu berujung nominal rupiah, saya selalu bisa menemani dan memberikan apa yang saya bisa untuk menggenapi sunggingan senyum mu kala semuanya selesai.

Saya senang karena bisa membantumu memastikan umbul-umbul warna warni terpasang rapi dan menarik sesaat sebelum lapangan Wesabbe dipenuhi anak-anak dan orang tuanya serta muda mudi di helatan Minggu Sore di Wesabbe meski semut-semut merah dari pohon jambu tempat saya mengikatkan umbul-umbul terus saja menggodaku.

Saya merasa sangat dibutuhkan saat keluh kesahmu saat berkegiatan menjadi bahan pillow talk kita. Meski saya tak selalu memberi solusi yang ciamik. Saya juga merasa tak sia-sia menjadi Ketua Program Studi dan wara-wiri di banyak kegiatan intelektual saat bisa memberikanmu pengetahuan yang saya punya dan biasanya menjadi inspirasimu untuk berbagi pengetahuan dengan yang lain.

Dan jujur saya merasa diperhatikan saat kamu “melarang” saya untuk ikutan crowd surfing atau moshing di sebuah konser yang rendah, terang, luas dan nyaris nir-barikade beberapa waktu lalu dan akhirnya memaklumi dan tersenyum saat tubuh ringkih ini pasrah beredar terusung oleh tangan-tangan Para Terundang. Sungguh itu peristiwa monumental dan tak akan saya lupakan. Dan terima kasih banyak karenanya.

Dan untuk semua deret imajinasi spasial kita tentang Hal-Hal Baik yang terus kita jalin dan tapaki bersama dua jagoan kecil kita dan untuk kita yang terus belajar, Selamat Menjadi!

Ruang Mburuh

29 November 2017

Akhirnya…..