33 Tahun yang Menakjubkan

Saat berulang tahun ke 32 tahun lalu, saya membuat buku kecil dan membagikannya pada sanak keluarga teman, saudara yang saat itu sempat saya jangkau. Saya meminta mereka untuk menulis apapun tentang saya di mata mereka. Banyak yang menulis serius, menulis yang lucu, kesan pertama bertemu saya, bagaimana saya meperlakukan mereka, atau apa yang mereka peroleh setelah mengenal saya. Namun lebih dari itu, tulisan pendek pendek tersebut, banyak berisi doa dan harapan selayaknya yang seseorang dapatkan saat ia berulang tahun. Dan saya percaya, doa mereka beserta doa mereka yang tidak saya dengar mengantar saya dengan cepat menuju tambahan angka usia kemarin, sehat dan tak kurang satu apapun. Bahkan melimpah ruah, meluap mewujud dalam hal hal kecil yang saya jumpai selama ini.

Kemarin, saya nyaris tak melakukan apa apa. Saya bahkan tidak membuat project ulang tahun di tahun ini seperti tahun tahun sebelumnya. Biasanya saya menyiapkan kado untuk diri saya sendiri. Tahun ini, saat November datang, saya memutuskan untuk tidak membuat apa-apa.

Kecuali seremonial meniup lilin di awal pagi bersama bapak komrad dan MahaSuar, saya menjalani rutinitas seperti biasa, menemani anak2 bermain, mencuci, membersihkan, dan sekelumit aktivitas ibu rumah tangga lainnya. Sembari terus bertanya, apa yang sudah saya lakukan selama ini? 33 tahun. Sekitar 12.045 hari, 289.080 jam. Setengahnya pastinya saya pakai tidur, selebihnya? Mungkin saja banyak, sungguh saya tidak bisa menyebutkannya satu satu. Namun, semua yang menjadikan saya hari ini bukanlah atas usaha saya sendiri.

Saya menjadi anak yang baik menurut bapak mama, karena bapak dan mama membantu saya mengusahakannya. Tidak pernah mengeluh kecewa atas pilihan saya yang bertolak belakang dengan harapannya dan mendukung saya untuk semua itu. Saya menjadi saudara yang dicintai untuk kakak adik saya, karena mereka memahami langkah langkah keliru saya sebagai jalan belajar yang paling berhasil. Saya menjadi sahabat yang diandalkan menurut teman teman saya karena bertemu teman teman yang melihat kekurangan saya sebagai hal unik yang tidak mereka miliki. 

Lalu saya menjadi istri yang keren menurut komrad karena saya memilih lelaki super keren di samping saya yang bersamanya semua hal kecil dan besar, sakit dan sehat, kaya dan miskin, muda dan tua akan diujungi bahagia. Kemudian saya menjadi ibu yang hebat untuk MahaSuar karena dikaruniai dua lelaki jagoan yang tumbuh sehat dan pandai bersenang senang.

Lalu saya menjalani peran peran kecil lainnya yang saya pilih dengan sadar, menjadi penjaga kedai buku, menjadi tukang bersih perpustakaan, menjadi penimbun sampah lalu menyulapnya menjadi sesuatu yang berdaya guna, menjadi penulis paruh waktu, menjadi pemantik diskusi, menjadi aktor, menjadi penulis naskah, menjadi fasilitator menulis, menjadi penjaga lapak, menjadi tukang cuci setrika, homeschooler, dan peran peran yang dinilai berhasil oleh banyak mata. Keberhasilan itu pastinya bukan keberhasilan saya semata. Yang saya lakukan, hanya bersungguh sungguh. Selebihnya, saya biarkan semesta bekerja. Hasilnya bisa saja memuaskan bisa mengecewakan. Kemenangan kami rayakan, kekalahan kami  usahakan kembali. Begitulah peran  saya jalani hingga hari ini.

Hari bisa saja penuh dengan peran peran yang berbeda sekaligus, begitu melehkan namun akannya semangat baru selalu saya temukan. Tapi tidak jarang pula, saya diberi keistimewaan menikmati sunyi bersama semangkuk Indomie kaldu dobel pakai telur ditambah jeruk nipis dan potongan cabai merah 3 biji yang saya santap di depan laptop sembari melototi drama Korea. 

Menjadi seperti hari ini, mungkin adalah mimpi saya 10 atau 15 tahun lalu, atau mungkin juga bukan. Saya hanya bersyukur atas banyaknya pilihan yang membentang menunjuk arah yang berbeda, dan saya bisa teguh memilih menjadi seperti ini.

Terima kasih Sang Maha untuk 33 tahun yang menakjubkan. Semoga angka angka tidak mengekang saya untuk terus belajar dan berbagi. Tetap sehat dan bahagia. Amin

30 November 2017
ibumahasuar

Komentar

Postingan Populer