Saat Sepi Merasuk


Melihat judul postingan kali ini, sebaiknya anda jangan langsung men judge apa-apa. Karena saya sangat yakin anda pasti akan salah sangka. Ini bukan tentang siapa pun yang sedang merana, galau atau bahkan hendak terbunuh sepi seperti salah satu judul lagu Slank saat mereka belum terlalu sering atau bahkan tidak pernah nongol di commercial break TV. Atau siapatau sempat kepikiran kalau saya sedang dirundung sepi di tengah keramaian seperti lirik Dewa di album Bintang Lima saat Dhani masih waras? Berhenti berpikir macam-macam karena anda pasti salah. Saya sekarang justru sedang merasa gembira karena dikelilingi oleh “keramaian-keramaian” yang sederhana tapi benar-benar menggembirakan.
Tapi kalau anda menebak-nebak bahwa judul diatas adalah penggalan lirik lagu, sepertinya anda benar. Apalagi tema kesepian jadi salah satu inspirasi dalam karya musik. Bukan begitu? Coba saja cari di googe judul atau lirik lagu yang bertema kesepian, pasti datanya akan seabreg. Tapi masalah belum terpecahkan karena itu baru sebagian dari petunjuk untuk menjawab teka-teki yang sebenarnya tak perlu dijawab. Pertanyaan berikutnya, penggalan lirik ini dari band atau penyanyi siapa? Terus apa hubungannya dengan postingan yang kupaksa selesaikan ini?

Oke, mari kita mulai menjawab teka-teki ini. Kejadiannya baru beberapa jam yang lalu, di kamar tidur ini. Seperti malam kemarin, maha lebih dulu tertidur pulas setelah menghabiskan se-dot susu sambil menonton film superhero seperti beberapa malam sebelumnya. Sekitar setengah jam lebih maha tertidur, sambil gulang-guling ia mengigau. Tak begitu jelas kudengar apa yang ia katakan. Sependengaranku maha menyebut atau memanggi nama Ehsan, salah satu tokoh di Kartun Ipin dan Upin yang selalu ia tonton. Nama ini hampir tiap hari ia sebut dengan nada memanggil saat penjual roti atau empek-empek Palembang mengitari kompleks untuk menjajakan dagangannya. Dimana pun maha berada bahkan saat ia tidak berada di kompleks tempat kami tinggal  kalau mendengar suara “empek-empek Palembang” biasanya di sore hari, maka refleks maha akan menyebut nama Ehsan sambi berteriak. Nah, karena kebiasaan itu kupikir akhirnya terbawa di mimpi. Tapi ternyata pendengaranku salah. Sambi tertawa, Ibunya memperjelas kalau maha menyebut “saat sepi merasuk” dalam igauannya. Saya sontak tertawa tertahan takut ia terbangun dan memuncukan masalah baru.
Penggalan beberapa kata yang jadi bahan igauan maha itu memang bagian dari lirik lagu yang seharian ini ia terus ulangi. Akhir-akhir ini maha memang sedang gencar-gencarnya menyanyikan apa-apa saja yang sering dinyanyikan orang-orang yang ada di Kedai Buku Jenny, tempat kami sekeluarga tinggal, terkhusus Ibunya yang memang doyan nyanyi dan punya materi suara yang melebihi predikat lumayan. Beberapa hari lalu, maha terus mengulangi saah satu lagu Everybody Loves Irene dan We Are Happy Family miik Sarasvati yang semuanya beririk bahasa Inggris dan maha menyanyikannya dengan jelas. Untuk lagu berbahasa Indonesia namun menggunakan kosa kata yang agak ribet, maha juga lumayan bagus melafalkannya. Buktinya, lagu Tanah Indah untuk Para Terabaikan milik FSTVST menjadi salah satu favoritnya.
Nah, kembali ke soal igauan maha. Jadi penggalan kata itu adalah bagian dari lirik lagu yang berjudul Sepi milik Melismatis, band indie Makassar. Pertama kali mendengar lagu ini saat Melismatis menjadi Special Guest Star di acara ulang tahun BEM Stikes Mega Rezky Makassar dan maha bersama saya dan Ibunya serta personil Kedai Buku Jenny lainnya juga hadir disana untuk lapakan buku sambil nonton gigs gratis. Untuk kami sekeluarga, gigs ini jadi tontonan music live kedua setelah beberapa bulan sebelumnya kami bertiga dan si jabang bayi yang masih berada nyaman di rahim menyaksikan Payung Teduh dan beberapa band indie lokal seperti Kicking Monday dan Adi Duri.
Lagu Sepi ini kemudian saya dengarkan secara live lagi beberapa hari kemarin saat Kedai Buku Jenny menggelar event KBJamming yang menampilkan Melismatis, First Moon dan The Small Stage pada line-up nya. Kali ini maha tidak bersama kami karena ia sedang bersama nenek dan keluarga dari Bone. Efek KBJamming masih terasa hingga hari ini di kedai. Beberapa lagu yang dibawakan oleh First Moon dan Melismatis masih terus terdengar mengisi kedai yang sunyi setelah gelaran di akhir pekan kemarin. Rekaman video yang diambil saat gelaran berlangsung kembai diputar sejak semalam. Dan lagu-lagu Melismatis yang berlirik tak terlalu panjang dan mudah diingat akhirnya terus dinyanyikan berulang-ulang. Tak terkecuali oleh maha. Selain Sepi yang tadi sore kudengar ia nyanyikan terbata-bata sambi berbaring di sofa depan kedai ditemani Om Sawing, partner in crime nya maha, dengan penuh penghayatan, ia juga senang dengan Gloria yang terus merepetisi kata “Menyenangkan.” Sesekali maha mencoba meniru noise nya Dede (vokalis Melismatis) yang ia anggap seperti ajakan bertarung a la Superhero, tapi tak begitu berhasil. Yang keluar dari mulutnya hanya wacauwacau...seperti Bruce Lee yang sedang bertarung...Hahaha...

Begitulah, kebahagiaan yang begitu “emosional” dan tak terkira setelah gelaran akhir minggu kemarin yang kami rasakan juga menghinggapi maha bahkan memenuhi rung-ruang mimpinya. Semoga ia kelak punya mimpi-mimpi besar seperti yang sedang kami tapaki di kedai dan keluarga sederhana ini! 

Bobhy
28 Februari 2013
@KedaiBukuJenny, segera menutup Februari yang keren ini...

Komentar

Postingan Populer