Setelah tiga hari….
Aku pulang ke Bone, dengan rasa rindu yang
menggebu-gebu. Walau perjalanan cukup mendongkolkan dengan guncangan hebat
karena aku duduk di deretan bangku belakang, ditambah aku tersudut karena bapak
di sampingku seolah nyaman menyandarkan
badannya padaku yang notabene tiga kali lipat lebih besar dariku. Namun
bayangan bertemu maha kunikmati sepanjang jalan.
Ini kali pertama dan terlama kami berpisah.
Tiga hari. hari minggu kemarin, maha memutuskan pulang bersama mama ke Bone.
keputusan yang sangat cepat, karena diambil 10 menit sebelum mobil berangkat.
Dengan meyakinkanku dan semua pihak, maha berangkat dengan senang setelah
sebelumnya menyanyikanku lagu perpisahannya Chakra Khan dengan mimik yang
gembira. Dengan pertimbangan bahwa saya dan komrad harus membenahi KBJ yang
beberapa hari tertunda, dan upaya membiasakan maha untuk tidak selalu berada di
sisiku, kami melepasnya pergi. Dengan keyakinan penuh ia melambaikan tangannya,
hingga dipertigaan jalan lewat kaca spion. Beberapa jam, rumah terasa sepi dan
aku seperti kehilangan kerjaan karena tidak harus pulang balik berkali-kali
memanggilnya
“maha…di mana?”….”maha, kenapa begitu
nak?”….”mahaaaa…jangan!”…”maha….awas!” dan segala teriakanku yang memekakkan
telinga.
Aku berjalan cepat menyusuri lorong rumah.
Maha sudah menungguku dengan baju BATMAN hitam dengan tatanan rambut jambul di
teras rumah. Sesaat setelah mendengarku memanggilnya. Ia tersenyum lebar,
sumringah menyambutku dengan peluk cium sembari bertanya ole-ole untuknya. Saat
kukatakan tidak ada, ia tidak komplain, terus dengan senyum memeluk dan
menciumku. Via telfon, mama kemarin berkali-kali mengabariku tentang maha yang kelihatannya
sudah sangat menungguku. Rinduku seketika hilang, bertemu maha. Aku menikmati
momen beberapa menit kami tanpa siapapun hanya rindu yang bersua dalam peluk
dan cium. Karen aku tahu, sebentar lagi dia akan memenuhi dengan
permintaan-permintaan yang lebih banyak kutolak dan akan berujung pada tangis
dan amarahnya.
Seperti dugaanku, setelah Magrib, karena
susunya kebetulan habis, kami berencana membeli susu
“Di indomart saja bu.” Pintanya
“ Kenapa?”
“ mau beli motor-motor” katanya memelas.
Mukaku cemberut
“ kecilji ibu” dan segala alasan lain yang
meminta anggukanku.
Sejak maha sudah pandai meminta dan paham
betul bahwa pintanya akan terkabul, ia akan menjalankan segala cara untuk
mendapatkan inginnya. aku yang lebih banyak menolak, akan dihadiahi kemarahan,
ngambek hingga berjam-jam. Dan aku tidak peduli, aku susah mengabulkan pintanya
apalagi untuk hal-hal yang tidak perlu. Gula-gula, coklat, es krim, mainan, dan
segala benda yang hampir tiap hari dimintanya dan tidak selalu baik menurutku.
Dan seperti biasa, maha mulai merengek,
menangis, bahkan seringkali memukulku. Jika begitu, ia akan berlari ke
bapaknya, neneknya atau siapapun dan menyudutkanku menjadi pihak bersalah. Aku
tersenyum, memilih untuk mengacuhkannya. Aku menikmati semua itu, mungkin
begitulah caranya melampiasakan rindunya padaku.
Setelah tiga hari……
ibumaha
Komentar
Posting Komentar