Pagi yang menakjubkan di 28 tahunku



Malam berjalan seperti biasa, rasa tidak enak dalam tubuhku bawaan janin yang sudah berumur 4 bulan, membawaku ke tempat tidur untuk mengakhiri semua rasa itu. Tidur menjadi obat yang mujarab. Sebelum tidur, aku tersenyum. Beberapa jam lagi umurku genap 28 tahun. Wahh..cukup menakutkan, ternyata aku sudah hidup selama itu.  Bahkan, dua tahun lagi, aku berumur 30 tahun. Bukankah angka itu agak menyeramkan, apalagi untukku yang merasa deretan anganku belum juga dicoret dari bucket listku. Anehnya lagi, aku selalu merasa umurku tidak setua itu. Hahahahaha….
Aku punya ritual saat ulang tahun. Biasanya aku menunggu malam berganti, bersyukur atas apa yang telah kulalui pada Sang Maha sembari bermunajat untuk kehidupanku selanjutnya. Hampir tiap tahun, aku melakukannya. Kali ini tidak, aku terbangun saat mesjid telah bersahut-sahutan memanggil subuh dijamah dalam ibadah. Aku terbangun, dan tersenyum
“selamat ulang tahun, berbahagialah” aku mengatakannya untuk diriku sendiri. Kucari ponselku, dan berharap aku mendapati ucapan selamat dari siapa saja. Tapi, tidak satupun. Aku terkejut, tapi yang lebih menakjubkan, aku tidak merasakan reaksi apa-apa. Aku bahkan tidak merasa dongkol, karena berpikir komrad mungkin lupa akan hari spesialku. Aku melanjutkan tidurku.
Pagi masih dingin, dan aku enggan beranjak. Tapi aku lagi-lagi takjub, mataku enggan tertutup lagi padahal ini adalah saat-saat ternyaman menutup mata. Aku menyibak selimut dan mengunjungi pagi. Kutengok maha yang masih terlelap dan menghadiahinya beberapa ciuman. Kakiku terasa ringan melangkah  menuju jalan raya. Pagi terasa begitu berbeda. Mungkin karena hampir beberapa bulan, aku tidak pernah menyempatkan diri menengok pagi, aku memilih tidur dan melena terbawa mimpi. Walau berbeda, pagi masih seperti yang kukenal, menyejukkan dan membawa banyak inspirasi. Setelah puas menjajaki pagi, aku pulang. Rumah mulai sibuk, tapi maha belum juga terbangun. Aku melirik ponsel, tapi tidak satupun pesan muncul di sana. lagi-lagi, aku takjub akan diriku. Ternyata, ulang tahun tidak lagi segitu spesialnya untukku. Aku bersyukur, bisa lapang menerima bahwa komrad mungkin lupa, mungkin ia begadang, ato apa saja yang membenarkan alasannya untuk melupakan ulang tahunku. Satu hari ini toh bukanlah ukuran dia memberikanku perhatian atau tidak.
Dan aku bersyukur, sangat bersyukur atas semua yang telah kudapatkan hingga hari ini. bersyukur atas segala kesempatan yang kuraih dan tidak kuraih untuk menempaku menjadi seperti hari ini. Aku bersyukur, karena tidak ingin berhenti hingga di sini, aku bersyukur atas semua kenyamanan ketidaknyamanan yang kurasakan hingga pagi ini.
Selamat ulang tahun Harnita Rahman, selamat ulang tahun Nita, selamat ulang tahun Komrad Nita, selamat ulang tahun ibu Nita.

#beberapa saat setelah tulisan ini kelar,komrad tidak lupa….

29 november 2012 

Komentar

Postingan Populer