Libur Yang Terlalu Dini

Perkuliahan untuk mata kuliah Substansi Penelitian yang dijalankan dengan model blok sejak 26 Agustus ditutup pada Rabu, 10 September 2025 sambil makan siang di sebuah cafe di bilangan Kota Baru Jogjakarta. Selain makan siang, agenda utama pertemuan ini adalah berdiskusi dengan pengelola S3 Politik tentang calon promotor yang akan diajukan. Jadi setiap mahasiswa, mengajukan dua nama yang akan menjadi promotor dan co-promotor yang akan jadi bahan pertimbangan saat penentuan promotor dan co-promotor. Selain itu, saya juga memastikan lagi ke Mbak Ocha selaku admin Prodi S3 bahwa memang tidak ada aktivitas sampai tanggal 22 September. Jadi setelah mata kuliah Substansi Penelitian berakhir, Prodi memberi kami waktu untuk istirahat dan mengerjakan tugas draft awal proposal selama kurang lebih dua minggu dan perkuliahan akan dimulai lagi pada 22 September.

Hari itu, saya ke kampus dengan tas penuh pakaian untuk pulang kampung. jadi setelah tau kalua bakal ada waktu libur, saya dan ibunya maha langsung menyepakati kalua saya sebaiknya balik ke Makassar saja dan langsungsung booking tiket. Setelah agenda makan siang sekaligus penutupan sesi perkuliahan, Azied langsung menjemput dan mengantar saya ke Stasiun Tugu. Sekitar jam 4 dengan kereta saya menuju YIA. Pesawat Sriwijaya yang saya tumpangi berangkat setelah Isya. Saya sebenarnya agak trauma dengan pesawat ini setelah kejadian delay saat ke Jogja Agustus sebelumnya. Tapi agak susah menghindari pilihan terbang Bersama maskapai ini soalnya cuma dia yang memberi harga tiket yang paling miring. 

Saat menunggu jadwal boarding, ada peristiwa yang sempat buat saya overthingking. Jadi awalnya, di Gate tempat saya dan penumpang yang akan menuju Makassar menunggu, juga banyak penumpang yang akan menuju Bali. Nah penumpang yang akan menuju Bali ini akhirnya boarding, saya mencari tempat duduk yang lebih dekat dari kaca dan bisa melihat landasan pacu bandara. Tapi sialnya, saat hendak duduk saya melihat sebuah iPhone diatas tempat duduk. Saya lalu bertanya ke seorang penumpang yang duduk dibelakang tempat duduk dimana saya menemukan iPhone tersebut. Ia tak tahu siapa pemilik iPhone tersebut tapi ia cukup yakin kalua yang duduk dibelakangnya sebelumnya adalah bule dan barusan masuk ke pesawat yang akan menuju Bali. Saya lalu mengambil iPhone tersebut dan agak bergegas menuju petugas yang sedang memeriksa tiket penumpang yang akan menuju Bali yang antriannya cukup panjang. Saat saya memberitahu ihwal iPhone yang saya temukan, ia sambal memeriksa tiket menyarankan saya untuk melapor ke bagian operator bandara di meja bundar yang tak jauh dari Gate tersebut. Saya lalu menuju meja tersebut dan menyerahkan iPhone tersebut. Tapi saya agak kaget karena harus mengisi form segala macam dan menulis identitas. Awalnya sebenarnya biasa saja, tapi saat balik duduk saya kepikiran macam-macam. Pokoknya segala yang buruk-buruk terlintas. Saya sempat menyesal kenapa harus mau pindah tempat duduk. Saat sedang berpikir macam-macam itu, tiba-tiba saya melihat seorang bule keluar dari arah pintu masuk penumpang menuju pesawat. Saya yakin benar kalua dia pasti pemilik iPhone tersebut. Saya lalu menghampirinya dan menanyakan apakah ia mencari iPhone yang tertinggal. Ia mengiyakan dan saya lalu mengantarnya menuju meja operator bandara untuk mengambil iPhone tersebut. AKhirnya pikiran macam-macam saya disudahi juga. 

Tiba di Makassar tentu tak ada agenda benar-benar untuk liburan setelah dua minggu lebih perkutat dengan kuliah super padat dan membuat kepala berasap. Deretan agenda yang mesti dikerjakan menanti. Mulai dari aktivitas PKKMB di Prodi dan Fakultas hingga Monev program PKM. Yang terakhir saya sebutkan paling banyak menyita waktu. Mempersiapkan dokumen ini itu serta merampungkan laporan kemajuan hingga hari monev dan dilanjutkan dengan monev lapangan benar-benar menyita waktu. Tapi syukurnya, untung saja sesi monev ini bertepatan saat saya sedang berada di Makassar. Di sela itu, saya juga sempat jadi moderator untuk sesi diskusi buku Glosari Memorabilia. Juga mengantar kakak maha ke bandara menuju Lombok dan menjeputnya beberapa hari kemudian di Pelabuhan Soekarno Hatta. Saya juga sempat mengisi satu-satunya mata kuliah yang saya pegang semester ini di sesi pertama. Meski dosen lain baru akan masuk minggu berikutnya, tapi setelah PKKMB Prodi saya tetap masuk minimal untuk bertatap muka sebelum sesi-sesi yang bakal dilaksanakan secara daring. 

Selasa pagi kemarin, dari Grup WA S3 Politik dapat kabar kalau akan ada sesi kolokium khusus mahasiswa S3 bersama Prof. Vedi Hadiz setelah Kuliah Umum kamis lusanya. Saya lalu meuutuskan untuk balik Jogja keesokan harinya dan meminta ibunya maha untuk booking tiket. Sempat terpikir untuk tidak usah mengikuti sesi itu tapi melewatkan sesi itu juga sangat sayang. Yang semakin menguatkan niat untuk pulang karena tak lama ada kabar dari admin Prodi kalau perkuliahan akan dimulai Jumat kemarin. Akhirnya, Rabu sore saya bertolak menuju Jogja dengan membawa cedera di bahu setelah sesi pijat yang akan beberapa kali tertunda dan berakhir cedera. Nantilah saya ceritakan khusus peristiwa ini. Beberapa hari di Makassar, saya semakin yakin kalau mengerjakan tesis atau disertasi di kampung halaman itu mitos. 

Klidon, 27 September 2025

Komentar

Postingan Populer