Teruslah Menjadi Teduh
Rabu lalu, sy tiba di rumah saat azan magrib telah berkumandang. Agak telat karena hujan yg lumayan deras membuat kemacetan di beberapa tempat. Belum lagi saya membuka pagar untuk memasukkan motor, dari dalam rumah terdengar suara Ibunya maha yg melarang saya memasukkan motor karena saya harus menjemput maha. Ibunya tidak bisa menjemput karena hujan begitu deras dan tak ada jas hujan. Rabu sore adalah jadwal maha latihan taekwondo di baruga unhas.
Segera saya letakkan tas dan mengganti alas kaki dengan sendal kemudian segera menuju baruga. Saya tau ini bakal jd malapetaka.
Sampai di baruga, para mahasiswa masih terlihat cukup banyak meski
baruga sudah gelap. Saya mengelilingi tempat maha biasanya latihan
sambil mencari Zulmi yang katanya bersama maha. Zulmi,mahasiswa HI
Unhas, setengah jam sebelum latihannya maha biasanya berakhir, ditelpon
oleh ibunya meminta tolong agar menemani maha setelah latihan selesai
sampai saya datang menjemput.
Setelah berkeliling baruga beberapa
saat, saya tak juga bertemu maha atau zulmi. Sy berkali2 menelpon
ibunya maha tak juga diangkat. Saya mulai khawatir.
Tak lama
bersela sy bertemu mahasiswa HI Unhas lainnya yg memberitahu jika Zulmi
bersama teman2 lain setaunya berada di salah satu sudut baruga yg
biasanya ditempati mahasiswa antropologi. Saya mulai lega karena maha
pasti ada disana.
Bersama si mahasiswa saya menuju sudut baruga
itu dan zulmi tak ada disana, juga maha. Saya mulai panik. Beberapa
mahasiswa HI yg berada disitu lalu tanpa dikomando segera mencari zulmi
dan yg lain mencoba mengontak zulmi.
Sy benar2 panik.
Tak
lama hp saya berdering dan ibunya maha diujung telpon. Saya segera
mengabari jika maha belum saya temukan. Zulmi pun demikian. Dan jg tak
ada kabar pasti dari Zulmi. Ibunya maha mencoba tenang. Ia menutup
telpon dan mencoba menghubungi Zulmi.
Biasanya saya akan bercanda
jika bertemu teman2 mahasiswa HI apalagi disitu ada bbrp yg selalu jd
objek usilku. Tapi magrib itu, sy sama sekali tak punya selera bercanda.
Sampai ada kabar jika Zulmi sedang menuju PKM menjemput maha.
Saya mulai lega. Tapi saya tau benar ini tetap akan jadi petaka.
Tak lama berselang, Zulmi dan seorang mahasiswa yg jg adalah anak HI
datang bersama maha. Meski gelap saya sangat hafal gestur tubuh maha
jika ia sedang marah. Dan mata lembab yg baru saja terseka dr air mata
itu sangat saya tau jika ia sedang memendam marah.
Jadi kenapa
maha bisa sampai di PKM tak seperti dugaanku. Saya mengira krn pelataran
baruga akan dipakai untuk pameran sehingga latihan maha dipindahkan ke
PKM. Ternyata maha tetap latihan di baruga namun setelah latihan selesai
maha tak menemukan satu pun dr kami, termasuk zulmi, yg hendak
mengantarnya pulang. Dalam kondisi seperti itu, air mata mulai mengucur.
Untung salah satu seniornya di taekwondo berinisiatif mengajak maha ke
PKM sambil menunggu jemputan.
Setelah pamit dengan teman2, saya
menyusuri baruga menuju parkiran sambil sesekali mengajak maha bercerita
dan berusaha menenanngkan situasi.
Tak lama kami berdua sdh ada
di depan pintu rumah. Ibunya maha segera menghampiri maha yg memilih
diam jika ditanya. Tapi itu hny sesaat krn setelahnya malapetaka itu
tumpah menjadi derai air mata.
"saya tidak mau lagi pergi
taekwondo." Sambil sesegukan maha menumpahkan marahnya. Berkali2 ia
mengulangi sikapnya itu. Dan sikap maha sdh sy prediksi sejak awal.
Sebagai orang yg paling bertanggungjawab dengan keteledoran rabu sore
kemarin, Ibunya maha tak berhenti mengajukan maaf kepada maha. Dengan
terbuka Ibunya maha mengakui kesalahannya dan meminta maaf didepan maha
disaksikan saya dan Suar tentunya. Sebagai aktris dan pencerita yg
ulung, ibunya maha dalam sekejap bisa meredam amarah maha dan tak lama
maha bisa tertawa lagi setelah diceritakan sebuah kisah tentang maha
saat kecil dulu.
Setiap dari kami di keluarga kecil ini sangat
mungkin melakukan kesalahan. Dan kami berusaha untuk terbiasa meminta
maaf dan legawa memberi maaf.
Usaha untuk membangun budaya baik
ini sama kerasnya dengan upaya kami agar maha selalu rajin shalat dan
mengaji. Semoga istiqomah.
Dan semoga selalu teduh.
Komentar
Posting Komentar