Bang Gu Poong dan Hak untuk Bermain

Di sebuah kumpulan tulisan yang ditulis oleh anak remaja, berjudul I love Mom, salah seorang remaja dari kelas ekonomi atas berkesah tentang kematian yang dihadapi temannya karena kesalahan diagnosa, rumah sakit yang tidak cepat tanggap dan tenaga medis yang kurang. 

Dari cerita itu dia ingin bilang, bahwa sebagai anak yang terlahir di lingkungan kaya raya bukan berarti ia bebas dari masalah dan problematika negeri ini. Dia ingin bilang bahwa setiap anak juga menghadapi masalah yang sama yang dihadapi orang dewasa, hanya saja mereka tidak piawai menghadapinya. 

Mereka tertekan, mereka ketakutan, mereka diburu target, mereka besar dengan tuntutan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang kadang disepelekan orang dewasa. 

10 hak anak berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989 yang ramai dibagikan di hari anak kemarin, pasti kita sadari ada beberapa bunyi yang masih harus terus diingatkan, pada orang tua, pada sekolah, dan pada lingkungan tempat anak anak tinggal. 

Terkait hal pertama mereka yaitu HAK untuk Bermain. 

Lalu siang kemarin, saya bertemu Bang Gu Poong, dalam serial Extraordinary Attorney Woo di episode 9. Bang Gu Poong mendeklarasikan dirinya sebagai Panglima Tentara Pembebasan Anak anak. 

Di satu hari sepulang sekolah, dia membajak bus yang seharusnya mengantar anak anak dari sekolah menuju akademi, semacam tempat les atau bimbingan belajar. Di Korea, lewat dramanya secara gamblang kita diberi tahu bahwa anak anak sejak sekolah dasar dituntut belajar sangat keras. Dari pagi hingga malam. Dengan istirahat yang minim dan tugas sana sini. 

Bang Gu Poong dengan gaya yang khas mengajak anak anak untuk bolos dari akademi dan ikut dia untuk bermain, tidak ada paksaan apalagi penculikan. Anak anak mengikutinya dengan sadar dan mungkin lebih tepatnya penasaran. 

Sepanjang hari itu, Bang Gu Poong menunjukkan kepada anak anak bahwa mereka bisa bersenang senang dengan mengeksplorasi alam dan diri mereka, dengan tertawa, berlari, menari, dan berbahagia. Hal hal sederhana yang tidak banyak didapatkan anak anak di sana dan mungkin di sekitar kita. 

Tindakannya yang dianggap kejahatan dan membahayakan membuatnya menjalani proses sidang dimana dia tidak ingin menyesali perbuatannya. Dia melakukannya dengan sadar dan ingin membuat anak anak itu juga sadar bahwa mereka berhak untuk bermain, berbahagia dan tumbuh sehat. 

Saat pengacara Woo bertanya pada anak anak tentang pengalaman mereka hari itu, seorang anak berbisik padanya

"Aku ingin bermain seharian, aku ingin dibebaskan."

Umumnya, bahasa kita pada anak anak adalah bahasa "sok tahu". Bahasa yang tidak ingin mendengarkan keinginan dan kebutuhan mereka, bahasa yang kita sering namai kasih sayang namun wujudnya jauh berbeda. 

Anak anak yang ditampilkan dalam serial ini adalah anak anak dari golongan menengah ke atas, yang menurut kita punya privelege, menurut kita tidak menghadapi masalah berarti. Tapi salah, mereka juga menghadapi masalah yang tidak ringan yang bisa kita deteksi hanya jika kita mendengarkan mereka. 

Privelege yang paling anak anak butuhkan adalah orang tua dan orang dewasa di sekitar mereka yang selalu sadar untuk tidak menjadikan mereka objek semata. 

Biarkanlah anak anak tumbuh dengan cara yang mereka pilih dan inginkan, kita hanya bisa memfasilitasi, mengajaknya diskusi, memberikan pertimbangan, menyediakan sarana belajar atau yang paling sederhana, mendengarkan mereka

Selamat hari anak, guys. You all deserve better.

Ibu Nhytha

Moncongloe, 29 Juli 2022

Komentar

Postingan Populer