Rekah dan Tulisan Namanya
Siang ini, saya sedang nonton Malaka Cinematic Podcast yang menghadirkan Joko Anwar yang barusan rilis film terbarunya Pengepungan di Bukit Duri. Di samping saya, Rekah sedang main game pake tablet nya Suar yang tahun lalu ia beli sebagian pake uang tabungannya.
Menuju akhir podcast, Rekah tiba-tiba meminta saya melihat ke screen tablet. Dimana ada tulisan namanya, Rekah. Itu pasti ditulis karena fontnya di beberapa bagian agak bengkok. Tapi bukan itu poinnya.
Saya fokus pada intonasi suara dan mimik wajah Rekah saat meminta saya berpaling ke screen tablet. Ada kebanggaan yang ia ingin tunjukkan. Sama seperti saat pertama kali kamu dapat prestasi apa saja pertama kali di sekolah dan tak sabar pulang ke rumah ingin menyampaikan kabar gembira itu ke seisi rumah.
Segera saya menunjukkan respon yang tak kalah bahagia dan bangga ke Rekah. “Rekah yang tulis sendiri ini?”, tanya saya. Iya, jawab Rekah semakin bangga. Wajahnya bilang begitu. Saya lalu memintanya tidak beralih dulu ke stage game berikutnya. Saya mau mengabadikan ini dengan foto dan cerita. Saya lalu mengambilkan ponsel di kamar lalu meminta Rekah berpose di samping nama yang ia tulis sendiri. Lalu seperti biasa, setelah jepretan selesai Rekah meminta untuk melihat hasilnya sambil tersenyum manis. Kaya ibunya. Hahaha.
Bagi saya ini peristiwa penting. Berani mengekspresikan kebahagiaan dan mau membagikan kebahagiaan ke orang terdekat bukan perkara mudah. Bukan begitu?
Kadang kita lebih memilih untuk memendam apa yang kita rasa atau telah capai karena merasa tak penting juga. Atau karena sekian upaya sebelumnya, toh tak ada yang memberi reaksi apalagi apresiasi. Jadi ya sudahlah. Sayangnya pilihan sikap seperti itu biasanya akan ngefek ke banyak hal. Salah satunya bikin pencapaian jadi hal biasa saja. Dan parahnya bikin kita enggan bermimpi. Padahal di republik yang entah ini. tinggal mimpi yg bisa kita pegang dan percaya.
Karena itu, catatan singkat ini jadi pengingat bagi Rekah klo hari ini ia berhasil menulis namanya dengan sangat rapi. Dan saya sebagai bapak dan tukang garuknya setiap sebelum tidur sangat bangga banget. Klo kelak jadi apapun yg ada urusan dengan tulisan, ingatlah hari ini. Hehe. Serta tentu yang tak kalah penting ini jadi pengingat buat saya untuk mengapresiasi setiap capaian, sesederhana apa pun itu. Tidak hanya untuk anak sendiri, tapi juga untuk mahasiswa di kampus atau siapapun. Dengan begitu, kita selalu akan memberi energi untuk keberlanjutan hal hal baik.
Anyway, Good job cantipku.
Komentar
Posting Komentar