Menunggu 13
![]() |
http://www.jogjastock.com |
Sejak lama angka 13 menjadi
momok yang terkesan angker dan menakutkan. Paling tidak seperti itu yang
dikesankan banyak orang. Saat masih kecil, saya ingat betul kalau tiap malam
jum’at stasiun tivi TVRI selalu memutar serial Friday The 13th. Serial
yang hampir keseluruhan adegannya membuat bulu kuduk berdiri, apalagi saya yang
masih anak-anak saat itu. Pundak siapa pun yang berada dekat denganku pasti
akan menjadi benteng persembunyian saat adegan-adegan menyeramkan diiringi musik
yang mendukung kesan horor tiba-tiba muncul dan mengagetkan.
Seorang teman juga pernah
berkisah. Suatu saat, ia ingin bertemu dan mewawancarai AA Gym yang kebetulan
ada acara di Makassar. Temanku ini memang berprofesi sebagai penyiar salah satu
radio kampus di Unhas. Nah, si teman ini lalu datang ke hotel tempat Sang Da’i ini
menginap. Oleh resepsionis, temanku ini diberitahu kalau tokoh yang dicarinya
itu menginap di kamar nomor 13. Tanpa pikir panjang temanku ini langsung
beranjak mencari kamar yang dimaksud. Dan alangkah herannya dia ternyata kamar
no 13 itu tidak ada. Setelah kamar 12, tak ada kamar 13 dan selanjutnya adalah
kamar 14. Setelah bertanya sana sini, barulah temanku ini tahu kalau memang tak
ada hotel yang memiliki kamar nomor 13 karena alasan-alasan supranatural. Apa
benar begitu? Entahlah. Yang jelas setelah mengetahui info itu, si teman baru
sadar kalau saat itu dia dikerjai oleh si resepsionis.
Seterusnya, banyak lagi kisah
unik dan kebanyakan spooky tentang
angka 13 ini. Dan dari banyak kisah dan cerita itu banyak orang yang lalu “menjauh”
dari angka ini.
Beberapa hari lalu, dari media
sosial kudapat kabar gembira. Saya dan para “peraya” yang lain memang sudah
lama menunggu kabar gembira itu. Dalam beberapa hari kedepan, ben-benan FSTVLST
akan hadir di panggung sebuah event, tentu untuk merayakan kesetaraan dan kebahagiaan
yang selalu sederhana. Panggung kali ini, minimal bagi saya, pasti akan begitu terasa
nuansa keakrabannya karena ia dibalut kerinduan. Kerinduan yang cukup lama
terpendam. Betapa tidak, kabar ini bisa dikatakan seperti sebuah kejutan
setelah beberapa bulan sebelumnya mereka, FSTVLST, mengabarkan bahwa tak akan
ada panggung sebelum album yang baru selesai. Karena alasan itu pula, sehingga
bagiku kerinduan yang terpendam itu, bukanlah kerinduan yang layu tap
sebaliknya ia adalah kerinduan yang bugar dan penuh harapan.
Suatu waktu, sebelum kabar
gembira ini terkabarkan, kusempat mengungkapkan perasaan rindu itu dalam kotak
140 karakter akun media sosialku. “jika
saja ada panggung FSTVLST dalam waktu dekat, pasti akan menjadi sublimasi yang
apik saat ini.” Penggalan kerinduan ini betul-betul bukan hanya curahan
hati, tapi ia juga adalah mimpi pelipur lara. Untuk hari-hari yang agak sulit
dan berat belakangan ini, maka panggung FSTVLST yang penuh peluh, gesekan namun
akrab dan bersahabat pasti akan menjadi pelipur lara itu.
Hampir setiap hari, kuawali
pagi dengan berbagai aktivitas. Salah satunya dengan membuka akun ben-benan
yang sering menjumpai para “peraya” dengan sapa yang santun dan akrab menjawab
tanya saat gulita begitu pekat, berharap mendapat bocoran lirik-lirik dalam
makna dari buku hitam itu. Dan tentunya berharap ada kabar gembira pelipur lara.
Dan beberapa hari lalu, berita gembira pelipur lara itu kubaca dari kotak 140
karakter akun media sosialku. Saya bergembira dan segera mengabarkannya ke
semesta. Hahaha…
Saya, dan para peraya menunggu
hari itu. Kami menunggu tak sabar. Meski ia di 13.
Salam
Bobhy,
X Code, 7 April 2012
menunggu di 13 , menghitung mundur.
BalasHapus4..3..2..1 :)