Jangan Berhenti di 15!

Sepertinya setiap orang pernah merasakan turning point dalam banyak bentuk dan peristiwa yang kemudian mengubahnya menjadi lebih baik atau menjadi sesuatu yang baru dalam makna yang baik. Konteks menjadi sesuatu yang baru tak melulu dalam hal yang besar-besar dalam hal spiritualitas misalnya. Perubahan tersebut bisa saja sepele bagi kita yang melihatnya. Tapi bagi yang merasakan, itu bisa jadi hal besar dalam hidupnya.

Dan mungkin begitu yang dirasakan kakak maha awal Januari tahun lalu. Saat itu, Ibunya menawarinya untuk mengikuti sebuah program perkampungan Inggris yang diadakan oleh mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Muslim Indonesia. Kegiatan ini rutin mereka lakukan setiap tahun sejak Puang Nanang masih berstatus mahasiswa di Prodi tersebut setahun sebelum Reformasi meletus. Bahkan Ibunya maha juga pernah mengikuti program tersebut saat ia masih duduk di bangku SMP kalau tak salah. Kegiatan ini dilaksanakan di Asrama Haji Sudiang. Dan target pesertanya tentu adalah mahasiswa.

Setelah melalui proses diskusi dengan kakak maha dan memastikan bahwa semua ketakutan dan kekhawatirannya relatif bisa diatasi, akhirnya ia setuju untuk mengikuti kegiatan yang berdurasi 14 hari itu. Sebagai disclaimer, seingatku kakak maha belum pernah sekalipun ada di momentum dimana tak ada kami atau minimal keluarga Bone didekatnya. Dan kakak maha masalahnya bukan tipe yang bisa cepat berbaur dan bergaul dengan orang baru. Diminta ke tetangga sebelah saja menanyakan sesuatu, ia gentar. Saat masih bersekolah reguler pun begitu, teman-teman barunya dihitung jari. Interaksinya pun hanya urusan pelajaran.

Tapi kalau ditanya, dari mana asal muasalah karakter introvert ini, saya harus mengakui itu datang dari saya. Mungkin bakal banyak yang tak percaya, tapi saya mengenal dan merasakan betul apa yang maha rasakan, takutkan, khawatirkan ketika harus berinteraksi dengan orang-orang baru. Saya tidak yakin pasti, tapi bisa saja itu alasan bapak dan ibu dulu mengirim saya ke pondok. Dan karenanya saya berterima kasih.

Meski kakak maha akhirnya memutuskan untuk ikut di program ini, tapi kami siap dengan segala drama yang bakal muncul. Dan itu sudah terjadi saat kami mengantarnya ke asrama haji. Wajah cemas dan gundah itu saya kenal sekali. Saya seperti dibawa ke masa saat bapak mengantarku ke pondok di hari pertama. Air mata tertahan di benteng terakhir pertahanannya. Menunggu jebol dan mengalir deras tak tertahan. Tapi kami terus meyakinkan kakak. Bahwa ia pasti bisa. Toh kami angkat menjenguknya setiap hari. Dan kemudian di minggu pertama itu jadi agenda rutin kami. Bahkan sekali kami pernah mengizinkannya untuk pulang ke rumah. Dan seperti akal bulus santri yang tak mau balik kembali ke pondok, itu pun berusaha kakak lakukan. Tapi kami mengingatkannya jika ini adalah momentum penting. Jika ia terus lari dan menghindari kekhawatirannya, maka akan selalu seperti itu. Dan alhamdulillah di minggu berikutnya kakak mulai menikmati program. Kami tak mesti lagi mengunjunginya setiap hari. Ia bahkan sudah mulai memiliki teman-teman se kamar yang semuanya adalah mahasiswa. Ia bahkan sering dijadikan tempat bertanya tentang kosa kata atau hal lain terkait bahasa Inggris. Soal ini, kami memang tak mengkhawatirkan kakak maha. Sejak kecil ia telah menunjukkan antusiasme soal bahasa. Bahkan nampaknya ia lebih fasih berbicara dalam bahasa Inggris dibanding saya dan ibunya.

Momentum kakak mengikuti program Kampung Inggris ini menururtku adalah titik balik penting bagi kakak maha. Banyak yang berubah setelah itu. Ia tak lagi terlalu canggung jika harus berinteraksi dengan orang baru. Indikatorku sederhana. Kalau misalnya kami sedang di perjalanan dan harus singgah untuk membeli sesuatu atau bertanya ke orang di pinggir jalan dan tugas itu kami berikan ke kakak maha, ia tak lagi mesti berpikir berkali-kali atau turun secara terpaksa. Melihat itu tentu saya sangat senang sekali. Dan puncak pembuktian yang lain saat ia dan adiknya mengikuti program Kampung Inggris lain akhir Desember kemarin. Tak ada lagi drama seperti tahun sebelumnya. Menururtku ini bukan karena Suar kali ini ikut serta tapi karena kakak maha relatif sudah bisa mengatasi kekhawatirannya atas hal-hal baru dan segala kemungkinan lainnya. Semoga selalu seperti itu.

Menjelang 15 tahun usianya, kakak maha juga memulai kegemaran-kegemaran baru. Menjelang akhir tahun kemarin, ia gemar mendengarkan dan menonton lalu kemudian mencari tahu band-band dalam dan luar negeri. Seingatku, the Panturas adalah band yang cukup awal ia dengar. Setelah itu, ia sungguh eksploratif. Itu biasa ia lakukan pagi setelah shalat subuh. Genrenya beragam. Mulai dari The Beatles, Fugazi, hingga The Strokes. Sekarang ia senang sekali mendengar Silampukau. Kegemarannya mengeksplor musik-musik baru kemudian mendorongnya untuk menyentuh kembali gitar akustik pemberian Tante Faj saat ia hendak mengikuti kursus gitar. Ia cukup lama menelantarkan gitar itu. Ia lalu mulai mempelajari part melodi beberapa lagu yang ia senangi.

Suatu saat saya menantangnya untuk menuliskan ulasan singkat band-band atau lagu yang ia dengarkan saat belajar. Dan senangnya saya karena tulisan itu jadi. Dan beberapa band yang ia tulis, tak saya kenal. Atau kalaupun sya kenal bandnya, misalnya The Beatles, tapi lagu yang ia pilih sungguh asing di saya. Tapi pengetahuan saya soal band-band kan memang sangat ala kadarnya.

Di tengah kegemaran-kegemaran barunya, kakak maha alhamdulillah tetap rajin bersama kawan-kawan kompleksnya menjadi pemakmur masjid samping kompleks. Mereka bahkan berebutan menjadi yang pertama ke masjid untuk melantunkan azan. Atau sekadar iqamah. Semoga kakak dan adik Suar serta kawan-kawannya tetap istiqomah.

Awal Januari kemarin kakak maha merayakan usianya yang ke 15. Doa-doa baik kami haturkan ke Sang Maha Segala. Semoga kakak maha terus menjadi anak yang soleh, tetap belajar dan mengembangkan diri dan jadi kakak yang baik untuk adik Suar dan Rekah. Oh iya, kakak maha berencana untuk kembali ke sekolah formal saat SMA nanti. Semoga hal-hal baik terus menaungi kakak.

Terakhir, Seringai boleh Berhenti di 15 tapi kakak mesti terus melaju. Bismillah.

Selamat 15 Kakak Maha.

BapakmahaSUarRekah, 21 Januari 2024

Komentar

Postingan Populer