Love Sick Girl nya Ibu


Rekah lahir di tengah kondisi dimana pertemuan menjadi sangat terbatas. Rumah yang biasanya ramai, didatangi banyak orang, sejak awal tahun juga menyepi. Tidak ada kegiatan, perpustakaan ditutup. Sesekali beberapa teman datang, beberapa pembeli berkunjung, namun intensitasnya jaaauh berkurang.

Kondisi ini menurut pengamatan saya, memberi pengaruh yang cukup besar untuk perkembangan Rekah.  Tidak seperti kakak MahaSuar, Rekah tumbuh hanya bersama kami di rumah. Intensitas bertemu orang di tempat umum, juga bisa terbilang jari dalam sebulan. 

Bisa jadi, karena itu Rekah membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan orang baru. 

Hari-harinya yang  hanya ada kami, membuatnya kesulitan merasa aman dan nyaman dengan orang baru. Bahkan, kk maha yang dulu menemaninya tidur dan menjaganya menjadi asing karena dia ditinggal ke Bone selama hampir dua bulan.

Rekah sangat tergantung pada saya, bapak komrad bahkan tidak begitu punya jurus jitu untuk menenangkan Rekah jika dia mulai menyadari saya tidak di dekatnya. Dia akan menangis. Pilu dan menyedihkan. Air matanya tumpah ruah. Mukanya memerah, nafasnya tersengal-sengal. Sedih lah melihatnya. Tapi, jika saya tetiba datang, seketika pemandangan itu langsung sirna. Berganti tawa sumringah nan lebar tanpa gigi. 

Saat shalat, agar tenang, dia sengaja dibawa di samping saya dan menunggui saya hingga selesai. Kegiatan lain yang sifatnya tidak fardhu, saya lakukan saat dia sedang tidur atau saya lakukan dengan gerakan kilat, yang membuatnya tidak menyadari kalau saya tidak di sampingnya.

Jika bertemu orang baru, Rekah seolah melakukan screening test tanpa berkedip apalagi tersenyum. Dan sesekali memonyongkan mulutnya. Anehnya, hal itu terlihat sangat lucu. Sebenarnya, dia terbuka bermain, tertawa, menunjukkan satu dua kemampuannya berceloteh sambil bersenang-senang bersama orang lain hanya jika saya ada di sampingnya. 

Dunia Rekah hingga umur 9 bulan ini memang adalah saya ibunya, yang konon katanya memiliki tanduk emas yang hanya bisa dilihat si bayik. Kalau versi Blackpink, Rekah sudah masuk kategori love sick girl nya Ibu. Dalam Bahasa yang kita kenal, Rekah sungguh jadi bucinnya ibu. Bucin sebucin bucinnya. Apakah salah menjadi bucin?

Dalam hubungan, bucin sering dikategorikan salah satu indikasi toxic relationship. Apalagi jika hanya dilakukan satu pihak saja, terlalu bergantung, terlalu mencinta, terlalu over dan dianggap tidak akan bertahan lama. 

Tapi, ada versi menarik yang saya dapat dari drama Korea berjudul Something in The Rain, menurut perempuan di drama ini, bucin adalah totalitas mencintai. Saat dia punya kesempatan mencintai seseorang, dia memutuskan menjadi bucin. Karena kesempatan mencintai seseorang tidak selalu mudah untuk didapatkan. Jika kelak berpisah, ia tidak perlu menyesali apa-apa, karena telah menunjukkan cintanya dengan sungguh.

Lalu perkara Rekah jadi bucinnya ibu, apakah mengganggu? Tentu tidak. Saya menikmati setiap momen ini, sebagai moment emas yang tidak akan terganti. Seperti kk MahaSuar, saya tau dengan pasti waktu akan mengenalkannya banyak hal dan literally, perlahan akan melepaskan pelukan ibu. Dia akan berjalan, berlari bahkan mungkin terbang meski ibu tidak di sampingnya. 

Lalu, apa ini melelahkan? Pasti iya. Apalagi seperti beberapa hari lalu saat dia sedang sakit. Dia tidak mengijinkan saya meninggalkannya sedetikpun. Walhasil, saya juga kelelahan dan ikutan sakit. 

Tapi, sekali lagi. Saya menikmatinya. Sesekali mengeluh,iya. Saya toh bukanlah ibu tanpa celah. Tapi saya sungguh menikmatinya. Rekah menunjukkan limpahan cinta yang membuat saya merasa sungguh beruntung menjadi ibunya. Dia menunjukkan cintanya tanpa syarat dan hanya pada saya. Saya mensyukurinya. Dia menunjukkan pada dunia jika saya adalah semesta baginya. Hal tersebut sungguh membanggakan dan membahagiakan.

Jenny bilang  dalam lagunya "no doctor could help when I'm love sick". Karenanya, ibu siap siaga 24 jam7 hari di dekatmu. Don't worry, Rekah. I'm here. Beside you. Always. 

Tapi, setelah membaca tulisan ini, sepertinya saya yang bucin deh ke Rekah. Hehehe. Dan kayanya' hampir semua ibu sepertinya bucin ke setiap anaknya, deh. Bucin dengan cara yang kadang tidak kita mengerti.

Ibu Maha Suar, 3 Nov 2020

Komentar

Postingan Populer