11 Tahun yang Rock ‘N Roll dan Rasa Syukur Kami
Saya
merasa menjadi bapak dan suami rock ‘n roll itu bukan saat bisa mengajak istri
dan anak-anak nonton konser dan pulang penuh peluh. Sebaliknya saya merasakan itu justru ketika
pergi membawa tumpukan pakaian kotor di laundry self service lalu memasukkan cucian kedalam mesin dan menunggunya
sampai selesai. Dan tentu saya tidak sendiri di laundry itu. Saya berjumpa
banyak bapak-bapak rock ‘n roll lainnya. Mereka yang dengan nyata melawan
patriarki dengan cara yang paling politik keseharian. Memutus anggapan dan
mungkin ajaran jika yang harus mencuci pakaian adalah istri. Deh kurang rock ‘n
roll apa itu?
Cerita
tentang saya yang akhirnya rutin dan terbiasa meski sesekali agak malas
melakukan aktivitas mencuci adalah bagian dari deretan cerita tentang kami yang
terus berusaha membuat banyak pilihan untuk menyiasati hidup yang sepertinya
selalu mengarahkan kita untuk menjadi tak berselera dengan pilihan yang hanya
hitungan jari di tangan. Bagian dari ikhtiar kami untuk menikmati setiap inci
kehidupan dengan cara-cara yang membuat kami bisa terus saling menyapa, berbagi
harapan dan kemungkinan bersama banyak kawan dan saudara. Dan hingga kini kami
masih berdiri dengan nilai-nilai seperti itu. Iya, hingga kami di 11 tahun
tepat hari ini.
Hingga
di 11 tahun ini kami terus bersyukur karena masih diberi kesehatan dan yang
paling penting hasrat untuk meluangkan waktu memikirkan dan mengerjakan banyak
mimpi-mimpi kecil tentang kebahagiaan-kebahagiaan sederhana.
Menyusun
naskah pementasan lalu dipentaskan bersama, memikirkan tampakan baru KBJ lalu
bersama memindahkan lemari dan perkakas KBJ yang tak seberapa, bercita-cita
punya kebun kecil lalu kita mencangkul dan mananaminya bersama, membayangkan
Suar dan Maha tumbuh dengan cara belajar yang tak hanya mengandalkan sekolah
lalu kita pikirkan dan kita berusaha istqomah berbagi peran menjadi pengajar
yang baik bagi mereka meski saya selalu seolah menyerah, membayangkan anak-anak
bisa tumbuh bersama ruang bermain yang sehat lalu kita mewujudkan agar teater
anak menjadi nyata dan banyak mimpi-mimpi kecil lain yang akhirnya terwujud dan
membuat kita tersenyum bahagia.
Pilihan-pilihan
yang kami jalani hingga 11 tahun hari ini tentu tak selalu mulus dan mudah
dijalani. Ada masa dimana bayangan untuk menyerah datang menyergap dan seolah tak
ada pilihan selain menyerah kalah dan kembali jalur aman dan nyaman. Tapi saya
terus bersyukur karena dikaruniai pendamping yang tidak hanya menguatkan tapi
darinya gagasan-gagasan yang seringkali tak terpikirkan oleh saya lahir. Ia
pembelajar yang luar biasa, darinya saya belajar soal keberanian yang
menyelamatkan.
Terima
kasih komrad untuk 11 tahun yang rock n’ roll ini. Semoga kita selalu
istiqomah.
Komentar
Posting Komentar